“KITOSAN” Polimer Kationik yang Meningkatkan Ambilan Sel dan Efek Toksik pada Sel Kanker

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi dari Alodokter

Asam ursolat (AU) merupakan senyawa triterpen pentasiklik yang banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan yang memiliki banyak khasiat untuk kesehatan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Asam Ursolat memiliki aktivitas yang poten sebagai anti-kanker, an juga mampu mempercepat regenerasi sel hati, memulihkan fungsi normal sel hati yang rusak oleh adanya hepatokarsinoma atau kanker hati, dan melindungi integritas hepatosit terhadap kerusakan.

Di sisi lain, penggunaan Asam Ursolat dalam terapi sangat dibatasi oleh daya absorbsi biologis (permeabilitas) serta kelarutannya dalam air yang buruk.  Penggunaan Niosom sebagai pembawa obat untuk hantaran Lawsone, suatu obat anti-kanker yang juga memiliki menunjukkan dan permeabilitas yang buruk, dilaporkan dapat meningkatkan efek sitotoksisitasnya terhadap sel kanker. Peningkatan efek sitotoksik ini karena adanya internalisasi niosom ke dalam sel kanker payudara MCF-7 yang lebih baik dibandingkan bentuk obat bebasnya dan adanya efek pelepasan berkelanjutan yang dihasilkan.

Dilaporkan bahwa mekanisme pengangkutan Niosom ke dalam sel adalah melalui aktif terkait dengan jalur endositosis. Kitosan, suatu polisakarida alami yang bermuatan positif (polimer kationik) dilaporkan mempengaruhi ambilan seluler in vitro secara signifikan akibat adanya interaksi elektrostatik dengan membran sel yang bermuatan negatif.

Untuk itu, tim peneliti dari Fakultas Farmasi UNAIR saat ini mengembangkan Niosom yang  tersusun atas Span 60 dan Kolesterol untuk hantaran Asam Ursolat. Terlebih lagi, dilakukan upaya peningkatan efektivitas hantaran obat dengan pelapisan kitosan pada Niosom Asam Ursolat tersebut.

Hasil menunjukkan bahwa pelapisan Kitosan meningkatkan ukuran partikel Niosom Asam Ursolat serta menyebabkan muatan partikel yang lebih positif. Pelapisan kitosan dapat terjadi oleh adanya interaksi elektrostatik antara permukaan Niosom yang cenderung bermuatan negatif dengan gugus amonium dari Kitosan. Interaksi ini juga menyebabkan perubahan zeta potensial pada Niosom menjadi lebih positif. Selanjutnya, hasil uji in vitro menunjukkan bahwa pelapisan kitosan dapat meningkatkan sitotoksisitas Niosom Asam Ursolat terhadap sel karsinoma serviks HeLa; namun, hasil uji pada sel lain, yakni sel hepatokarsinoma Huh7it menunjukkan sitotoksisitas Asam ursolat yang kurang sensitif jika dibandingkan dengan sel HeLa. Dengan pelapisan kitosan, terjadi penurunan nilai IC50 dari Niosom Asam Ursolat, yang menunjukkan aktivitas anti-kanker yang lebih baik. Hal ini Hal ini mungkin dikarenakan muatan permukaan Niosom yang lebih positif karena adanya pelapisan Kitosan dapat meningkatkan interaksi bio-nano dengan muatan permukaan negatif membran sel yang mengakibatkan peningkatan serapan sel dan sitotoksisitasnya.

Pengamatan mikroskop fluorosensi pada sel HeLa yang diinkubasi dengan Niosom Asam Ursolat yang dilabeli Coumarin-6 pada bagian bilayer membrannya selama dua jam menunjukkan bahwa Niosom dengan pelapisan Kitosan memiliki intensitas fluoresensi Coumarin-6 yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang tanpa pelapisan Kitosan. Hal ini menunjukkan Kitosan meningkatkan ambilan seluler dari Niosom Asam Ursolat. Terlebih lagi, dengan adanya penambahan Genistein atau Sukrosa, dimana masing-masing berperan sebagai inhibitor endositosis dari jalur caveolae atau clathrin, Niosom Asam ursolat menunjukkan intensitas fluoresensi sel yang relatif sama dengan kelompok yang tanpa penambahan inhibitor. Sebaliknya, hasil uji sampel Niosom Asam Ursolat dengan pelapisan Kitosan menunjukkan bahwa kelompok tanpa inhibitor memiliki kadar yang jauh lebih rendah dibandingkan kelompok dengan penambahan Genistein. Ambilan seluler Niosom Asam Ursolat dengan pelapisan Kitosan ditingkatkan dengan adanya genistein sebagai penghambat endocystosis yang dimediasi caveolae, tetapi tidak ada perbedaan signifikan yang diamati setelah penambahan sukrosa. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Niosom Asam Ursolat dengan pelapisan Kitosan mengalami ambilan sel utamanya melalui jalur endositosis yang dimediasi clathrin, sedangkan mekanisme serapan Nio-UA mungkint melibatkan kedua mekanisme tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dinyatakan bahwa Niosom Asam Ursolat dengan pelapisan kitosan mampu meningkatkan sitotoksisitas pada sel HeLa tetapi kurang sensitif untuk sel Huh7it. Perbedaan ambilan sel antara Niosom dengan dan tanpa pelapisan Kitosan juga perlu diselidiki lebih jauh untuk mengidentifikasi pengaruh penambahan kitosan pada jalur ambilan seluler guna hantaran dan efikasi pengobatan yang lebih baik.

Disusun oleh: Andang Miatmoko

Referensi: MIATMOKO, ANDANG et al. The effect of chitosan addition on cellular uptake and cytotoxicity of ursolic acid niosomes. Anais da Academia Brasileira de Ciências [online]. 2021, v. 93, n. 3 [Accessed 23 July 2021] , e20201850. Available from: <https://doi.org/10.1590/0001-3765202120201850>

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp