Peran Ekspresi Elastin terhadap Ketabalan Dinding Vagina pada Tikus Dara dan Model Post Partum

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Tumblr

Kehamilan menyebabkan beberapa perubahan perilaku biomekanik pada manusia maupun hewan, yaitu peningkatan kelemahan pada ligamen dan peningkatan distensibilitas vagina. Otot dasar panggul pada tikus juga manusia menunjukkan perilaku tertentu selama kehamilan, diantaranya peningkatan kakuan dan jumlah sarkomer merupakan proses melindungi dari trauma perineum saat melahirkan. Selama persalinan pervagina, otot puborektalis terpapar pada tingkat peregangan yang tinggi. Sementara satu mekanisme yang paling sering dikaitkan adalah melibatkan peregangan yang berlebihan pada dinding vagina dan introitus selama persalinan pervagina, proses patofisiologis mungkin berhubungan dengan peningkatan dimensi levator dan akibat trauma pada otot levator ani melalui avulsi (makrotrauma) atau distensi berlebihan (mikrotrauma). Hal tersebut menjadi dasar bahwa ada hubungan antara vaginal laxity dengan kehamilan dan persalinan.

Fungsi otot dasar panggul memainkan peranan penting dalam fungsi seksual  perempuan. Dimensi vaginal yang kecil dikaitkan dengan disfungsi seksual, terutama dyspareunia. Trauma otot levator ani yang terjadi saat melahirkan dikaitkan dengan peningkatan hiatus vagina yang berpotensi mempengaruhi fungsi seksual dan vaginal laxity. Pada tingkat seluler, otot vagina dan pelvic support dibentuk dari integritas  jaringan ikat dan perlekatan antara vagina, dinding samping panggul, dan otot levator ani. Jaringan ikat yang mendasari vagina dan struktur di sekitarnya mengandung kolagen, elastin, glikoprotein, hyaluronan, dan proteoglikan dan secara aktif dirancang ulang sepanjang masa hidup wanita, terutama selama masa perubahan hormon.

Elastin adalah protein matriks ekstraseluler yang memberikan sifat elastis yang diperlukan untuk organ dan jaringan, terutama yang membutuhkan elastisitas atau terlibat dalam siklus pemanjangan dan penyusutan. Elastin memainkan peran penting dalam fungsi banyak jaringan, misalnya paru-paru, pembuluh darah, katup jantung, ligament, tendon, dan kulit. Elastin terdiri dari 90%  serat elastis dan membentuk inti internal, dikelilingi oleh selubung mikrofibril yang    tidak bercabang. Elastin hanya terdiri sekitar 2-4% dari berat kering kulit manusia, namun elastin memiliki fungsi struktural yang penting yaitu memberikan dukungan mekanis dan terlibat dalam banyak proses pensinyalan sel. Seiring bertambahnya usia maka elastogenesis semakin berkurang.

Berdasarkan pemahaman tersebut maka perlu melihat peran elastin terhadap ketebalan dinding vagina pada tikus dara dan post partum dan mekanisme elastin tersebut pada proses vaginal laxity dan distensibilitasnya pada mukosa epitel vagina. Sampel tikus betina (Rattus norvegicus) sebanyak 32 ekor yang terbagi menjadi 2 kelompok: tikus kontrol (C0) merupakan tikus betina dara yang belum pernah melahirkan dan nantinya dikorbankan pada hari ke dua. Tikus kelompok kedua (C1) merupakan tikus bunting dan dikorbankan pada hari ke dua setelah partus.

Hasil uji menunjukkan bahwa median ekspresi elastin pada kelompok C1 post partum lebih tinggi (3 ± 0.56) daripada kelompok C0 tikus dara (2.85 ± 0.75).  Rerata ketebalan dinding mukosa epitelium vagina kelompok C0 (56,8931 µm) lebih tebal daripada kelompok  C1 post partum (44,98349µm). Perbandingan ketebalan epitel mukosa vagina antara kedua kelompok menunjukkan perbedaan yang signifikan. Ekpresi elastin juga berkorelasi positif signifikan terhadap ketebalan epitel dinding vagina (p = 0.033; α < 0.05). Peningkatan ekspresi elastin pada kelompok tikus post partum karena elastin dimodulasi oleh peran hormon estrogen yang mempengaruhi matriks ekstraseluler dan fibroblas dan berefek juga terhadap produksi kolagen. Fungsi mukosa epitelium juga tergantung dari level estrogen dan berfluktuatif selama hidup wanita selama siklus menstruasi. Saat masa kehamilan, rerata level estradiol wanita mencapai kadar 20.000pg/ml.  Lapisan lamina propia vagina umumnya mengandung fiber kolagen dan elastin dengan peningkatan pulsasi pembuluh darah perifer, pembuluh limfatik, dan saraf. Secara seluler saat post partum, ekspresi MMP-9 meningkatkan regulasi kolagen tipe I dan II serta elastisitas vaginal. Selain itu peran kritikal juga dipengaruhi oleh Fibulin-5 terhadap sintesis elastin sebagai regulatornya. Secara genetik, produksi elastin tersebut diregulasi oleh gen mRNA LOX-1. Produksi ini juga diperkuat oleh peran estrogen. Estrogen ini berpartisipasi memodulasi matriks ekstraseluler, otot halus, dan fibroblas terhadap produksi kolagen. Produksi estrogen yang bertahap menjelang partus mempengaruhi persiapan elastisitas dinding vagina dan mengatur integritas kelenturan dinding vagina saat partus.

Penulis: Prof. Dr. Widjiati, drh., MSi.

Sumber:

Setyaningrum T,  Listiawan MY, Tjokroprawiro BA, Santoso B, Prakoeswa CRS, and  Widjiati W  (2021).  Role of Elastin Expression in Thickening the Postpartum Vaginal Wall in Virgin and Postpartum Rat Models. World Vet. J., 11 (2): 228-234.

https://wvj.science-line.com/attachments/article/65/WVJ%2011(2)%20228-234,%20June%2025,%202021.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp