Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang di deklarasikan oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009. Batik memiliki sejarah dan nilai yang berharga. Setiap daerah di Indonesia umumnya memiliki ciri khas warna dan pola batiknya masing-masing. Salah satunya adalah batik Madura yang terkenal dengan ciri khas warna yang cerah dan berani. Desa Paseseh, Kecamatan Tanjung Bumi yang ada di Kabupaten Bangkalan Madura merupakan salah satu sentra kerajinan batik yang cukup terkenal di Indonesia.
Pembatik sering terpapar bahan kimia baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama pada saat proses pencelupan batik karena pewarna yang digunakan mengandung bahan kimia iritan. Paparan berulang pada kulit dapat merusak fungsi sawar kulit terutama pada area tangan. Kondisi ini menyebabkan kulit kering dan terjadi dermatitis kontak iritan. Keluhan yang timbul biasanya berupa kulit yang kering diserati rasa gatal, nyeri, atau sensasi terbakar. Dermatitis kontak merupakan penyakit akibat kerja yang paling banyak terjadi pada pembatik di Indonesia. Perlu dilakukan pencegahan untuk meningkatkan kualitas hidup para pembatik. Salah satu caranya adalah dengan penggunaan pelembab yang dapat memperbaiki fungsi sawar kulit. Pelembab yang cukup sering digunakan adalah pelembab yang mengandung Centella asiatica dan seramid.
Centella asiatica merupakan tumbuhan yang dipercaya memiliki efek melembabkan kulit. Centella asiatica mengandung bahan yang disebut dengan centelloids, yang tak hanya dapat memperbaiki sawar kulit dan menghidrasi kulit, tetapi juga berfungsi sebagai antioksidan, anti radang, dan juga dapat mempercepat penyembuhan luka. Seramid dikenal sebagai pelembab yang baik dan dapat memperbaiki fungsi sawar kulit. Seramid merupakan lemak alami yang berperan dalam menjaga kelembaban lapisan kulit. Selain itu seramid juga memberikan perlindungan pada kulit dari paparan bahan kimia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perbaikan fungsi sawar kulit pembatik setelah pemakaian krim pelembab yang mengandung Centella asiatica dan seramid dan juga membandingkan efikasi dari kedua bahan tersebut. Penelitian ini melibatkan 30 orang pembatik yang bekerja dalam proses pewarnaan batik. Para pembatik yang dipilih adalah yang memiliki kulit kering namun tidak memiliki gejala yang mengarah ke dermatitis kontak. Pembatik dibagi mejadi dua kelompok kemudian masing-masing diberikan secara acak krim yang mengandung Centella asiatica atau seramid dan diminta untuk mengaplikasikan krim tersebut pada tangan dan lengan dua kali sehari. Evaluasi dilakukan pada minggu kedua dan keempat setelah pengaplikasian krim.
Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa pemberian krim pelembab yang mengandung Centella asiatica dan seramid dapat memperbaiki fungsi sawar kulit dengan meningkatkan kadar hidrasi stratum korneum dan perbaikan pH kulit. Bila dibandingkan efektivitas dari kedua krim tersebut tidak didapatkan perbedaan yang signifikan. Pemberian pelembab yang mengandung Centella asiatica dan seramid diharapkan dapat memberikan perlindungan pada pembatik dari paparan bahan kimia dan dapat menurunkan risiko terjadinya dermatitis kontak, sehingga diharapkan dapat memperbaiki kualitas hidup para pembatik.
Penulis : dr.Sylvia Anggraeni,Sp.KK
Informasi lebih lengkap dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:
https://doi.org/10.1515/jbcpp-2020-0510
Role of Centella asiatica and ceramide in skin barrier improvement: a double blind clinical trial of Indonesian batik workers
Sylvia Anggraeni*, Menul Ayu Umborowati, Damayanti Damayanti, Anang Endaryanto and Cita Rosita Sigit Prakoeswa*
Journal of Basic and Clinical Physiology and Pharmacology 2021; 32(4): 589–593