Formulasi Ekstrak Bawang Dayak sebagai Sistem Penghantaran Obat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto dari Media Indonesia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan penyusun dan perbandingan yang berbeda pada SNEDDS yang mengandung ekstrak E. palmifolia. Sistem penghantaran obat self-nanoemulsifying (SNEDDS) adalah formulasi nanopartikel isotropik berbasis minyak yang mengandung surfaktan dan kosurfaktan. Sistem ini membentuk nanoemulsion minyak-dalam-air yang halus pada agitasi ringan, dalam media berair, misalnya, cairan saluran pencernaan (GI). Bawang dayak atau bahasa latinnya Eleutherine palmifolia, merupakan tanaman asli Kalimantan, digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Kandungan  Bawang dayak yang mampu berfungsi sebagai agen antikanker adalah naphthoquinone dan memiliki bioaktivitas sebagai antioksidan. Naftokuinon bersifat lipofilik dengan log p-nilai 3,933, sehingga kelarutan dalam air rendah. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu sistem penghantaran yang dapat meningkatkan bioavailabilitas naphthoquinone.  Bawang Dayak dalam bentuk ekstrak, dibuat self-nanoemulsifying drug delivery system (SNEDDS). SNEEDS memiliki keuntungan memberikan obat dalam bentuk terlarut ke dalam lumen saluran pencernaan (GI). Sehingga ketersediaan area antarmuka yang lebih luas untuk penyerapan obat.  Karakteristik SNEDDS dipengaruhi oleh komponen penyusunnya yaitu terdiri dari minyak, surfaktan, dan kosurfaktan.

Ekstrak E. palmifolia yang terkandung dalam SNEDDS diformulasikan dalam minyak kelapa murni, Miglyol 812 sebagai minyak, Tween 80 dan Transcutol sebagai surfaktan, serta propilenglikol dan PEG 400 sebagai kosurfaktan. Pengoptimalan desain formula terdiri dari delapan formula desain dan dalam lima formula rasio, sehingga total 40 formula dengan menggunakan komponen dan rasio yang berbeda dari minyak, surfaktan, dan kosurfaktan. Rasio yang digunakan adalah 1:1:1, 1:2:1, 1:3:1, 1:4:1, serta 1:5:1, dan komponen formula ditentukan berdasarkan hasil optimasi. Pada penelitian ini, 50 mg ekstrak E. palmifolia dicampur dengan mixed 10 g SNEEDS dan diaduk terus menerus selama 10 menit, menggunakan pengaduk magnit (Heidolph, Jerman) pada suhu 25 ± 2 °C, dan kecepatan 300 rpm. Selanjutnya, campuran dikarakterisasi, dan formula SNEEDS untuk karakterisasi dipilih berdasarkan kejernihan  dan tidak adanya pemisahan fase.

Sementara itu, pH masing-masing formula diukur menggunakan pH meter S220 (Mettler Toledo, USA). Persentase transmitan diukur menggunakan Spektrofotometer UV-Vis- 1.800 (Shimadzu, Jepang). Untuk analisis ini, 100 µL ekstrak E. palmifolia dalam self-nanoemulsifying drug delivery system dilarutkan dalam 100 mL akuades homogen selama 1 menit menggunakan vortex.  Absorbsi diamati pada panjang gelombang 650 nm. Apabila nilai absorbansi mendekati 100% menunjukkan tetesan dispersi yang dihasilkan oleh SNEEDS mencapai ukuran nanometer.

Uji waktu emulsifikasi SNEEDS  sangat diperlukan dan bertujuan untuk menentukan proses dan waktu yang diperlukan untuk membentuk nanoemulsi in vitro dengan pengamatan visual. Untuk analisis ini, artifisial cairan lambung (AGF) tanpa pepsin, dan dengan pH 1,2 ± 0,5 dan cairan usus buatan (AIF) tanpa pankreatin, dan dengan pH 6,8 ± 0,5, digunakan sebagai media uji. Secara umum, SNEEDS adalah sistem berupa prekonsentrat yang terdiri dari minyak, surfaktan, dan kosurfaktan secara spontan membentuk nanoemulsi pada pencampuran dengan media melalui agitasi ringan di saluran pencernaan. Pengujian dilakukan dengan meneteskan 100 µL E. palmifolia yang dimuat SNEEDS ke dalam 200 mL media menggunakan pengaduk (Heidolph, Jerman) pada suhu 37,0 ± 0,5 °C dengan kecepatan 100 rpm. Waktu atau waktu emulsifikasi diperlukan untuk membentuk nanoemulsi. Uji viskositas dilakukan dengan viskometer kerucut dan pelat (Brookfield, USA), menggunakan pelat stasioner (CP-40) yang diisi dengan 0,50–2,00 mL SNEEDS yang mengandung ekstrak E. Spalmifolia dalam cup sampel. Sampel harus bebas gelembung dan tersebar merata, dan cup nya dipasang pada viskometer dan dihidupkan. Selanjutnya, ukuran partikel emulsi yang terbentuk setelah merekonstruksi SNEEDS yang mengandung ekstrak E. palmifolia ditentukan menggunakan hamburan cahaya dinamis Nanowave II (Microtrac, USA), dengan cara formula diencerkan dengan perbandingan 1:10 b/b dengan aquadestilata, dan dicampur rata selama 1 menit. Sampel yang telah diencerkan dipindahkan ke dalam kuvet (model nano PTFE) dengan indeks bias 1,20 (rasio indeks antara fase minyak dan air). Semua uji yang dilakukan pada penelitian ini di replikasi sebanyak tiga kali.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik formula yang optimal mempunyai nilai transmitans di atas 90%, pH 5,10–5,20, viskositas 2,21–14,51 cP, waktu emulsifikasi di bawah 120 detik, dan ukuran partikel 24,71–136,77 nm. Kesimpulan: Formula optimal ekstrak E. palmifolia dalam SNEDDS, dengan komponen dan rasio yang berbeda  adalah Miglyol:Tween 80:PEG 400 pada rasio komponen 1:1:1 (Formula A) dan Miglyol:Tween 80:propilen glikol dengan rasio komponen 1:3:1 (Formula E).

Penulis: Esti Hendradi

Judul artikel: Formulation and characterization of Eleutherine palmifolia extract-loaded self-   nanoemulsifying drug delivery system (SNEDDS)

Link: https://www.degruyter.com/journal/key/JBCPP/html

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp