Trobosan Baru, Tanaman “ Hahapaan” Asli Indonesia sebagai Obat Kanker Payudara Asli Kalimantan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Flickr

Tumbuhan hahapaan yang memiliki nama ilmiah Flemingia merupakan salah satu tanaman endemik Kalimantan Tengah yang secara turun-temurun digunakan oleh masyarakat dayak untuk pengobatan organ reproduksi wanita, perawatan kulit, dan baru-baru ini digunakan sebagai penyembuhan obat kanker. Masyarakat suku dayak mengidentifikasi tanaman hahapaan dengan hal yang berbau mistis sehingga identik sebagai tanaman mistik. Namun, berdasarkan hasil laboratorium kimia organik bahan alam dari kelompok riset bahan alam FST Unair yang di Ketuai oleh prof Tjitjik Srie Tjahjandarie, menyatakan bahwa kandungan dalam tanaman ini memiliki kemampuan dalam menyembuhkan kanker. Bahkan salah satu jenis Hahapaan, yaitu Flemingia macrophylla terbukti mengandung senyawa yang aktif sebagai anti kanker payudara.

Studi fitokimia beberapa ahli sebelumnya terhadap Flemingia, menunjukkan bahwa Hahapaan mengandung senyawa golongan flavonoid dan isoflavonoid yang merupakan senyawa aktif. Daun dari tanaman Hahapaan banyak digunakan sebagai salah satu bahan ramuan obat Cina untuk obat kanker.

Penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Prof Tjitjik Srie Tjahjandarie dan Tim Riset Kimia Bahan Alam Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi, berhasil menemukan senyawa aktif baru Flemingin P dan Flemingin Q dari daun Flemingia macrophylla. Senyawa baru tersebut diujikan pada sel kanker payudara (sel 4T1 dan T47D) dan menunjukkan kekuatan yang sangat aktif.

Hahapaan yang memiliki Antioksidan Tinggi

Sebelum dilakukan uji terhadap sel kanker, senyawa aktif yang terdapat pada daun F. macrophylla telah diujikan antioksidan di laboratorium dan hasil penelitian menunjukkan senyawa turunan flavonoid yaitu calkon tergeranilasi memiliki aktivitas antioksidan yang sangat tinggi sehingga tidak heran jika keempat senyawa yang telah ditemukan pada daun F. macrophylla mampu menghambat pertumbuhan sel kanker payudara khususnya dalam menghambat fasa awal metastasis hingga apoptosis sel kanker.

Senyawa baru yang merupakan golongan flavonoid jenis calkon tergeranilasi yang ditemukan pada daun F. macrophylla belum pernah ditemukan sebelumnya, dan pertama kalinya ditemukan oleh prof Tjitjik Srie Tjahjandarie dan tim peneliti dari Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Hasil penelitian memberikan kontribusi yang sangat bagus bagi dunia kesehatan dalam upaya penemuan obat anti kanker yang berbasis pada bahan alam yang lebih aman. Penemuan senyawa Flemingin P-Q akan dipublikasikan pada jurnal Phytochemistry dalam waktu dekat ini.

Penelitian ini difokuskan pada tanaman Hahapaan bagian daun dan ranting yang memiliki peranan utama menghasilkan senyawa aktif yang sesuai dengan komsumtif masyarakat sebagai ramuan obat tradisonal. Selain itu, bagian daun merupakan bagian utama tanaman yang banyak mengandung senyawa metabolit sekunder daripada bagian lain yang tentunya berkaitan dengan adanya proses fotosintesis tumbuhan. Daun dan ranting hahapaan banyak ditemukan di desa Hajak, Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, dimana tanaman tersebut tidak sulit untuk ditemukan dan merupakan tanaman liar yang hidup di hutan dan diperkebunan masyarakat suku dayak. Identifikasi tanaman dilakukan oleh Ismail Rachman, ahli botani dari Herbarium Bogoriensis, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bogor.

Pada penelitian selanjutnya akan difokuskan pada eksplorasi Flemingia lainnya dari berbagai wilayah Indonesia, sehingga dapat dipetakan jenis-jenis Flemingia Indonesia yang dapat dijadikan sebagai sumber obat kanker dan dapat dikonsumsi dalam skala besar.

Penulis: Prof Tjitjik Srie Tjahjandarie,Ph.D

Link Jurnal: https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1874390021001154

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp