Kerapu cantang merupakan salah satu komoditas ikan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil ikan kerapu, salah satu komoditas ikan kerapu yang saat ini banyak diminati adalah ikan kerapu abstrak (Epinephelus sp.). Permintaan pasar terhadap ikan kerapu juga semakin meningkat, terutama untuk pasar dalam negeri. Jarak antara sentra budidaya dengan lokasi konsumen yang berjauhan, mengakibatkan perlunya sarana transportasi yang dapat menjaga kualitas dan kuantitas ikan selama proses pengangkutan. Ikan sangat mudah stres akibat penanganan dan pengangkutan, salah satu parameter hematologi yang dapat digunakan sebagai indikator stres pada ikan adalah jumlah leukosit. Leukosit adalah sel darah yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Leukosit membantu membersihkan tubuh dari benda asing, termasuk patogen yang menyerang melalui sistem respon imun dan respon lainnya. Kematian selama proses transportasi dapat disebabkan oleh paparan satu atau beberapa stresor sekaligus.
Transportasi ikan hidup memiliki beberapa masalah bagi ikan dan salah satunya adalah stres pada ikan. Banyak stressor yang dapat menyebabkan kematian ikan jika tubuh ikan tidak dapat mentolerirnya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi stres pada ikan yang dapat meningkatkan nilai survival dan menurunkan leukosit selama pengangkutan adalah dengan pemberian minyak cengkeh sebagai obat bius. Minyak cengkeh merupakan hasil penyulingan dari tanaman cengkeh dari daun, bunga dan batangnya. Minyak cengkeh memiliki sejumlah besar komponen eugenol yang bersifat sebagai stimulan, anestesi lokal, karminatif, antimetik, antiseptik dan antipasmedik. Minyak cengkeh dapat digunakan sebagai anestesi ikan sebelum menangani atau merawat pemijahan dan pengambilan sampel darah.
Penelitian penggunaan minyak cengkeh dengan konsentrasi 5, 10 dan 15 ppm sebagai bahan anastesi pada transportasi tertutup ikan Kerapu cantang memberikan hasil tingkat kelangsungan hidup sebesar 76,67%, 86,67%, dan 80%, sedangkan tanpa penambahan minyak cengkeh tingkat kelangsungan hidup ikan kerapu adalah 60% pada pada transportasi dengan pemberian MS 222 70 ppm tingkat kelangsungan hidup mencapai 90%. Minyak cengkeh merupakan salah satu obat bius alami yang telah dikembangkan dan digunakan sebagai pengganti obat bius kimia seperti MS 222. Minyak cengkeh diperoleh dari ekstrak daun, batang dan bunga tanaman cengkeh. Minyak cengkeh diketahui mengandung senyawa eugenol yang bersifat analgesik atau mengurangi rasa sakit, selain itu juga mengandung senyawa kartiofilin yang bersifat sebagai antiseptik. Minyak cengkeh digunakan sebagai anestesi lokal pada hewan dan manusia dan memiliki efek sedasi pada hewan air. Namun senyawa tersebut juga memiliki aktivitas insektisida sehingga jika digunakan secara berlebihan dapat menyebabkan kematian pada ikan.
Pemberian anestesi minyak cengkeh juga mempengaruhi total leukosit pada ikan kerapu setelah transportasi selama 10 jam. Pada penelitian ini jumlah leukosit mengalami perbedaan bermakna antara perlakuan negatif dan kontrol. Leukosit merupakan salah satu bagian darah yang berfungsi sebagai antibodi non spesifik. Saat ikan mengalami kondisi stres, jumlah leukosit dapat meningkat sebagai bentuk tindakan pertahanan akibat stresor.
Penulis: Hari Suprapto
Departemen Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Kelautan , Universitas Airlangga
Link jurnal: https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/679/1/012052/pdf