Dampak Pandemi Covid-19 pada Sektor Perikanan Nasional

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by CNN Indonesia

Pandemi Covid-19 telah mengganggu kehidupan dan mata pencaharian semua individu di seluruh dunia. Covid-19 menyebar dengan sangat cepat, bermutasi, dan mengubah ekonomi dan mata pencaharian seluruh penduduk Cina. Upaya untuk mengurangi risiko kematian, maka “lockdown” diterapkan dengan cepat di banyak daerah, termasuk kota Wuhan dan provinsi Hubei. Akibatnya, potensi ekspor banyak industri menurun drastis, termasuk sektor perikanan, terutama produksi budidaya udang dan lobster. Pandemi Covid-19 adalah peristiwa yang mengubah dunia yang telah menyebabkan penurunan ekonomi yang parah di sektor perikanan yang mengubah kehidupan dan mata pencaharian pekerja yang tak terhitung jumlahnya di seluruh dunia, tetapi terutama yang terkait dengan perikanan skala kecil dan komunitas nelayan pesisir, termasuk Indonesia.

Lockdown belum diterapkan secara universal di seluruh wilayah Indonesia. Namun, pemerintah Indonesia telah memberikan solusi dengan menerapkan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) di beberapa kota sesuai dengan PP Nomor 21 Tahun 2020 dalam rangka penanganan wabah Covid-19 di Indonesia yang mengatur pembatasan pergerakan orang, kegiatan akademik dan tempat kerja, kegiatan keagamaan, kegiatan di fasilitas umum, dan distribusi barang ke daerah lain. Penerapan kebijakan ini menyebabkan sektor perikanan Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan, termasuk kegiatan budidaya, penangkapan ikan, dan pengolahan hasil perikanan. Pekerja yang tak terhitung jumlahnya, yang biasanya bekerja berjam-jam di operasi perikanan juga harus berhenti bekerja untuk mencegah penyebaran Covid-19. Sebagai gambaran, Bank Dunia pada tahun 2012 menyatakan bahwa secara global terdapat sekitar 32 juta nelayan skala kecil, 76 juta pekerja di sektor pasca panen, dan sebanyak 81% dari pekerja tersebut adalah terlibat dalam pengolahan ikan untuk konsumsi masyarakat setempat.

Pandemi Covid-19 telah menjadi tantangan besar bagi sektor perikanan nasional di Indonesia. Dampak jangka pendek maupun panjang akibat pandemi berpotensi signifikan menurunkan kesejahteraan nelayan kecil dan masyarakat pesisir yang sangat rentan dikarenakan menurunnya permintaan produk perikanan.

Dampak pandemi Covid-19 terhadap transportasi laut; Ada empat dampak akibat pandemi Covid-19 terhadap tranportasi laut Indonesia. Pertama, penurunan yang signifikan volume kargo ekspor dan impor sebesar 14-18% dan kargo domestik/nasional penunjang ekspor dan impor sebesar 5-10%. Kedua, peningkatan secara signifikan proses clearance di pelabuhan karena desinfeksi kapal, faktor yang berkaitan dengan kesehatan awak kapal, dan pemeriksaan riwayat perjalanan kapal. Ketiga, penurunan kinerja kru akibat penerapan kebijakan physical distancing dan work from home (WFH). Keempat, lambatnya proses docking kapal karena jumlah pekerja yang tersedia berkurang. Hal ini juga menyebabkan penurunan kinerja industri terkait lainnya, seperti logistik, asuransi, galangan kapal, industri suku cadang, dan lembaga pendidikan dan pelatihan transportasi laut di Indonesia.

Dampak pandemi Covid-19 terhadap produksi dan distribusi produk perikanan; Pandemi Covid-19 berdampak pada produk perikanan nasional, penurunan nilai pasar hasil laut, dan permintaan konsumen, termasuk restoran dan hotel, sehingga banyak usaha ritel tutup, terganggunya jalur perdagangan, dan peningkatan potensi pencemaran terkait produk ikan yang tidak terjual dan pengemasan yang berlebihan untuk menghindari penularan Covid-19 selama transportasi. Pandemi menyebabkan penurunan permintaan ekspor sebesar 30-40%. Pada quartil I tahun 2020, ekspor produk ikan hias hidup mengalami penurunan 24,77% jika dibandingkan pada tahun 2019 dan volume ekspor ikan kerapu hidup mengalami penurunan dari 793 ton (2019) menjadi 295 ton (2020). Pemerintah harus lebih mendukung pembudidaya ikan kerapu nasional, terutama di daerah yang mengalami penurunan ekspor di atas 50-100% dengan memastikan ketersediaan pakan ikan dengan harga terjangkau, mempermudah akses permodalan, mengurangi biaya transportasi hidup ikan, menginisiasi pembentukan pasar baru tingkat domestik dan internasional, dan memperkuat sistem pasar cerdas untuk produk perikanan. Komoditas perikanan lain yang terdampak signifikan adalah produk crabs.

Dampak pandemi Covid-19 terhadap perikanan skala kecil; Banyak pengusaha ikan skala kecil mengalami kesulitan ketika dilakukan pembatasan sosial (social distancing) yang menghambat distribusi produk ikan ke konsumen dan diperparah dengan adanya penurunan permintaan dan harga ikan. Tingkat kesejahteraan di sektor perikanan Indonesia dapat dilihat dari nilai tukar nelayan dan pembudidaya ikan (NTNP) yang mengalami penurunan setiap bulannya pada quartil I (2020) dan turun hingga di bawah 100 saat quartil II (2020). Pelabuhan perikanan juga berpotensi menjadi hotspot baru penyebaran Covid-19 karena pelabuhan merupakan titik migrasi baik nelayan maupun pengunjung asing. Oleh karena itu, akses yang lebih baik untuk pengujian, pasokan sanitasi, dan pelacakan kontak untuk menghentikan penyebaran Covid-19 di sektor perikanan sangat mendesak untuk diberikan.

Aksi yang Direkomendasikan terhadap Dampak Pandemi Covid-19

Pendampingan dari pemerintah, lembaga perikanan daerah, peneliti, dan akademisi sangat dibutuhkan. Sektor perikanan, baik secara nasional maupun global memegang peranan penting dalam ketahanan pangan, mata pencaharian tenaga kerja, dan pemenuhan kebutuhan protein masyarakat. Selain itu, kedekatan diperlukan untuk meningkatkan distribusi produk perikanan guna mengurangi dampak pandemi Covid-19 dan peningkatan nilai produk harus diupayakan untuk mendorong perekonomian nasional. Aksi yang dapat direkomendasikan terhadap dampak pandemi Covid-19, antara lain: 1) Promosi gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) melalui pentingnya konsumsi produk perikanan yang memiliki berbagai keunggulan; 2) Pemasaran hasil olahan produk perikanan melalui usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM); 3) Dukungan bagi nelayan skala kecil melalui permodalan dan alih teknologi secara simultan; 4) Kemudahan birokrasi ekspor hasil perikanan di Indonesia; serta 5) Dukungan ketersediaan benih dan pakan mandiri untuk keberlanjutan budidaya (GERPARI).

Referensi:

Wiradana PA, Widhiantara IG, Pradisty NA, Mukti AT*. 2021. The impact of COVID-19 on Indonesian fisheries conditions: opinion of current status and recommendations. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science, 718: 012020 https://doi.org/ 10.1088/1755-1315/718/1/012020.

Penulis: Putu Angga Wiradana dan Akhmad Taufiq Mukti

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp