Efek Komunikasi Terapeutik antara Perawat dan Pasien untuk Penyembuhan Pasien

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh hospicecarelc.org

Keterampilan komunikasi yang efektif adalah kompetensi inti bagi perawat. Tanpa karakter penting ini, perawat psikiatri tidak dapat membangun hubungan terapeutik dan perawatan bagi pasien dengan penyakit mental. Komunikasi terapeutik adalah interaksi tatap muka yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan emosional dan fisik pasien. Komunikasi terapeutik adalah pengiriman pesan antara pengirim dan penerima dengan interaksi antara keduanya yang bertujuan untuk memulihkan kesehatan seseorang yang sakit, yaitu teknik verbal dan nonverbal yang digunakan oleh tenaga kesehatan untuk fokus pada kebutuhan pasien. Komunikasi terapeutik adalah proses dimana perawat secara sadar mempengaruhi pasien atau membantu pasien dalam pemahaman yang lebih baik melalui komunikasi verbal dan nonverbal. Jenis komunikasi ini bertujuan mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan dan gagasan. Melalui komunikasi terapeutik, perawat dapat memberikan dukungan emosional dan informasi penting kepada pasien.

Dari sudut pandang psikologis, komunikasi terapeutik bertujuan untuk membangun hubungan kepercayaan dan kerjasama antara perawat dan pengguna layanan kesehatan. Hubungan kerjasama antara perawat dan pasien merupakan dasar yang diperlukan untuk terwujudnya semua kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup, pemeliharaan kesehatan atau mengobati masalah kesehatan pengguna. Untuk alasan ini, jenis komunikasi ini juga dikenal dalam literatur sebagai komunikasi perasaan, dukungan, pengertian, kasih sayang. Pada praktiknya banyak perawat yang mengalami kesulitan dalam mencapai efek terapeutik melalui komunikasi. Perawat harus manusiawi dengan karakter dan pekerjaan, pikiran dan jiwa, empati, dan memiliki kepedulian terhadap orang lain. Pendidikan formal hanya memberikan gelar profesional kepada perawat.

Hasil penelitian menunjukkan di Indonesia terdapat banyak keluhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. 29,8% masyarakat kurang puas terhadap pelayanan kesehatan karena harus menunggu setengah jam untuk mendapatkan pelayanan kesehatan rawat jalan. Sebanyak 8,1% masyarakat tidak puas karena kurangnya komunikasi antara petugas kesehatan dan 33,21% tidak puas dengan pelayanan kesehatan karena bentuk pelayanan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan kepribadian klien ke arah yang lebih positif atau adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien, yang meliputi: 1. realisasi diri, penerimaan diri, dan peningkatan harga diri. Melalui komunikasi terapeutik diharapkan akan terjadi perubahan pada diri klien. Klien yang menderita penyakit kronis atau terminal umumnya mengalami perubahan dalam diri, mengalami gangguan citra diri, penurunan harga diri, merasa tidak berarti dan akhirnya merasa putus asa, dan depresi. 2. Kemampuan membangun hubungan interpersonal yang tidak dangkal dan saling bergantung dengan orang lain. Melalui komunikasi terapeutik, klien belajar bagaimana menerima dan diterima oleh orang lain. Dengan komunikasi yang terbuka, jujur ​​dan menerima, perawat akan dapat meningkatkan kemampuan klien untuk membangun hubungan saling percaya. 3. Meningkatkan fungsi dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang realistis. Terkadang klien menetapkan ideal diri atau tujuan terlalu tinggi tanpa mengukur kemampuan mereka. 4. Rasa identitas pribadi yang jelas dan integritas diri yang ditingkatkan. Klien yang mengalami gangguan identitas pribadi biasanya kurang percaya diri dan mengalami harga diri yang rendah. Melalui komunikasi terapeutik diharapkan perawat dapat membantu klien meningkatkan integritas dan identitas diri yang jelas.

Ada beberapa tujuan mendasar dalam komunikasi terapeutik antara lain: a) Membantu melakukan tindakan yang efektif, agar pasien mengubah keadaan saat ini menjadi perubahan yang positif. b) Membantu dalam mengambil tindakan yang efektif serta mempengaruhi orang lain, termasuk dirinya. Menurut Mahfoedz, pelaksanaan komunikasi terapeutik bertujuan untuk membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban pikiran dan perasaan sebagai dasar tindakan guna mengubah keadaan yang ada jika pasien meyakini hal-hal yang diperlukan. Selain itu juga untuk mengurangi keraguan dan membantu mengambil tindakan yang efektif, untuk mempererat interaksi antara dua pihak yaitu antara pasien dan perawat secara profesional dan proporsional.

Penulis : Achmad Faisol

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://medic.upm.edu.my/upload/dokumen/202104291534102020_1140_27.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp