UNAIR NEWS – Dalam dunia manufaktur, terdapat banyak cabang industri yang mengoperasikan peralatan, mesin, dan tenaga kerja dengan proses pengolahan bahan baku, suku cadang, dan komponen lain. Hingga menjadi barang siap pakai. Hal itu membuat HIMA D-III Otomasi Sistem Instrumentasi Fakultas Vokasi Universitas Airlangga. Membuat Program Kerja OP-M, yaitu “OSI Explore Manufaktur” untuk bekal pengetahuan Mahasiswa di bidang industri. Yang dilaksanakan pada Sabtu (26-6-2021) dan dihadiri kurang lebih sekitar 50 mahasiswa aktif. Serta dilaksanakan secara daring menggunakan Zoom Meeting.
Kepala Program Studi D-III OSI Riky Tri Yurnadi, S.T., M.T., membuka acara OP-M dengan memberikan sambutan singkat dan ucapan terima kasih sekaligus berharap sebagai perwakilan dunia industri, supaya ke depannya HMOSI dapat menjalin kerja sama antara Institusi dengan Wings Food.
“Saya berterima kasih kepada seluruh mahasiswa OSI. Karena, sudah membuat acara yang dapat memberikan ilmu baru dan belum pernah diperoleh di bangku perkuliahan. Meski bisa berkumpul dalam situasi virtual. Tidak menyurutkan minat para mahasiswa untuk mengenal lebih dalam dunia industri dan bisa menjadi bekal para mahasiswa yang akan melaksanakan PKL atau Magang serta siap kerja dalam dunia industri.” pungkasnya.
Pengawas PT Karunia Alam Segar. Hasan Nudin. Selaku pemateri pada pagi hari ini, dengan memperkenalkan lingkungan industri dalam pembuatan Mie Sedaap. Pada tahun 2003 merupakan cikal bakal terbentuknya produk Mie Sedaap yang diproduksi oleh Wings Food.
“Dengan adanya acara OP-M ini di harapkan mahasiswa dapat mengerti dunia industri di PT Karunia Alam Segar dan menyerap semua ilmu dari materi yang saya sampaikan.” ujarnya.
7 Proses pembuatan Mie Sedaap
Pertama Proses Mixing (Pencampuran). Pada proses ini bahan seperti tepung, air dan formula khusus dicampur menjadi satu dalam sebuah wadah dengan tujuan agar semua bahan baku tercampur dengan sempurna.
Kedua Roll Press. Mesin roll press terdiri 3 bagian. Unit pressing (penggiling) berguna sebagai unit pembentuk lembaran mie dengan ketebalan tertentu. Unit slitter berguna sebagai pemotong lembaran mie. Unit wave conveyor sebagai alat yang membentuk untaian mie menjadi keriting.
Ke tiga Steaming (Pengukusan). Proses steaming adalah proses pematangan mie dengan cara pengukusan pada suhu 100-104 derajat. Tahap ini bertujuan untuk mendukung proses terjadinya gelatinisasi gluten.
Keempat Frying (Penggorengan). Pada tahap ini, untaian panjang mie dipotong dan ditempatkan ke dalam cetakan. Kemudian mie digoreng pada suhu 140-160 derajat celcius selama 60 sampai 120 detik. Tahap ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam mie (sekitar 3-5%). Suhu minyak yang tinggi membuat air menguap dengan cepat dan menghasilkan pori-pori halus di permukaan mie.
Kelima Pendinginan (Cooling box). Mie hasil penggorengan didinginkan di dalam lorong pendinginan hingga suhu maksimal 40 derajat celcius dengan menggunakan fan yang berputar cepat di atas conveyor. Proses tersebut bertujuan agar mie menjadi dingin dan kadar minyak berkurang, serta membuat mie menjadi keras dan tidak mudah berjamur.
Ke enam Packing (Pengemasan). Proses terakhir yaitu pengemasan. Mie kering dan bumbu yang sudah siap dikemas dalam bungkus kemasan yang nantinya siap untuk dikirim.
Ketujuh Distribusi Produk. Produk mie yang sudah dikemas kedalam kardus disimpan dalam gudang yang nantinya siap didistribusikan ke konsumen
Hasan Nudin menuturkan banyak sekali yang digunakan dalam produksi mie sedaap. Dan banyak menggunakan sensor seperti infrared, sensor suhu, dan masih banyak lainnya. Tinggal kita setting saja mesin, sudah bekerja secara otomatis.
“Dalam pembuatan Mie sedaap ini semua menggunakan mesin yang canggih dan otomatis, kecuali saat memasukan mie ke dalam kardus masih menggunakan tenaga manusia.” (*)
Penulis: Moch Rachman Halim
Editor: Feri Fenoria