Pencabutan gigi merupakan perawatan yang biasa dilakukan pada bidang kedokteran gigi. Tindakan ini dapat menyebabkan luka. Luka dapat sembuh dengan mudah, namun juga dapat menyebabkan banyak macam komplikasi yang memperlambat proses penyembuhan. Beberapa peneliti menyatakan bahwa penggunaan obat topikal pasca pencabutan gigi dapat mengurangi kemungkinan dari komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan luka. Teknologi farmakologi saat ini fokus dengan bahan yang didapatkan dari alam. Bahan yang efektif untuk perawatan adalah kulit buah manggis. Komponen yang berguna pada bidang kedokteran adalah xanthone, tannin, flavonoid, dan saponin, yang memiliki aktivitas farmakologis seperti anti inflamasi, anti histamin, anti bakteri, dan berpotensi secara efektif sebagai agen penyembuhan luka yang menstimulasi proliferasi sel fibroblas.
Penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan post test control only group design. Tanaman didapat dari jenis G. Mangostana L., kulit manggis tersebut dikumpulkan, dipotong dan dikeringkan, serta diekstrak dengan metode maserasi menggunakan etanol distilasi 70% sebagai pelarut untuk mengumpulkan ekstrak kulit G. Mangostana L.
Penelitian ini menggunakan Human Gingival Fibroblast (HGF). Sampel penelitian diberikan ekstrak kulit manggis dengan konsentrasi optimal menurut hasil MTT yang setara dengan 800 mikrogram/mL dengan jumlah tertinggi dari sel hidup yaitu 162,6%. Sampel PCR diproses dengan elektroforesis pada grup-grup lebih dari 24 jam dan 48 jam dan dibaca dengan gel doc. Berdasarkan hasil dari luminescence, yang dikalibrasi dengan menggunakan aplikasi J Image untuk memproduksi skor pada masing masing pita pada kedua kelompok kontrol dan perlakuan, grafik TGF- β1 menunjukkan peningkatan pada kedua control perlakuan, 24 jam dan 48 jam. Grafik PDGF-B menunjukkan perlakuan kontrol grup 24 jam dan 48 jam menunjukkan PDGF-B yang lebih tinggi daripada kelompok perlakuan 24 jam dan 48 jam. Diagram FGF-2 menunjukkan peningkatan pada kelompok perlakuan 24 jam dan penurunan pada kelompok perlakuan 48 jam. Grafik VEGF-A menunjukkan peningkatan pada kelompok perlakuan 24 jam dan 48 jam dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Ekstrak kulit manggis memiliki xanthone dan flavonoid, yang memiliki efek antioksidan. Antioksidan dapat menetralkan radikal bebas dengan cara melepaskan electron pada radikal bebas yang memiliki peran dalam mengurangi Reactive Oxygen Species (ROS) sehingga stimulasi makrofag tidak dicegah. Makrofag akan mensekresi growth factors seperti FGF, PDGF, TGF-1, dan VEGF, yang dapat menarik lebih banyak fibroblas ke area luka dan mensintesis kolagen dan meningkatkan proliferasi pembuluh darah kapiler. Hal ini dapat di jelaskan melalui peningkatan TGF- β 1 pada kelompok perlakuan.
Xanthone dapat dihubungkan dengan peningkatan ekspresi dari VEGF-A pada kelompok perlakuan karena xanthone dapat berikatan dengan elemen dari superoxide radikal dan melepaskan elemen bebas Nitric Oxide. Pada jumlah yang sedikit, NO dapat meningkatkan ekspresi VEGF melalui jalur PI3K-Akt yang mentransduksi sinyal intraselular sehingga HIF-1α teraktivasi. Hypoxia-inducible factor (HIF-1) merupakan kunci regulasi transkripsi untuk beberapa faktor angiogenik. Sinyal tersebut akan berefek pada nukleus yang memiliki gen VEGF, sehingga nukleus mengeluarkan protein VEGF, yang berefek pada peningkatan angiogenesis dan percepatan penyembuhan luka.
Penurunan PDGF-B pada kelompok perlakuan dapat dijelaskan melalui kandungan flavonoid, yang diketahui dapat menghambat reseptor PDGFR-β. Flavonoid juga dapat meningkatkan pelepasan Nitric Oxide dari Vascular Smooth Muscle Cells, menghasilkan peningkatan FGF-2, yang menstimulasi proliferasi sel endothelial. Kandungan lain dari kulit manggis adalah saponin, yang dapat meningkatkan proliferasi dari monosit, sehingga dapat meingkatkan jumlah makrofag yang menstimulasi sekresi growth factor. Saponin akan mengaktifkan fungsi dari TGF- β1, yang berfungsi sebagai sinstesis matrix ekstraselular, migrasi sel, diferensiasi sel, dan immunosupresor.
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit manggis dapat meningkatkan ekspresi TGF- β1, mengurangi ekspresi PDGF-B, meningkatkan ekspresi FGF-2, dan meningkatkan ekspresi VEGF-A pada kultur human gingival fibroblast.
Penulis: Andra Rizqiawan, Obed Aprilia, Retta Gabriella Pakpahan, Essy Rodherika, Ayu Setyowati, Tobiumei Kei
Link: http://www.jidmr.com/journal/wp-content/uploads/2021/03/19-E-D20_1212_Andra_Rizqiawan_Indonesia.pdf