“Decota Guest Lecture” Ulas Penggunaan Antimikroba dan Resintansi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dr. Rozaihan Mansor dari Faculty of Veterinary Medicine University Putra Malaysia saat mengisi kegiatan Decota FKH UNAIR. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Divisi Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UNAIR pada akhir pekan lalu mengadakan sebuah program “Decota Guest Lecture”. Program Decota merupakan terobosan dengan mengundang dosen dari mitra perguruan tinggi luar negeri yang berperan sebagai dosen tamu untuk memberikan perkuliahan atau webinar secara online kepada mahasiswa Unair.

Pada hari pertama, Divisi Kesehatan Masyarakat Veteriner mengundang Dr. Rozaihan Mansor dari Faculty of Veterinary Medicine University Putra Malaysia dengan membawakan materi berjudul “Antimicrobial Usage and Resintance in Dairy Cattle”.

Di awal pemaparan materi, dokter Rozaihan panggilan akrabnya menyampaikan bahwa tagline Resistensi antimikroba (AMR) merupakan tagline global yang dalam beberapa tahun terakhir sudah sangat gencar digaungkan. Sustainable Develoment Goals (SDGs) secara gamblang menuliskan antimicrobial resistance sebagai program yang patut diperhatikan untuk kelanjutan dimasa depan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memasukkan AMR ke dalam 10 ancaman kesehatan global. Lantaran, AMR sampai saat ini diprediksi mengakibatkan 700 ribu kematian dan akan bertambah mencapai 10 juta kematian secara global ditahun 2050 jika tidak ditangani serius.

“AMR adalah masalah kesehatan masyarakat yang kompleks yang memerlukan keterlibatan beragam pemangku kepentingan di seluruh sektor dan tingkat organisasi dan tata kelola,” ujar dokter Rozaihan.

Lebih lanjut, hal ini diperparah dengan penggunaan obat antimikroba yang tidak tepat di bidang kesehatan, hewan, pangan, pertanian dan akuakultur, kurangnya akses ke layanan kesehatan dan residu antimikroba di tanah, tanaman dan air.

Dokter Rozaihan menuturkan AMR adalah kondisi dimana virus atau bakteri tidak dapat dimatikan dengan antimikroba (anti virus, -red) atau obat antibiotik. Hal ini mengancam kemampuan tubuh baik hewan maupun manusia dalam melawan penyakit infeksi yang dapat mengakibatkan kecacatan bahkan kematian.

Dalam kasus AMR pada hewan ternak khususnya, menjadi berbahaya untuk manusia karena karena virus atau bakteri resisten pada hewan ternak akan sulit diberantas oleh pengunaan obat-obatan. Imbasnya, sambung dokter Rozaihan, virus atau bakteri bisa menular ke tubuh manusia jika manusia mengkonsusmsi hewan ternak yang mengandung virus resisten.

“Beberapa penyebabnya seperti, penggunaan antimikroba secara berlebihan, pemakaian antimikroba tanpa indikasi, penggunaan di bawah dosis yang dianjurkan dan transmisi bakteri resisten di fasilitas kesehatan yang berakibat abainya menjalankan kewaspadaan,” jelas dokter Rozaihan.

Setiap negara, tandasnya, harus berkomitmen tinggi untuk mencegah terjadinya resitensi antimikroba. Pasalnya, jika tidak ditangani dengan serius, pandemi ini bisa menyebabkan bencana kemanusiaan yang sangat berbahaya.

“Penggunaan antimikroba untuk tujuan pencegahan penyakit dan pemacu pertumbuhan pada ternak yang sehat harus dihindari,” jelas dokter Rozaihan.

Dokter Rozaihan menambahkan, peternak juga perlu menerpakan praktik-praktik peternakan yang baik dan pencegahan serta pengendalian infeksi. Harapannya, bisa menghasilkan produk peternakan yang sehat, bebas penyakit serta bebas residu antibiotik.

Perlu diketahui, Pemerintah RI sudah mengeluarkan beberapa regulasi dalam hal mencegah terjadinya resistensi antimikroba. Misalnya, UU 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan pasal 51 ayat (3) yang menyebutkan setiap orang dilarang menggunakan obat hewan tertentu pada ternak yang produknya untuk konsumsi manusia.

Selain itu, Permentan 14 Tahun 2017 Pasal 4 yang menyatakan obat hewan yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia dilarang digunakan pada ternak dan produknya untuk konsumsi manusia.

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp