Perkembangan emosi dan perilaku adalah suatu proses perkembangan seseorang dalam usaha menyesuaikan diri dengan lingkungan dan pengalaman. Masalah emosi dan perilaku dapat terjadi jika terdapat sesuatu yang menghambat seseorang dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungan dan pengalaman. Secara definitif anak dan remaja dengan gangguan emosi dan perilaku adalah anak yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan kelompok usia maupun masyarakat pada umumnya, sehingga merugikan dirinya maupun orang lain dan karenanya memerlukan pelayanan pendidikan khusus demi kesejahteraan dirinya maupun lingkungannnya.
Gejala gangguan emosi dan perilaku pada anak dan remaja dibagi menjadi dua kategori yaitu internalisasi dan eksternalisasi. Masalah emosional internalisasi dalam hal ini termasuk gejala depresi, kecemasan, perilaku menarik diri, dan digolongkan sebagai emosi yang menghukum diri sendiri seperti kesedihan, perasaan bersalah, ketakutan dan kekawatiran berlebih. Masalah emosional dapat mengakibatkan masalah yang serius dalam pendidikan dan hubungan dengan teman sebaya. Masalah ekternalisasi antara lain: temperamen sulit, ketidakmampuan memecahkan masalah, gangguan perhatian, hiperaktifitas, perilaku bertentangan (tidak mau mengikuti peraturan) dan perilaku agresif. Masalah emosional dan perilaku yang terjadi pada usia muda diperkirakan meningkatkan risiko gangguan mental dan perilakupada usia pertengahan, sehingga sangat penting dilakukan deteksi dan penanganan masalah sedini mungkin.
Pediatric symptom checklist–17 merupakan alat yang digunakan untuk mengukur masalah psikososial berupa kuesioner terdiri atas 17 pertanyaan. Tujuh belas pertanyaan yang dibagi menjadi subskala internalisasi, terdiri atas 5 pertanyaan, subskala eksternalisasi 7 pertanyaan, dan subskala perhatian 5 pertanyaan, masing-masing pertanyaan memiliki skor 0, 1, dan 2. Skor masing-masing subskala tersebut dijumlahkan dan jumlah skor tersebut dijadikan skor total. Kuesioner ini dirancang untuk mengenali masalah kognitif, emosi, dan perilaku sehingga intervensi yang tepat dapat segera diinisiasi. Dicurigai terdapat masalah psikososial jika jumlah skor internalisasi ≥5, jumlah skor eksternalisasi ≥7, jumlah skor perhatian≥7, atau skor total ≥15.
Kami mengembangkan versi bahasa Indonesia Pediatric Symptom Checklist 17 (PSC-17) untuk menilai prevalensi masalah perilaku pada populasi remaja, karena itu kami melakukan penelitian studi cross-sectional bertujuan untuk menilai validitas dan reliabilitas PSC-17 versi bahasa Indonesia. Populasi penelitian adalah remaja usia 15-17 tahun di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Indonesia. Subjek diminta untuk menjawab sendiri kuesioner. Validitas diukur dengan menggunakan uji kekuatan korelasi Pearson dan reliabilitasnya diukur dengan menggunakan uji reliabilitas Cronbach’s Alpha.
Tercatat sebanyak 384 partisipan dan 380 remaja yang mengisi jawaban lengkap terhadap PSC-17 versi Indonesia. Uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa PSC-17 valid. Uji reliabilitas Cronbach’s Alpha menunjukkan reliabilitas tinggi dari PSC-17 (α = 0,821). Berdasarkan temuan kami, PSC-17 versi Indonesia adalah serangkaian pertanyaan yang valid dan sangat andal untuk menilai masalah perilaku, terutama pada populasi remaja.
Penulis: Prof. Dr. Irwanto,dr., Sp.A(K)
Disarikan dari artikel dengan judul: “Internal Reliability and Validity of Pediatric Symptom Checklist-17 Indonesian Version for Behavioral Problem Identification in Adolescent Population” yang diterbitkan bulan Agustus 2020 di Sapporo Medical Journal, Volume 54, No 08, Halaman: 1-11. Link: https://www.maejournal.com/article/internal-reliability-and-validity-of-pediatric-symptom-checklist-17-indonesian-version-for-behavioral-problem-identification-in-adolescent-population
