Menilik Sistem Otomasi Industri dengan Energi Terbarukan dan AI

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
SUASANA webinar bertema “Implementasi Teknologi Kecerdasan Buatan dan Sistem Otomasi Industri di Era New Normal” pada Jum’at (18/6/2021) Oleh Mahasiswa OSI Angkatan 2019 dan 2020 Universitas Airlangga. (Foto: Moch Rachman Halim)
SUASANA webinar bertema “Implementasi Teknologi Kecerdasan Buatan dan Sistem Otomasi Industri di Era New Normal” pada Jum’at (18/6/2021) Oleh Mahasiswa OSI Angkatan 2019 dan 2020 Universitas Airlangga. (Foto: Moch Rachman Halim)

UNAIR NEWS – Pemahaman mengenai Energi Terbarukan dan Artificial Intelligence (AI) serta Visi Robotik dan Komputer diberikan kepada mahasiswa D3 Otomasi. Webinar dengan tema “Implementasi Teknologi Kecerdasan Buatan dan Sistem Otomasi Industri di Era New Normal” diadakan pada Jum’at (18/6/2021) Oleh Mahasiswa OSI Angkatan 2019 dan 2020 Universitas Airlangga

Dalam sambutannya, Dosen Fakultas Vokasi Program Studi D3 Otomasi Sistem Instrumentasi Riky Tri Yunardi, S.T., M.T., menyebut bahwa pemahaman terkait energi terbarukan dan Artificial Intelligence sangat penting. Mengingat, saat ini tengah terjadi perkembangan teknologi yang sangat pesat. 

Sementara itu, Aji Akbar Firdaus, S.T., M. T. selaku pemateri pertama memaparkan bahwa kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Khususnya, memasukkan kecerdasan buatan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia.

“Banyak yang sudah berhasil membuat AI kecerdasan buatan ke dalam mesin (komputer, Red). Contohnya saja game online, robot pelayan, robot sepak bola, lengan robot basket, lengan robot catur, dan masih banyak lagi,” ujarnya.

Tiga Perspektif

Ada tiga sudut pandang Artificial Intelligence dalam berbagai perspektif. Yakni, Perspektif Kecerdasan (Intelligence), Perspektif Bisnis, dan Perspektif Pemrograman (Programming).

“Dalam perspektif kecerdasan diartikan sebagai pengganti pekerjaan manusia. Untuk perspektif bisnis dengan menggunakan alat bantu tools yang berguna untuk menyelesaikan masalah bisnis,” ucapnya.

”Dan, perspektif pemrograman bisa disebut pemecah masalah menggunakan simbolik dan proses pencarian (search),” imbuhnya.

Kemudian, beberapa contoh penggunaan energi terbarukan, misalnya solar cell atau photovoltaic (PV). Guna memanfaatkan panas matahari yang dapat diubah menjadi energi listrik. PV sangat cocok untuk dikembangkan di Kota Surabaya, Indonesia. 

“Karena Indonesia terletak di sekitar garis khatulistiwa yang memiliki dua musim yaitu, musim hujan dan kemarau. Dan, daya yang dihasilkan oleh PV sangat bergantung pada suhu dan radiasi dari panas matahari,” ujarnya.

Berikutnya, Riky Tri Yunardi, S.T., M.T., selaku pemateri kedua menjelaskan visi robotik dan komputer. Yaitu, aplikasi mekatronik di dunia industri manufaktur seperti (Smart Material Transportation) transportasi bahan pintar yang menggunakan otomatisasi logistik, kontrol materal terpusat, manusia dalam lingkaran – otomatisasi, proses ramping, kontrol stok dan inventaris.

“Ruang lingkup industri robot atau mesin sering dipakai untuk membantu pekerjaan manusia. Tak terkecuali robot atau mesin yang dapat memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat yang lain,” ujarnya.

Riky menambahkan, (computer integrated manufacturing process) proses manufaktur terintegrasi dengan komputer, perakitan, dan otomatisasi proses pembuatan, perencanaan, serta pemantauan produksi dan peralatan di dunia industri.

“Ini (computer integrated manufacturing process) merupakan pendekatan dalam bidang manufaktur dengan komputer untuk mengontrol keseluruhan proses produksi, produksi menjadi sangat cepat dan mudah. Dijalankan dengan integrasi software (program komputer) dan hardware (mesin produksi),” katanya. 

Lalu, ada (Intelligent Visual Inspection) atau inspeksi visual yang cerdas. Sistem ini ditujukan untuk melakukan  kontrol kualitas visual di dunia industri manufaktur dan proses peramalan terkait cacat bahan/barang.

“Contohnya, menentukan tomat yang masak dengan tomat yang busuk menggunakan sensor warna dari tomat,” ungkapnya.

Pada akhir, Riky berharap seluruh mahasiswa kian memiliki bekal terkait pengembangan isu teknologi terkini. Sehingga pengembangan dan pendalaman bidang sistem informasi kian bisa dilakukan. Khususnya dalam upaya memajukan bangsa. 

Penulis: Moch Rachman Halim

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp