UNAIR NEWS – Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA UA) adakan webinar internal alumni bertajuk “Opo Karepe Alumni Ambek IKA UA” dengan pemateri Prof. Badri Munir Sukoco, S.E., MBA., Ph.D pada Sabtu sore (19/6/2021) seusai pengumuman resmi delapan kandidat calon ketua IKA UA periode 2020-2025.
Dalam paparannya, Direktur sekolah pasca sarjana yang akrab dipanggil Prof. Badri mengatakan, IKA UA adalah brand community yang terbentuk diantara alumni Universitas Airlangga untuk dapat memberikan perubahan sosial pada lingkup UNAIR dan masyarakat dengan cara melakukan model Ekosistem Inovasi.
“Brand community adalah komunitas khusus yang tidak terikat secara geografis, berdasarkan pada seperangkat hubungan sosial yang terstruktur, sehingga dapat memberikan perubahan pada alumni UNAIR agar bisa saling bersinergi,” ungkapnya.
Lebih lanjut Prof. Badri berpendapat bahwa model Ekosistem Inovasi perlu diimplementasikan dalam IKA UA untuk mengembangkan alumni sekaligus memperkuat Airlangga Connection. Menurutnya, model ekosistem inovasi terdiri atas empat dimensi yaitu Resources (R), Activities (A), Value-Added (VA), dan Value Capture (VC) yang semua itu bersinergi untuk saling mengikat dengan tujuan membesarkan ekosistem inovasi yang akan dibentuk.
”Saya lihat IKA UA ini sebenarnya bisa berperan sebagai sebuah ekosistem, ekosistem yang terdiri dari beragam aktor yang bisa saling mengisi sesuai bidang pekerjaan yang sekarang sedang dilakukan,” jelasnya yang juga sebagai guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR.
Lebih lanjut Prof. Badri menyatakan bahwa IKA UA dapat menjadi tempat co-creation. Co-creation merupakan kreasi inovasi yang diciptakan secara bersama-sama oleh pelaku bisnis, dalam hal ini adalah para alumni UNAIR. Menurutnya co-creation dibagi menjadi dua yaitu co-consumption dan co-production.
“Kemudian saya juga melihat bahwa IKA UA ini tempat co-creation, kalau dalam penelitian saya, saya sampaikan co-creation ada dua yaitu co-consumption dan co-production. Co-consumptionnya yaitu para alumni dapat membuat komunitas dasar berbisnis sendiri. Co-production alumni dapat membuat nilai baru bersama UNAIR lewat program MBKM, mewadahi mahasiswa magang, alumni mengajar, serta start up untuk hilirisasi riset UNAIR,” ungkapnya
Pada akhir Prof. Badri menyimpulkan bahwa kekompakan dan solidaritas antara IKA UA dengan anggota internal maupun dengan pimpinan UNAIR adalah hal yang mutlak harus dilakukan. Selain itu, menurutnya, kegiatan pendataan alumni yang terbaru, pembuatan database alumni, pengadaan forum alumni sesuai minat dan profesi masing-masing, serta membuat program yang nyata dan dapat dilaksanakan oleh seluruh anggota merupakan kegiatan kedepan yang dapat dilakukan oleh Pengurus Pusat (PP) IKA UNAIR.
“Semuanya akan diwadahi ketika IKA UA dikelola layaknya sebuah ekosistem (komunitas) alumni yang saling melengkapi dan menguatkan,” pungkasnya.
Penulis: Adelya Salsabila Putri
Editor: Khefti Al Mawalia