KBRI Beijing Paparkan Hubungan Terkini Indonesia dan China

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga (BEM UNAIR) melalui Kementerian Hubungan Luar gelar webinar pada Sabtu (12/06/2021). Webinar tersebut salah satunya mengulas mengenai hubungan terkini antara Indonesia dan Tiongkok (China), yang dipaparkan oleh Yaya Sutarya selaku Atase Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing.

Indonesia pertama kali memulai hubungan diplomatik dengan Tiongkok pada tanggal 13 April 1950. Dalam perjalanan hubungan tersebut, diperkuat dengan adanya penandatanganan perjanjian kerja sama Joint Declaration on Strategic Partnership pada tahun 2005. Selain itu, ditandatangani pula Future Direction of Indonesia-China Comprehensive Strategic Partnership pada 2013.

Melalui penandatanganan dua perjanjian tersebut, memunculkan beragam kerja sama lain antar kedua negara. Salah satunya yakni bidang perdagangan dan investasi.

Dilihat dari segi investasi, Yaya menyebut bahwa pada 2020 total perdagangan kedua negara mencapai lebih dari 70 miliar USD. Dimana, nilai impor Indonesia dan Tiongkok mencapai lebih dari 40 miliar USD. Hal itu merupakan penurunan 3,6 miliar dari tahun sebelumnya, sehingga kini Indonesia berada di peringkat keempat sebagai mitra dagang terbesar Tiongkok.

Kemudian, nilai impor Indonesia dari Tiongkok mencapai lebih dari 12 miliar atau naik lebih dari 39 persen. Performa tersebut membuat defisit perdagangan Indonesia dari Tiongkok sebesar 30 persen atau senilai 35 juta USD.

“Sehingga patut berbangga kita ada perbaikan yang signifkan, walaupun di tengah-tengah pandemi kita tetap memperbaiki hubungan perdagangan dan mengurangi disparitas nilai ekspor dan impor,” tutur Yaya.

Dalam bidang investasi pasca 2020, Tiongkok menjadi investor terbesar kedua di Indonesia. Angka realisasinya mencapai 4,8 miliar USD atau naik 2,1 persen dari tahun sebelumnya.

Selanjutnya untuk periode triwulan satu tahun 2011, Tiongkok masih mempertahankan posisinya sebagai investor terbesar kedua di Indonesia dengan realisasi sebesar 104 miliar USD. Hal itu disertai dengan 813 proyek dan total perdagangan kedua negara mencapai 24 miliar USD. “Nah ini juga luar biasa peningkatannya,” imbuh Yaya.

Kerja sama lain yang dijalin Indonesia dan China adalah melalui Memorandum of Understanding (MoU) pada 2018, tentang pengembangan empat koridor ekonomi. Empat koridor tersebut terdiri dari wilayah Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Bali, dan Sulawesi Utara. Yaya menambahkan, bahwa Hal itu kemudian membuat hubungan bilateral kedua negara berjalan dengan baik dan mengalami peningkatan di segala bidang.

Terakhir, Yaya mengatakan bahwa Indonesia dan Tiongkok juga memiliki peluang kerja sama pada bidang pembangunan pusat data, diplomasi perlindungan WNI, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendiddikan, bidang pariwisata, serta pengolahan nikel dan pengembangan kendaraan listrik. “Peluang kerja sama Indonesia – Tiongkok sangatlah besar, kerja sama kedua negara selalu dipusatkan pada peningkatan nilai tambah yang dapat diperoleh Indonesia dari Tiongkok melalui landasan mutual benefit,” pungkas Yaya.

Penulis: Fauzia Gadis Widyanti

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp