Tekanan darah ditentukan oleh berbagai faktor, baik genetik maupun non-genetik. Salah satu faktor non-genetik adalah ukuran antropometri tubuh, termasuk tulang panjang. Ukuran tulang panjang manusia pada tungkai bawah menentukan tinggi badan, dan dalam perkembangannya akan diikuti dengan sistim otot, jaringan lunak, pembuluh darah dan saraf yang akan membentuk seluruh regio tersebut. Kontraksi otot skeletal yang memiliki origo dan insertio pada tulang tibia, dapat mempengaruhi aliran darah arterial dan vena menuju jantung. Pada orang dewasa muda tanpa adanya riwayat kesehatan lampau termasuk hipertensi, tekanan darah dapat dipengaruhi oleh tinggi badan. Sejauh pengetahuan peneliti, hal tersebut belum banyak dilaporkan di Indonesia, di mana data tersebut dapat digunakan sebagai acuan penelitian lanjutan terkait penyakit kardiovaskuler di kalangan usia dewasa muda saat ini.
Pada penelitian ini, tekanan darah arterial yang didapat dari selisih tekanan darah sistolik dan diastolik pengukuran menggunakan sphygmomanometer digital oleh peneliti, dianalisis hubungannya dengan tinggi lutut sebagai salah satu indikator komponen tinggi badan pada usia dewasa muda yang berasal dari panjang tulang tibia dan tinggi kaki pada posisi duduk tegak dan telapak kaki menyentuh tanah secara penuh. Penelitian dilakukan di Surabaya, di mana usia partisipan diatas 18 tahun dan tidak lebih dari 22 tahun. Sebelum penelitian dilakukam, uji kelayakan etik dan persetujuan dari setiap partisipan telah dilaksanakan.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa tinggi lutut pada laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan secara signifikan. Sedangkan tekanan pulsasi selisih sistolik dan diastolik pada perempuan jauh lebih rendah dibandingkan pada laki-laki. Tekanan pulsasi yang melebar menandakan adanya abnormalitas fungsi kapiler dan/ atau aliran darah, misalnya pada kasus aterosklerosis yang akan menyebabkan penyempitan lumen pembuluh darah. Pada usia di atas 50 tahun hal tersebut jamak terjadi sebagai akibat dari proses degeneratif pada sistim kardiovaskuler. Tinggi lutut pada penelitian ini memiliki korelasi kuat dengan besaran tekanan pulsasi. Pada penelitian-penelitian terdahulu dilaporkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara metabolisme tulang dengan tinggi badan dan tekanan darah. Hormon estrogen dilaporkan dapat mempengaruhi besaran tinggi badan dan tekanan darah, estrogen mempengaruhi sekresi hormon pertumbuhan dan metabolisme gula dan lipid. Selain itu, level vitamin D tubuh juga berpengaruh terhadap tekanan darah. Dilaporkan pula bahwa bone marrow density berhubungan dengan besaran tekanan pulsasi dan beberapa obat anti-hipertensi dapat mempengaruhi metabolisme kalsium yang sangat berperan dalam pertumbuhan tulang panjang manusia.
Dari penelitian ini didapatkan adanya hubungan yang erat antara tinggi lutut dan tekanan pulsasi pembuluh darah di antara orang dewasa yang nampak sehat. Pengaruh faktor diet dan olah raga yang teratur sangat dianjurkan sebagai upaya untuk menjaga kesehatan tubuh yang diantaranya dapat menekan angka mortalitas dan morbiditas akibat penyakit tekanan darah tinggi. Usaha tersebut dapat dilakukan sejak dini, sehingga angka kejadian hipertensi di masa yang akan datang dapat diminimalisir seoptimal mungkin.
Penulis: Viskasari P. Kalanjati
Artikel lengkap dapat diunduh di: Mal J Med Health Sci 17(SUPP2): 19-22, April 2021;https://medic.upm.edu.my/jurnal_kami/malaysian_journal_of_medicine_and_health_sciences_mjmhs/mjmhs_vol17_supp_2_april_2021-61401
Judul artikel: Correlation Between the Knee Height and Pulse Pressure in the Young Adults
(Risdiansyah, Viskasari P. Kalanjati, Peppy Nawangsasi, Rudi Irawan, Abdurachman)