Terobosan dalam Rekonstruksi Fraktur Maksila Lefort II

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi by SShare

Hidung adalah salah satu fitur wajah yang paling berbeda dan menonjol. Hidung dapat menentukan ras manusia dan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Kualitas hidup seseorang dapat terganggu jika memiliki gangguan pada hidung baik fungsional atau estetik. Proyeksi alami dan kerapuhan struktur hidung berkontribusi pada kerentanannya terhadap cedera. Hidung juga memberikan dukungan estetika dan struktural untuk wajah bagian tengah dan jalan napas, sehingga trauma minor pada hidung dapat mengakibatkan masalah estetika dan fungsional yang signifikan.

Rekonstruksi fraktur maksila Le Fort II merupakan salah satu operasi yang menantang di bidang trauma maksilofasial. Tujuan rekonstruksi fraktur maksila Le Fort II pada umumnya adalah reduksi, reposisi, fiksasi fraktur dan pemulihan oklusi. Namun, seringkali tidak cukup untuk mengembalikan tampilan secara estetik. Tantangan yang sering dihadapi saat ini adalah pasien sering mengeluh tentang deformitas hidung mereka pasca operasi, mereka percaya bahwa deformitas masih tetap ada. Rekonstruksi hidung sekunder pasca trauma sering dilakukan untuk mengatasi keluhan deformitas hidung tersebut.

Laporan kasus ini bertujuan untuk menjelaskan terobosan dalam rekonstruksi fraktur maksila LeFort II menggunakan cangkok tulang rawan dan fasia untuk rekonstruksi hidung bersamaan dengan ORIF. Tiga orang pasien dengan fraktur maksila Le Fort II telah menjalani reduksi terbuka dan fiksasi internal dikombinasikan dengan rekonstruksi hidung menggunakan cangkok tulang rawan dipotong dadu kemudian dibungkus dengan fasia. Pasien dipulangkan 5 hari setelah operasi, dan ditindaklanjuti sampai empat tahun pasca operasi melalui rawat jalan dan konsultasi online.

Pencangkokan tersebut memberikan kontur dan bentuk hidung yang lebih baik, juga menyamarkan iregularitas. Tidak ada dijumpai absorpsi, rejeksi atau infeksi pada  cangkok. Pasien merasa puas, dan tidak ada pasien yang mengeluh tentang deformitas hidung setelah operasi. Keuntungan dari cangkok tulang rawan potongan dadu yang dibungkus dengan fasia antara lain mudah, sederhana, memberikan lapisan kamuflase terbaik, donor berasal dari pasien sendiri sehingga tidak ada penolakan, resisten terhadap infeksi serta dapat dimanipulasi dengan palpasi hingga 3 minggu pasca operasi.

Rekonstruksi hidung dengan cangkok tulang rawan potongan dadu yang dibungkus fasia bersamaan dengan ORIF merupakan terobosan baru dalam rekonstruksi fraktur maksila Le Fort II. Terobosan ini menggabungkan konsep bedah estetika ke dalam bedah rekonstruksi. Prosedur terdiri dari reduksi, reposisi, fiksasi fraktur, restorasi oklusi gigi, resuspensi dan augmentasi jaringan lunak. Prosedur ini memulihkan integritas hidung, menghilangkan keluhan deformitas hidung pasca operasi dari pasien, mencegah rekonstruksi hidung sekunder pasca trauma dan sangat menjanjikan untuk manajemen fraktur maksila Le Fort II yang lebih baik di masa depan.

Penulis: Dr. Indri Lakhsmi Putri, dr., SpBP-RE (KKF)

Data tambahan untuk artikel ini dapat ditemukan secara online di: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2049080121002624

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp