Keterkaitan Profesional Skepticism dan Big Five Personality dengan Sosialisasi Antisipatif Mahasiswa Akuntansi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Kumparan

Standar Akuntansi di Indonesia maupun Internasional menekankan pentingnya skeptisisme profesional dan mendefinisikannya sebagai sikap seseorang yang sering mempertanyakan dan menjadi waspada pada kondisi yang dapat mengindikasikan kemungkinan error karena penipuan, dan penilaian kritis pada bukti audit di dunia akuntansi. Tingkat skeptisisme yang dimiliki auditor menjadi komponen utama auditor dalam sikap profesionalnya. Pentingnya skeptisisme profesional terhadap seorang auditor adalah agar tidak cepat terpengaruh dan tidak mudah untuk dikendalikan oleh pihak lain dalam mempertimbangkan fakta yang bisa dijumpai saat melakukan pemeriksaan dan dalam merumuskan keputusan

Faktor-faktor personal seperti tipe kepribadian diduga dapat mempengaruhi skeptisisme profesional auditor. Kepribadian tertentu yang dimiliki auditor ternyata dapat mempengaruhi tingkat rendah atau tingginya sikap skeptisisme professional. Karakteristik kepribadian adalah wujud jangka panjang yang harus diketahui sebelum memasuki lingkungan kerja, oleh sebab itu jika ingin melakukan elaborasi yang lebih dalam, penggunaan sampel mahasiswa akuntansi alih-alih langsung ke para profesional, dianggap merupakan hal yang lebih tepat. Seperti yang diungkapkan oleh Farag dan Elias (2016), pengambilan sampel mahasiswa akuntansi untuk diteliti adalah pilihan yang ideal untuk menguji persiapan mahasiswa dalam dunia professional, karena konsep professional skepticism pertama kali diperkenalkan pada saat mahasiswa menjalankan studinya sebelum menjadi auditor.

Sehubungan dengan proses pembelajaran mahasiswa dalam mengenal konsep skeptisisme profesional untuk  mempersiapkan diri untuk menjadi seorang auditor yang profesional, mahasiswa memerlukan sosialisasi antisipatif. Sosialisasi antisipatif adalah hal yang harus disiapkan dalam masa perkuliahan, untuk persiapan di tahun pertama  sebagai karyawan dan setelah beberapa tahun di perusahaan. Dengan kata lain, skeptisisme profesional yang diharapkan terbentuk pada masa perkuliahan selanjutnya dapat mempengaruhi proses sosialisasi antisipatif mahasiswa sebelum akhirnya siap terjun di dunia kerja.

Oleh karena skeptisisme profesional itu bisa dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian mahasiswa itu sendiri, maka penting untuk melakukan pengujian yang komprehensif dalam memahami hubungan antara karakteristik kepribadian, skeptisisme profesional, dan sosialisi antisipatif. Salah satu ukuran karakteristik kepribadian yang telah digunakan luas adalah Big five personality. Big five personality merupakan sebuah kepribadian yang terdiri dari model lima besar yang merangkum banyak sifat-sifat manusia (Barrick dan Mount, 2005). Pemilihan nama big five personality diambil dari pengelompokkan ribuan karakteristik individu yang dirangkum ke dalam lima dimensi kepribadian. Dimensi kepribadian tersebut antara lain extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, dan openness. Pertama, seseorang yang memiliki karakteristik extraversion yang tinggi akan cenderung penuh dengan kasih sayang, banyak bicara, mudah bergaul, menyukai kesenangan, dan selalu bersemangat. Kedua, individu dengan tingkat agreeableness yang tinggi maka orang itu cenderung lebih kooperatif dan percaya pada orang lain. Ketiga, individu yang memiliki tingkat conscientiousness yang tinggi cenderung lebih teliti, tepat waktu, teratur, ambisius, dan gigih. Keempat, seseorang dengan tingkat neuroticism yang tinggi akan mempunyai kecemasan yang penuh, sangat temperamental, dan juga rentan terkena stres. Terakhir, seseorang yang memiliki tingkat opennes yang tinggi cenderung lebih kreatif, imajinatif, terbuka, memiliki rasa penasaran yang tinggi, dan  lebih memilih variasi daripada yang biasa.

Skeptisisme profesional diprediksi dapat menjadi penghubung antara masing-masing jenis kepribadian Big Five Personality dengan proses mahasiswa untuk dapat melakukan sosialisasi antisipastif sebelum nantinya memasuki dunia profesional. Sebuah penelitian dari Regbiyantari dan Narsa (2021) telah berhasil membuktikan hal tersebut.

Pada penelitian tersebut, mereka menemukan bahwa secara keseluruhan, big five personality merupakan salah satu faktor yang penting yang dapat mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memiliki sikap skeptisisme yang tinggi untuk menjadi seorang auditor yang sukses. Selanjutnya ditemukan pula bahwa skeptisisme profesional berhubungan positif terhadap sosialisasi antisipatif. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa dengan tingkat sosialisasi antisipatif yang tinggi akan memiliki pemahaman yang tinggi juga mengenai peraturan apa saja yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan oleh profesinya, serta memiliki pemahaman tentang apa saja yang dapat melanggar kode etik profesinya.

Secara spesifiknya ditemukan bahwa karakteristik extraversion, agreeableness, conscientiousness, dan openness berhubungan positif terhadap sosialisasi antisipatif. Sedangkan pada karakteristik neuroticism tidak memiliki hubungan terhadap sosialisasi antisipatif. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa pendidikan akuntansi telah memberikan pemahaman yang cukup kepada mahasiswa akuntansi dengan karakteristik extraversion, agreeableness, conscientiousness, dan openness tentang pentingnya laporan keuangan bagi pengguna eksternal. Sedangkan, pada kepribadian neuroticism tidak memiliki hubungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seseorang yang mudah merasa gugup, gelisah, dan tidak aman serta memiliki stabilitas emosi yang rendah tidak memiliki sikap sosialisasi antisipatif yang tinggi.

Keterkaitan komprehensif dengan menggunakan skeptisisme profesional sebagai penghubung (mediasi) antara big five personality dan sosialisasi antisipatif, ditemukan bahwa skeptisisme profesional memediasi hubungan karakteristik extraversion, conscientiousness, dan neuroticism terhadap sosialisasi antisipatf. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skeptisisme profesional bisa mendorong mahasiswa akuntansi yang mempunyai karakteristik tersebut untuk melakukan sosialisasi antisipatif atas karakteristik kepribadian yang dimilikinya dan dapat menumbuhkan minat mahasiswa untuk melakukan sosialisasi antisipatif.

Temuan berkontribusi pada literatur akuntansi dengan menyediakan bukti empiris  mengenai keterkaitan antara big five personality, skeptisisme profesional, dan sosialisasi antisipatif. Secara praktis penelitian ini mampu menghasilkan temuan yang dapat memberikan informasi kepada mahasiswa akuntansi mengenai pentingnya meningkatkan skeptisisme profesional dalam diri untuk menunjang karir terutama dalam bidang auditor, serta dapat menjadi referensi untuk penelitian berikutnya.

Penulis: Niluh Putu D. R. H. Narsa

Link: The Role of Anticipatory Socialization as A Mediating Variable between The Big Five Personality Traits and Professional Skepticism (dapat diakses di https://e-journal.unair.ac.id/JMTT/article/view/26228/pdf)

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp