Rekonstruksi Columella Menggunakan Flap Nasolabial Ganda dan Tulang Rawan Kosta

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi by Smarter Health

Columella adalah bagian fundamental dari elemen hidung, karena menghubungkan hidung dan wajah. Columella terdiri dari tulang rawan dan jaringan lunak. Secara estetika, columella muncul sebagai konstituen wajah yang sangat vital. Hilangnya columella menyebabkan deformitas estetika dan fungsional yang signifikan karena memiliki fungsi untuk menyangga dan merupakan ekstensi ke ujung hidung. Rekonstruksi columella merupakan prosedur yang menantang bagi ahli bedah, karena bentuk anatomisnya yang sulit direkonstruksi.

Laporan kasus ini bertujuan untuk menjelaskan rekonstruksi columella menggunakan flap nasolabial ganda dan tulang rawan kosta sebagai salah satu pilihan terapi terhadap penanganan defek columella. Seorang wanita usia 24 tahun datang dengan keluhan tidak adanya columella setelah mengalami infeksi pada area hidung di masa mudanya, tidak prosedur pembedahan yang telah dilakukan sebelumnya. Pada pemeriksaan klinis tidak didapatkan dasar hidung kiri dan columella, ada perbedaan ketebalan dan asimetri jaringan lunak kiri dan kanan serta terdapat retraksi philtrum kiri akibat parut luka.

Ada dua tahap operasi yang dilakukan, pertama dilakukan flap nasolabial ganda, kedua penyisipan tulang rawan kosta dan cangkok dermofat. Pasien ditindaklanjuti di klinik rawat jalan pada satu minggu, dua minggu, satu bulan, 3 bulan, 6 bulan dan setahun setelah operasi. Flap nasolabial ganda yang dilakukan menunjukkan keberhasilan 100%. Tidak didapatkan komplikasi pasca operasi baik infeksi ataupun sumbatan jalan bafas. Sudut nasolabial pasca operasi adalah 90◦, diproyeksikan lebih baik daripada sebelum operasi saat tidak memiliki columella. Pasien merasa puas secara estetik dan fungsional.

Flap nasolabial ganda diikuti oleh cangkok tulang rawan kosta dapat menjadi pilihan yang lebih baik untuk rekonstruksi columella. Teknik ini mudah dilakukan dan menghasilkan warna dan tekstur yang sesuai, bekas luka donor yang tidak terlalu terlihat dan sudut nasolabial pasca operasi yang lebih baik.

Penulis: Dr. Indri Lakhsmi Putri, dr., SpBP-RE (KKF)

Data tambahan untuk artikel ini dapat ditemukan secara online di https://doi.org/10.1016/j.amsu.2021.102213.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp