UNAIR NEWS – Salah satu dosen muda Hubungan Internasional (HI) Universitas Airlangga (UNAIR) berani unjuk gigi dalam Global Youth Climate Challenges (GYCC) di Korea Selatan. Annisa Pramatasari, S.Hub.Int., M.Sc., berhasil berpartisipasi dalam forum yang menjadi bagian dari P4G Seoul Summit 2021.
Mewakili Indonesia pada 26-29 Mei lalu, Icha sapaan akrabnya, menceritakan bagaimana kala itu dirinya berkumpul dengan pemuda dari berbagai negara lain untuk mendiskusikan ide kampanye maupun business project yang ditujukan bagi upaya pelestarian lingkungan dan penanganan perubahan iklim.
“Kami dibagi dalam enam tim. Tim saya beranggotakan mahasiswa S2 dari Amerika Serikat, Inggris, Filipina, India, Denmark, Korea Selatan, Rusia, hingga Argentina. Kala itu kita mengangkat ide project terkait marine and river,” terang dosen Masyarakat, Budaya, dan Politik (MBP) Semenanjung Korea itu.
Project yang dibangun tim yang bernama Waterrific itu ditujukan untuk mengurangi sampah plastik di perairan melalui sinkronisasi warna recycle bin dan mengubah sampah menjadi barang-barang yang berguna untuk komunitas masyarakat pesisir. Tidak tanggung-tanggung, proses penyusunan ide tersebut berjalan selama tiga minggu dan dilakukan secara daring.
Latar belakang dan keberhasilan partisipasi Icha dalam GYCC 2021 sendiri sebenarnya berangkat dari kebiasaan Icha dalam mempraktikkan konsep less plastic baik di kehidupan sehari-hari maupun mengampanyekannya di sosial media.
“Meski tidak memiliki latar belakang riset tentang lingkungan, namun apa yang saya praktikkan dan kampanyekan itu ternyata cukup membuat saya terpilih. Apalagi event tersebut mengangkat tema yang hampir serupa, zero waste,” imbuh Icha yang memang telah berada di Korea Selatan sejak 2018.
Dalam acara itupun, Icha juga berkesempatan untuk menerima langsung sertifikat partisipasi dari mantan Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-Moon. GYCC 2021 yang menjadi bagian dari P4G Seoul Summit sendiri memang menjadi forum internasional untuk menjaring ide kreatif dan suara pemuda internasional dalam mendukung perlindungan alam dan penanganan iklim. Pelaksanaannya pun dilakukan secara daring dan luring, sehingga hanya mereka yang berada di Korea Selatan yang bisa mengikuti acara ini secara langsung.
“Isu lingkungan dan iklim akan selalu menjadi tema yang menarik. Bagi kalian yang ingin berpartisipasi dalam forum semacam ini, kalian hanya perlu menunjukkan pengetahuan dan perhatian besar kalian pada isu yang dibahas,” pungkasnya. (*)
Penulis: Intang Arifia
Editor: Binti Q. Masruroh