Bee Pollen Lebah Madu sebagai Peredam Radikal Bebas dan Penghambat Aktivitas Enzim Tirosinase

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Telisik

Produk dari lebah madu sangat terkenal seperti madu, propolis, bee wax, pollen dan royal jelly. Bee pollen merupakan salah satu produk dari lebah madu yang merupakan campuran serbuk sari tercampur dengan sedikit dari nektar dan bahkan dengan madu yang biasanya dibawa oleh lebah madu, dimana bervariasi tergantung dari biogeografi, spesies tumbuhan, spesies dari lebah dan musim. Potensi bee pollen sebagai salah satu bahan pengobatan alternatif semakin terus dikembangkan. Perkembangan penggunaan bee pollen yang sering digunakan ialah sebagai terapi pada penderita diabetes, kanker, penyakit saluran pencernaan dan perlakuan dalam penyembuhan luka.

Secara umum, produk dari lebah madu telah lama diketahui potensinya sebagai sumber antioksidan alami yang mampu menangkal efek dari oksidatif stres yang mendasari pathogenesis dari berbagai penyakit. Senyawa-senyawa kimia dominan dari bee pollen yang beragam seperti protein, asam amino esensial, gula pereduksi, lipid, asam nukleat (RNA) dan serat kasar. Selain itu, bee pollen juga mengandung komponen kimia minor seperti mineral (Mg, Ca dan Fe dan lainya), vitamin seperti α-tokoferol dan niasin, enzim atau co-enzim serta zat bioaktif seperti golongan flavonoid (quercetin, kaempferol, dan rutin) dan juga mengandung asam fenolat dan ester seperti turunan asam benzoat, turunan asam sinamat, dan ester gliserol.

Potensi lain dari bee pollen yaitu sebagai penghambat enzim tyrosinase yang berhubungan langsung dengan anti-melanogenesis pada melanin di sistem kulit manusia. Melanin yang merupakan pigmen utama manusia yang sangat penting dalam melindungi kulit manusia dari sinar ultraviolet (UV) dan sinar matahari. Melanogenesis menghasilkan spesi oksigen reaktif (ROS) dan oksidan reaktif seperti hidrogen peroksida yang menginisiasi terbentuknya stres oksidatif pada sel melanosit.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia, radikal bebas dan spesi oksigen reaktif (ROS) dapat berasal dari proses metabolism dalam tubuh atau dari sumber eksternal seperti sinar UV, polutan udara dan bahan kimia industri. ROS akan menyebabkan stress oksidatif yang menginisiasi terbentuknya beberapa penyakit seperti kanker, aterosklerosis dan penyakit lainnya. Terinspirasi dari pentingnya pengembangan suatu subtansi alami yang dapat digunakan untuk terapi penyakit terkait dengan perlindungan kulit dari paparan sinar UV dan peredaman spesi oksigen reaktif yang di produksi secara internal membawa produk lebah madu yaitu bee pollen menjadi target penelitian tersebut.

Evaluasi potensi pada bee pollen dipandu dengan analisa isolasi, determinasi serta identifikasi struktur kimiadikombinasikan dengan analisa bioaktivitas yaitu peredaman radikal bebas dan penghambatan enzim tirosinase. Fraksi diklorometana dari bee pollen menunjukkan aktivitas peredaman radikal bebas dengan indikasi efektif konsentrasi (EC50) sebesar 192.1 µg/mL, sedangkan setelah proses fraksinasi menggunakan teknik kromatografi didapatkan fraksi aktif yang menunjukkan efektif konsentrasi (EC50) sebesar 121.3 µg/mL terhadap peredaman radikal bebas. Naringenin, salah satu metabolit sekunder yang diisolasi dari bee pollen menunjukkan potensi peredaman radikal bebas dan penghambatan enzim tirosinase yang kecil.  Bersama dengan peneliti dari Chulalongkorn University, Thailand pengembangan potensi bioaktivitas metabolit sekunder lain yang terdapat pada bee pollen terus dilakukan menuju arah pengembangan kandidat Nutraceutical Products.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa secara garis besar ekstrak dari bee pollen memiliki potensi sebagai produk terapi baik sebagai antioksidan alami begitu juga untuk kosmetik. Pengembangan potensi bee pollen melalui analisa kandungan kimia dan bioaktivitasnya diharapkan mampu menjadi salah satu langkah meningkatkan nilai lebih dari bee pollen sebagai alternatif bahan alami berkhasiat obat dan kosmetik.

Penulis: Rico Ramadhan

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada artikel ilmiah di:

https://sciendo.com/article/10.2478/jas-2021-0001

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp