Dual-fungsi Imunomodulasi Polisakarida Okra Membantu Keberhasilan Kemoterapi Kanker Hati

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Klikdokter

Kanker hati atau secara ilmiah dikenal dengan nama hepatocelular carcinoma (HCC) adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel ganas di hati yang dihasilkan dari sel-sel abnormal pada hati (primer) maupun akibat dari penyebaran kanker dari bagian tubuh lain (sekunder). Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (2013) menyebutkan bahwa 80% kasus HCC di dunia berada di negara sedang berkembang seperti Afrika Tengah, Asia Timur, dan Asia Tenggara, salah satunya di Indonesia. Dalam dunia pengobatan kanker, sejauh ini operasi dan kemoterapi masih merupakan metode terapeutik utama pasien HCC, disamping metode pencegahan seperti imunisasi Hepatitis B. Namun, penerapan obat terapeutik memiliki beberapa keterbatasan, seperti efek samping, penekanan hemopoietik (hemopoietic suppression), efikasi yang terbatas, imunotoksisitas dan resistensi obat. Kondisi ini kemudian memunculkan berbagai pengembangan strategi pengobatan baru yang tidak toksik dan memiliki tingkat efikasi atau kemanjuran yang cukup tinggi untuk mengobati kanker, yaitu dengan imunoterapi.

Imunoterapi yang saat ini sedang dikembangkan adalah penggunaan tanaman herbal sebagai salah satu upaya mengatur kinerja sistem imun pasien kanker. Salah satu kandungan tanaman yang dapat berfungsi sebagai immunomodulator yang baik di kondisi kanker hati adalah polisakarida pada tanaman okra atau disebut dengan Okra Raw Polysaccharide Extract (ORPE). Peran ini diakibatkan oleh kemampuan polisakarida okra dalammengaktivasi faktor transkripsi nuclear factor kappa-light-chain-enhancer of activated B cells (NF-кB) dari sel normal. Aktivasi NF-кB meningkatkan transkripsi gen yang terkait dengan produksi sitokin yang diperlukan untuk mengaktivasi sel imun baik sel imun innate maupun adaptif.

Kemampuan ORPE dalam immunosurvaillance (perlawanan terhadap benda asing) ditunjukkan dengan efektivitasnya dalam meningkatkan (immunostimulating agent) maupun menurunkan (immunosuppressing agent) kinerja dari sistem imun. Pemberian ORPE menunjukkan efek immunosuppressant terhadap makrofag. Semakin tinggi dosis ektrak yang diberikan, persentase makrofag semakin rendah. Fungsi immunosuppressant juga ditunjukkan pada penekanan terhadap persentase sel T-regulator (Treg). Sel Treg merupakan bagian dari sel T-helper CD4+ yang fungsinya adalah untuk menekan respon imun dan mempertahankan toleransi diri. Penurunan pada jumlah sel Treg merupakan salah satu kunci kesuksesan pengobatan kanker. Sehingga kemampuan ORPE dalam menekan jumlah sel Treg dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan pasien kanker.

Fungsi ORPE sebagai immunostimulant ditunjukkan pada kemampuannya dalam meningkatkan aktivasi dari sel Natural Killer (sel NK). Sel NK merupakan bagian dari sistem imun innate yang dapat menginduksi kematian sel tumor. Sehingga peningkatan jumlah sel NK setelah pemberian ORPE diharapkan dapat meningkatkan kematian pada sel kanker itu sendiri. Fungsi ganda atau dual role yang dimiliki ORPE baik sebagai imunostimulator maupun imunosupresor ini merupakan kondisi yang menguntungkan dan jarang ditemui pada tanaman herbal lain. Sehingga, penemuan ini mampu menjadi dasar yang baik untuk pengembangan nutraceutical yang dapat dikonsumsi oleh semua kalangan guna meningkatkan survival rate dari pasien kanker hati yang sedang menjalani kemoterapi.

Penulis : Win Darmanto

Judul jurnal : Dual role of immunomodulation by crude polysaccharide from okra against carcinogenic liver injury in mice.

Author : Suhailah Hayaza, Sri Puji Astuti Wahyuningsih, Raden Joko Kuncoroningrat Susilo, Saikhu Akhmad Husen, Dwi Winarni, Ruey-An Doong, Win Darmanto*

Link jurnal : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33659734/

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp