UNAIR NEWS – Keterbatasan tidak menjadi pengghalang bagi Ahmad Dzulkarnain, seorang fotografer profesional yang merupakan penyandang disabilitas. Pria asal Banyuwangi tersebut dikenal karena melahirkan karya-karya foto yang luar biasa di tengah keterbatasan yang dimilikinya. Terlahir dengan keterbatasan fisik, tak mudah bagi pria dengan nama panggung Bang Dzoel tersebut dalam meniti karir fotografinya. Itulah yang disampaikan Bang Dzoel dalam acara Bincang FITOP HIMAKUA PSDKU UNAIR di Banyuwangi Jumat (04/05) lalu.
“Tak mudah saya mencapai titik ini, ditambah lagi kondisi saya yang dalam tanda kutip berbeda dari yang lain, banyak yang meremehkan, merendahkan dan bahkan saya dianggap layaknya sampah masyarakat yang tidak bisa apa-apa,” ungkap pria lulusan Universitas 17 Agustus Banyuwangi tersebut.
Bermula dari membantu temannya untuk mengambil foto KTP, ketertarikannya terhadap fotografi muncul dari sana hingga ia serius menekuninya. Secara otodidak, Bang Dzoel mengasah kemampuan fotografinya melalui google dan komunitas yang ia gabungi.
“Pada masa motret KTP, saya lebih belajar adaptasi dalam mengoperasikan kamera dengan keterbatasan saya, setelah bisa, 4 tahun selanjutnya saya habiskan untuk belajar melalui google, YouTube dan komunitas fotografi saya di Singojuruh Banyuwangi,” ungkapnya.
Setelah melewati berbagai kesulitan dan kendala mulai dari dihina klien, menuruti permintaan klien yang tak mempertimbangkan kondisinya hingga pernah dibayar hanya dengan segelas kopi kini kerja kerasnya membuahkan hasil yang manis. Hingga puncaknya karya Bang Dzoel dihadirkan dalam pameran seni yang diadakan oleh Pemerintah Turki bersama dengan 19 perwakilan Negara lain.
“Awalnya saya dihubungi untuk menyerahkan 10 karya terbaik saya, dan tidak tahu untuk apa, selepas itu saya diundang datang ke Turki dan ternyata untuk dipamerkan dalam pameran seni bersama 19 negara lain, saat itu dari Asia hanya ada China, Jepang dan saya (Indonesia),” jelasnya.
Meraih berbagai macam apresiasi dan penghargaan dari banyak pihak tidak lantas membuat ia lupa diri. Dirinya mengungkapkan ingin mewujudkan membangun sebuah rumah yang didesain untuk memudahkan penyandang disabilitas dalam beraktivitas di rumah.
“Desainya sudah ada, jika ada yang ingin menggunakannya tentu akan saya berikan pecuma, selama itu dapat memberikan sebuah kebermanfaatan bagi sesama akan saya berikan apapun dengan senang hati,” tuturnya.
Dirinya berpesan, bagi yang berminat dalam dunia fotografi namun masih tidak percaya diri dengan kemampuannya untuk jangan pernah berhenti belajar. Bang Dzoel yang memiliki keterbatasan saja bisa menghasilkan karya mendunia, apalagi teman-teman yang diberi anugrah kelengkapan dan kesehatan secara jasmani.
“Ubah insecure menjadi bersyukur, tetap asah kemampuan, dalami apa itu segitiga eksposur, bagaimana pengambilan angle semua bisa diakses di google maupun youtube,” tuturnya.
Atau yang baru mau mulai namun tidak ada kamera, belajar pakai HP, imbuhnya, yang mahal dari sebuah seni fotografi bukanlah kamera, namun kemampuan dan kreatifitas kalian, tandasnya.
Bincang FITOP merupakan rangkaian acara dari perlombaan FITOP (Fisheries Fotography Competition) yang tujuanya selain untuk mengenalkan apa itu FITOP, juga memberikan wawasanbaru serta motivasi bagi yang berminat pada dunia fotografi.
“Harapan setelah acara kemarin dapat memberikan sebuah insight dan motivasi bagi rekan-rekan yang berminat dibidang fotografi,” pungkas Febri Kurniawan selaku PIC FITOP saat diwawancarai UNAIR NEWS.
Penulis: Ivan Syahrial Abidin
Editor: Nuri Hermawan