A Belief-Based Parenting Behavior Model sebagai Bentuk Promosi Kemampuan Keluarga dalam Mengasuh Anak dengan Gangguan Asupan Makanan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Hello Sehat

Masalah gizi pada anak masih menjadi masalah utama di negara berkembang. Negara berpenghasilan rendah akan berisiko 65% balita mengalami gangguan tumbuh kembang akibat gizi kurang dan gizi lebih. Salah satu masalah gizi yang dihadapi pada balita adalah avoidant restrictive food intake disorder (AFRID).  ARFID adalah sebuah istilah baru yang menggambarkan gangguan makan pada bayi dan balita dengan ciri-ciri menolak makan, jadwal makan yang buruk, keterampilan makan rendah yang tidak sesuai dengan fase tumbuh kembang anak, kurang minat makan, penghindaran berdasarkan ciri-ciri indera makanan (tampilan makanan, aroma, dan rasa), ketakutan yang timbul saat makan seperti disfagia, dan takut menelan makanan.

Anak-anak penderita AFRID akan mengalami gangguan pada tumbuh kembangnya. Mereka akan mengalami stunting dan wasting. Indonesia sedang mengalami tren stunting yang fluktuatif dan meningkat dalam periode 2007-2010. Hal ini ditunjukkan oleh data stunting di Indonesia: 36,8% pada tahun 2007, 25,6% pada tahun 2010, dan 37,2% pada tahun 2013. Masalah kesulitan makan pada anak sangat dipengaruhi oleh faktor keluarga, terutama interaksi disfungsional ibu-anak, lingkungan dan pengaruh sosiokultural, dan ketegangan psikologis. Model sistem perilaku Johnson menggambarkan pasien, dalam hal ini pengasuh, sebagai sistem perilaku yang terdiri dari subsistem kompleks: afiliatif, ketergantungan, konsumsi, eliminatif, seksual, agresif, dan pencapaian. Salah satu faktor penentu terciptanya perilaku makan yang baik oleh ibu pada anaknya adalah keyakinan. Konsep keyakinan dalam Health Keyakinan Model (HBM) dapat digunakan untuk menentukan keyakinan ibu dalam melakukan tindakan pencegahan penyakit dan melakukan kegiatan peningkatan kesehatan dan untuk menjelaskan mengapa ibu mengubah atau mempertahankan perilaku kesehatan tertentu.

Kemampuan keluarga dalam mengasuh anak dengan avoidant restrictive food intake disorder (AFRID) merupakan salah satu indikator sentral dalam mencegah anak dari gangguan gizi yang lebih buruk. Beberapa faktor dapat menjadi penyebab munculnya AFRID, termasuk Faktor lingkungan, faktor anak, sistem perilaku pengasuhan, dan kepercayaan dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengasuh anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor lingkungan, faktor anak, sistem perilaku pengasuhan, dan keyakinan terhadap kemampuan keluarga dalam mengasuh anak penderita AFRID.

Penelitian yang sudah dilakukan menggunakan Desain dan Metode Penelitian cross sectional yang dilakukan pada 245 keluarga dengan balita penderita GGA di Kabupaten Malang Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. Populasi dalam penelitian adalah keluarga dengan anak penderita GGA di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. Besar sampel penelitian dihitung menggunakan rule of thumb dalam model persamaan struktural (SEM), ukuran sampel yang digunakan adalah 245 responden.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan keluarga dalam mengasuh anak ARFID sangat dipengaruhi oleh keyakinan pengasuh (t = 21,796; β = 0,713). Keyakinan pengasuh menjadi faktor dominan dalam peningkatan kemampuan keluarga dalam mengasuh anak penderita ARFID. Keyakinan pengasuh dipengaruhi oleh perilakunya. Kesimpulan: Disimpulkan bahwa kepercayaan pengasuh merupakan faktor utama dalam peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat anak dengan ARFID. Perilaku pengasuh memegang peran penting dalam mempengaruhi keyakinannya dalam memberikan pengasuhan bagi anak yang menderita ARFID.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kepercayaan caregiver merupakan faktor kunci dalam peningkatan kemampuan keluarga dalam mengasuh anak ARFID. Dalam memberikan pengasuhan pada anak ARFID, keyakinan pengasuh sangat dipengaruhi oleh perilakunya. Perilaku afiliatif, dependen, menelan, agresif, dan prestasi pengasuh merupakan indikator utama yang membentuk perilaku pengasuhan yang akan ditunjukkan oleh ibu sebagai pengasuh saat mengasuh anak. Sedangkan sistem perilaku pengasuhan ini sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu keterlibatan suami dan kerjasama orang tua. Diperlukan studi lebih lanjut yang mengeksplorasi keterlibatan ayah dalam menangani kesulitan makan anak. Hasil penelitian ini menawarkan pilihan intervensi perawat komunitas dalam upaya peningkatan pelayanan berbasis gizi dan kesehatan anak. Sampai saat ini, fokus intervensi adalah pada gangguan gizi. Namun dengan hasil penelitian ini, fokus intervensi dapat dialihkan ke upaya promotif dan preventif sebelum gangguan gizi yang sebenarnya terjadi.

Penulis: Yoyok Bekti Prasetyo, Nursalam, Ika Yuni Widyawati, Rahmat Hargono, Ahsan dan Kumboyono

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7893318/

Prasetyo, Y. B., Nursalam, N., Widyawati, I. Y., Hargono, R., Ahsan, A., & Kumboyono, K. (2021). A belief-based parenting behavior model for promoting family’s ability to care for children with avoidant restrictive food intake disorder (ARFID) in Indonesia. Journal of Public Health Research10(1). https://doi.org/10.4081/jphr.2021.1964

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp