Fermentasi Buah Markisa Kuning Berpotensi sebagai Penghasil Metabolit Anti Patogen

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Alodokter

Si cantik buah markisa yang berwarna kuning dihasilkan tanaman dengan nama latin Passiflora edulis f. flavicarpa termasuk tanaman berhabitat sub-tropis, karena mudah tumbuh  di daerah yang tidak ekstrim baik iklim maupum kondisi tanahnya, Di Indonesia tanaman  markisa kuning dapat dijumpai di daerah dataran rendah yang umumnya ditanam sebagai  tanaman pekarangan dan diambil buahnya untuk dinikmati sebagai minuman dengan rasa khas  masam segar dan bila dipadu dengan gula akan dihasilkan sirup yang terkenal diproduksi di  kota Makasar dan kota-kota lain. Sekarang variant produk buahtau hasil olahan buah markisa  tidak hanya sirup dan jus saja, sehingga menjadi local wisdom Indonesia sebagai buah tangan  untuk para pendatang dari manca negara yang harganya relatif mahal. Jenis markisa ada  beberapa, antara lain hijau, hitam, ungu, dan merah, namun yang popular adalah markisa  kuning. Disebutkan bahwa daya tahan tanaman markisa kunih lebih baik dibandingkan jenis  atau varietas yang lain. Markisa kuning dikenal lebih produktif, buahnya lebih besar,  kandungan asamnya relatif lebih tinggi, sehingga rasanya lebih masam. Buah markisa kuning  memiliki warna kuning gelap, berbentuk oval atau seperti telur berukuran 8-10 cm dan  memiliki berat 60-90 g. Kandungan nutrisi buah markisa 17 kalori terdiri dari serat, kalsium,  zinc, Fe, Vit C, Vit A, asam sitrat, asam maleat, dan asam laktat. Selain itu, pada beberapa  penelitian dilaporkan bahwa buah markisa kaya akan polifenol dan menunjukkah efek  antioksidan. Yang sangat menakjubkan adalah hasil penelitian Iif ddk (2019), bahwa dari hasil  fermentasi buah markisa merah dengan media selektif de Man Rogosa Sharpe (MRS) ditemukan beberapa galur bakteri asam laktat (BAL) yang menunjukkan karakter probiotik sesuai World Health Organization (WHO). Salah satu kriteria yang harus dipenuhi sebagai  probiotik adalah kemampuan BAL menghambat patogen dan toleran terhadap pH yang rendah.  Hasil penelitian ini menginformasikan bahwa metabolit yang dihasilkan oleh buah markisa  dapat berasal dari pulp buahnya dan/atau dari BAL yang ada di dalam pulp buah markisa.  Akumulasi produk metabolit ini sangat menguntungkan, karena probiotik terkenal sifatnya  sebagai bakteri baik, dengan berbagai aktivitias biologisnya, terutama dapat menghalau  mikroba patogen. Kemampuan BAL memanfaatkan sumber nutrisi yang ada di dalam buah  markisa dan mengubahnya menjadi berbagai produk metabolit, antara lain asam organik,  enzim, dan bakteriosin menempatkan posisi buah markisa sangat strategis untuk melawan  kuman patogen.  

Isnaeni (2018) dan Safarini dkk. (2020) telah berhasil mengisolasi beberapa BAL dari markisa  kuning melalui proses fermentasi dengan medium MRS dan fermentasi isolat BAL dengan  susu menghasilkan susu fermentasi probiotik yang konsistensi dan karakteristik fisiknya (bau,  pH, dan rasa) sesuai dengan yogurt. Telah dibuktikan pula bahwa hasil fermentasi pulp buah  markisa kuning dengan media MRS dalam waktu 24 jam dan 48 jam (tidak berbeda makna)  mampu menghasilkan filtrat fermentasi yang aktif menghambat pertumbuhan bakteri Gram  positif (Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis), Gram negatif (Escherichia coli), bahkan terhadap patogen Methicillin-resistant Staphylococcus aureus 

(MRSA) dan Extended Spectrum Beta Lactamase (ESBL) Escherichia coli. Uji dilakukan  dengan metode difusi agar, diinkubasi selama 24 jam menggunakan antibiotik sebagai standar.  

Saat ini makanan dan minuman fermentasi mendapat perhatian lebih, karena prosesnya sangat  bermanfaat tidak hanya untuk tujuan pengawetan, namun juga adanya peningkatan nilai nutrisi  dan senyawa bioaktif lainnya seperti polifenol, antioksidan dan beberapa substansi bioaktif  lainnya untuk mempermudah pencernaan serta menghambat pertumbuhan patogen. Proses 

fermentasi susu probiotik telah banyak dilaporkan, dapat menggunakan substrat bahan alam  baik buah maupun sayuran. Konsep simbiotik probiotik dan prebiotik bermula dikembangkan  dari kondisi yang ada di alam, ditemukannya BAL atau probiotik yang mampu memanfaatkan  ketersediaan nutrisi di lingkungan habitanya kemudian dimetabolisme menjadi berbagai  metabolit yang bermanfaat bagi Kesehatan. Salah satu manfaat BAL di antaranya adalah  kemampuan sebagai antibakteri, yang berkaitan erat dengan bakteriosin yang dihasilkannya. Bakteriosin adalah komponen dari kelompok antimikroba yang memiliki produk bakteri berupa  peptida yang disintesa oleh ribosom untuk menghambat bakteri yang mirip ataupun memiliki  kedekatan galur baik sesama spesies ataupun di luar spesies. Keuntungan bakteriosin  dibandingkan antibiotik klasik adalah kekebalannya terhadap enzim pencernaan yang dapat  merusak antibiotik. Galur bakteri yang menghasilkan bakteriosin dapat digunakan sebagai kultur starter dalam proses fermentasi untuk meningkatkan kualitas dan keamanan. Methicillin 

resistant Staphylococcus aureus merupakan galur Staphylococcus aureus yang resisten  terhadap metisilin, sehingga membuat resisten antibiotik golongan β-lactam. Extended  Spectrum Beta Lactamase adalah kelompok bakteri penghasil enzim β-laktamase, enzim yang  mampu melindungi mikroorganisme dari antibiotik golongan β-laktam, sehingga membuat  bakteri tersebut resisten. Kelompok bakteri yang termasuk dalam ESBL antara lain E. coli dan  Klebsiella sp. Hamzah (2019) melaporkan bahwa buah markisa kuning memiliki kemampuan  menghambat pertumbuhan MRSA dan ESBL, telah dibuktikan dengan metode plating pada  media agar. 

Penulis : Isnaeni, Dr., Apt., M.S. 

Informasi detail riset ini dapat diakses pada artikel kami di: 

http://jjbs.hu.edu.jo/files/vol13/n4/Binder13n4.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp