Pravastatin Mensupresi Sitokin Pro Inflamasi dan Aktivasi Endotel pada Ibu Hamil

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Halodoc

Preklampsia adalah penyebab kematian ibu nomer dua di seluruh dunia. Preeklampsia terjadi pada 2-8% kehamilan, dan menyebabkan 70.000 kematian ibu dan 500.000 kematian janin/tahun. Di RSUD Dr. Soetomo (2016-2017) didapatkan 778 kasus preklampsia, termasuk di dalamnya 78 kasus eclampsia (kejang) dan 26 kasus kematian ibu (menunjukkan angka fatalitas kasus sebesar 3.3%).  Pencegahan preeklampsia adalah tatalaksana terbaik yang bisa dikerjakan untuk menurunkan risiko kematian dan kesakitan ibu dan janin. Metode pencegahan preeklampsia yang direkomendasikan sampai saat ini adalah dengan pemberian aspirin dan kalsium. Namun metode ini memliki banyak keterbatasan: pemberian aspirin > 16 minggu tidak efektif dalam mencegah preeklampsia, metode ini tidak dapat mencegah preeklampsia tipe lambat (terjadi pada usia kehamilan > 37 minggu), dan tidak dapat mencegah preeklampsia pada ibu dengan hipertensi kronis.

Asif Ahmed adalah peneliti pertama yang mengemukakan ide penggunaan statin untuk mengobati preeklampsia. Pravastatin adalah obat induktor heme oxygenase-1 yang telah terbukti dari studi laboratorium maupun hewan memiliki efek protektif terhadap endotel, pembuluh darah, efek anti oksidan, anti inflamasi, anti thrombosis, dan yang terpenting pro angiogenik. Kinerja statin pada multi sistim ini secara teoritis bersifat protektif terhadap terjadinya preeklampsia. Kami melakukan studi untuk mengevaluasi bagaimanakan efek pemberian statin pada ibu hamil yang berisiko tinggi mengalami preeklampsia pada kadar sitokin pro inflamasi dan marker aktivasi endotel Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), Interleukin-6 (IL-6), Nitric Oxide (NO), dan Endothelin-1 (ET-1).

Studi ini merupakan bagian dari studi multicenter klinis yang kami kerjakan (INOVASIA: Indonesia Pravasatatin to Prevent Preeclampsia Study) yang bertujuan mengevaluasi efek pemberian pravasatatin dalam mencegah terjadinya preeklampsia pada ibu hamil berisiko tinggi. Pada studi ini 38 ibu hamil berisiko tinggi preeklampsia direkrut pada trimester pertama dan dibagi menjadi dua kelompok: kelompok control dan kelompok perlakuan. Kriteria inklusinya adalah ibu hamil usia kehamilan 10-20 minggu, dengan riwayat preeklampsia preterm sebelumnya, atau adanya kombinasi berbagai factor risiko preeklampsia (seperti obesitas, Riwayat keluarga preeklampsia, diabetes, hipertensi kronis, kehamilan kembar, kehamilan pertama, usia > 40 tahun, bayi tabung, peningkatan mean arterial pressure > 90 mmHg, dan gangguan pada USG doppler arteri uterine). Kriteria ekslusi adalah ibu hamil dengan kontra indikasi pemberian statin (alergi, penyakit liver, atau penyakt ginjal), saat ini telah rutin mengkonsumsi statin, atau terlibat pada penelitian klinis lainnya. Kelompok control mendapat tatalaksana standar pencegahan preeklampsia (aspirin 80 mg/hari dan kalsium 1g/hari), sedangkan kelompok perlakuan mendapat tambahan pravastatin (2 x 20 mg/hari).

Pasien dilakukan pengambilan sampel sebelum pemberian obat pertama (pre test) dan pada saat mau melahirkan (post test). Didapatkan total 38 peserta penelitian ini, dengan 6 pasien direkrut pada awal trimester 1, dan sisanya pada trimester 2 (< 20 minggu). Hasil studi ini menunjukkan bahwa kadar IL-6 dan ET-1 menurun pada kelompok perlakuan namun tidak berbeda pada kelompok kontrol. Kadar VEGF tidak berbeda bermakna pada kedua kelompok. Sedangkan kadar NO meningkat pada kelompok perlakuan dan menurun pada kelompok control. Peningkatan NO dan penurunan kadar ET-1 menunjukkan normalisasi dari fungsi endotel. ET-1 adalah marker aktivasi endotel, yang bersifat sebagai vasokonstriktor kuat sehingga merupakan elemen penting pada pathogenesis preeklampsia. ET-1 juga menginduksi stress oksidatif dan memicu reaksi inflamasi berlebihan pada penderita preeklampsia. Penurunan IL-6 menunjukkan penurunan inflamasi secara umum pada ibu. IL-6 adalah sitokin pro inflamasi multifungsional, yang memiliki peran penting pada reaksi fase akut inflamasi.

Banyak studi telah menemukan adanya peningkatan kadar IL-6 pada penderita preeklampsia. Berdasarkan temuan penelitian ini, kami berpendapat bahwa pemberian pravastatain 40 mg pada ibu hamil berisiko tinggi memperbaiki kadar NO serta menurunkan kadar IL-6 dan ET-1 pada serum ibu. Tren perubahan semua biomarker ini menunjukkan ke arah positif peran pravastatin dalam mencegah preeklampsia. Dengan kata lain pravastatin berpotensi menjadi obat pencegahan preeklampsia jika dilihat dari adanya perbaikan marker sitokin pro inflamasi dan aktivasi endotel yang diteliti.

Penulis: Muhammad Ilham Aldika Akbar

Tulisan lengkap mengenai hal ini dapat dilihat pada https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/14767058.2021.1879785.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp