Pengaruh Faktor Geopolitik Perang Dagang AS-Cina Terhadap Fluktuasi Harga Emas

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh detikNews

Sebagai salah satu logam mulia, emas memiliki daya tarik yang luar biasa bagi masyarakat. Selain digunakan untuk keperluan sehari-hari, emas sering kali digunakan untuk berinvestasi. Dikelilingi ketidakpastian global, banyak investor yang beralih ke investasi emas karena nilai emas tetap terjaga selama inflasi hingga krisis ekonomi atau perang. Harga emas berfluktuasi dari waktu ke waktu. Sejak tahun 2000, harga emas cenderung naik hingga mencapai titik tertingginya di USD 1.772,1 pada September 2011. Sejak itu, harga emas terus turun dan mulai stabil pada 1.050 hingga 1350 Dolar AS per Troy Ounce dalam beberapa tahun terakhir. Nilai standar deviasi yang lebih tinggi dari mean menunjukkan tingkat fluktuasi harga emas yang cukup tinggi selama 26 tahun terakhir.

Di tengah kondisi perang dagang antara AS dan China, harga emas menunjukkan pergerakan yang dinamis. Meningkatnya perang perdagangan antara AS dan China serta prospek pertumbuhan global yang goyah telah mendukung harga emas di pasar internasional. Peramalan adalah proses membuat prediksi berdasarkan model yang diperoleh dari data historis yang dikumpulkan. Pengembangan model peramalan yang akurat untuk fluktuasi harga emas memainkan peran penting dalam investasi masa depan. Kemampuan memperkirakan fluktuasi harga emas dengan akurasi tinggi sangat dibutuhkan di pasar komoditas dan perekonomian global.

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, model Autoregressive Integrated Movig Average (ARIMA) memiliki tingkat akurasi yang baik dalam meramalkan harga emas. Model ARIMA merupakan model yang diperoleh dari kombinasi proses autoregressive dan proses moving average yang disertai dengan proses differencing. Namun pendekatan ARIMA tidak mempertimbangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhinya. Faktor eksternal seperti adanya perang dagang diyakini turut mempengaruhi harga emas. Oleh karena itu, diperlukan peramalan harga emas yang mempertimbangkan adanya faktor lain yaitu pengaruh perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina. Pada prinsipnya modifikasi model ARIMA yang digabungkan dengan penambahan variabel lain dalam hal ini variabel eksogen disebut dengan model ARIMAX.

Hasil pemodelan ARIMAX membuktikan bahwa perang dagang antara AS dan China berdampak signifikan terhadap fluktuasi harga emas. Dengan menggunakan pendekatan ARIMAX didapatkan akurasi prediksi yang tinggi dengan Mean Absolute Percentage Error (MAPE) sebesar 9,6 persen.

Penulis: Siti Maghfirotul Ulyah

Judul artikel: The impact of US-China trade war in forecasting the gold price using ARIMAX model

https://aip.scitation.org/doi/abs/10.1063/5.0042361

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp