Overweight, Obesitas, Pertambahan BB Berlebih Selama Hamil, dan Hubungannya dengan Preeklampsia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Bidanku

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator terpenting dalam menilai kualitas kesehatan suatu negara. Salah satu penyebab terbesar dari tingginya AKI di dunia adalah Preeklampsia. Angka kejadian preeklampsia di seluruh dunia berkisar antara 2-10% dari total kehamilan. Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan kejadian preeklampsia di negara berkembang tujuh kali lipat lebih besar (2,8% dari angka kelahiran hidup) dibandingkan di negara maju (0,4% dari angka kelahiran hidup). Hingga kini, belum diketahui penyebab pasti dari preeklampsia, namun beberapa sumber ilmiah menyatakan bahwa kenaikan berat badan yang berlebih selama hamil dan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebelum hamil mungkin menjadi faktor penting yang dapat mempengaruhi. Banyak studi yang telah dilakukan untuk meneliti hubungan dari faktor-faktor tersebut, namun sebuat studi meta-analisis dibutuhkan untuk memberikan kesimpulan yang lebih jelas terkait hal ini.

Studi telaah sistematik-meta analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) sebelum hamil dan pertambahan berat badan selama hamil dengan kejadian preeklampsia. Indeks Massa Tubuh (IMT) kategori underweight merupakan faktor protektif karena dapat menurunkan risiko terjadinya preeklampsia jika dibandingkan dengan kategori IMT normal. Sebaliknya, kategori IMT overweight dan obese dapat meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia hingga beberapa kali lipat. Pada orang dengan obesitas, bukan hanya jumlah lemak, distribusi lemak juga menjadi aspek yang penting untuk diperhatikan. Obesitas sentral yang menjadi pertanda visceral obesity, berisiko lebih tinggi jika dibandingkan dengan peripheral obesity. Visceral fat dapat memproduksi lebih banyak C-reactive protein dan sitokin inflamasi yang dapat berdampak pada stress oksidatif. Level antidoksidan pada orang dengan obesitas juga relatif lebih rendah jika dilihat dari komposisi makanan yang dikonsumsi, dimana komposisi karbohidrat dan lemak biasanya tidak sebanding dengan konsumsi makanan yang kaya akan antioksidan.

Meta-analisis juga menunjukkan bahwa pertambahan berat badan yang melebihi rekomendasi, dapat meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia hingga dua kali lipat. Pertambahan berat badan selama hamil dapat dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya:  pendapatan yang rendah, ketidakseimbangan komposisi makanan yang dikonsumsi, aktivitas fisik yang rendah serta faktor psikologis seperti stress, depresi, dan dukungan sosial yang lemah juga berhubungan dengan pertambahan berat badan berlebih selama hamil. Pertambahan berat badan selama hamil merupakan hal yang normal, tetapi pertambahan berat badan melebihi rekomendasi yang seharusnya, dapat berdampak pada komplikasi maternal-fetal dan neonatal.

Penulis: Muhammad Ilham Aldika Akbar

Informasi detail tulisan ini dapat dilihat di :

https://www.apjr.net/temp/AsianPacJReprod1011-1326586_034105.pdf

Renata Alya Ulhaq, Wahyul Anis, Widati Fatmaningrum, Muhammad Ilham Aldika Akbar. 2021, Association between pre-pregnancy body mass index and gestational weight gain and the risk of preeclampsia: A systematic review and meta-analysis.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp