Hubungan antara Perang Dagang AS-Cina, Harga Emas dan Harga Minyak Mentah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh CNN Indonesia

Investasi emas mulai diminati oleh berbagai kalangan, terutama generasi milenial. Salah satu penyebabnya adalah harga emas yang cenderung terus meningkat meski kondisi ekonomi global tidak menentu. Harga emas diprediksi akan cenderung naik yang mana kenaikannya bisa dramatis jika terdapat isu-isu geopolitik. Harga emas dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti adanya perang dagang antar negara, harga komoditas sejenis seperti harga minyak, nilai tukar mata uang, dan beberapa faktor lainnya. Dua faktor yang akan dipertimbangkan dalam memprediksi fluktuasi harga emas adalah perang dagang Amerika Serikat-Cina dan harga minyak mentah.

Keterkaitan antara harga emas dan minyak dapat dijelaskan dengan koefisien korelasi antara kedua data tersebut. Koefisien korelasi antar keduanya sangat tinggi yang menandakan hubungan antara variabel harga emas dan variabel harga minyak mentah sangat kuat dan berbanding lurus. Adanya korelasi yang sangat signifikan ini memotivasi penulis untuk mengkaji apakah harga emas bergantung pada harga minyak dan sebaliknya.

Peramalan adalah masalah populer dalam alokasi aset, harga komoditas, manajemen risiko, dan pembuatan kebijakan. Selama bertahun-tahun, para peneliti telah menaruh minat pada prakiraan volatilitas, yang merupakan masalah penting dalam pasar ekonomi. Emas merupakan komoditas utama yang digunakan untuk tujuan keuangan dan merupakan bagian dari cadangan devisa di sebagian besar bank nasional. Ini menunjukkan peran fundamental emas dalam perekonomian global. Emas adalah logam mulia yang paling banyak dipilih untuk investasi di antara semua logam mulia.

Pengembangan model peramalan yang akurat untuk fluktuasi harga emas jangka panjang memainkan peran penting dalam investasi dan keputusan di masa depan untuk perusahaan terkait. Kemampuan memperkirakan harga emas dengan akurasi tinggi sangat dibutuhkan di pasar komoditas dan ekonomi global. Selain itu, peramalan fluktuasi harga emas merupakan isu penting dalam industri keuangan. Perbaikan kecil dalam akurasi prediksi volatilitas harga emas dapat menciptakan keuntungan besar. Dari perspektif ini, studi ini mengusulkan model baru untuk memperkirakan secara akurat fluktuasi harga emas bulanan jangka panjang. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan bagi investor dan pihak terkait, seperti pembuat kebijakan.

Model yang digunakan adalah model multivariat yang dapat mencakup kontribusi dan pengaruh variabel lain yaitu vektor autoregresif dengan input eksogen (VARX). Dengan kata lain, fluktuasi harga emas tidak hanya dipengaruhi oleh fluktuasi harga di masa lalu, tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti harga komoditas lain yang sejenis (harga minyak) dan isu geopolitik (perang dagang AS-Cina).

Hasil prediksi secara multivariat memiliki nilai Mean Absolute Percentage Error (MAPE) sebesar 5,03 persen untuk harga emas, dan sebesar 11,66 persen untuk harga minyak. Model peramalan menunjukkan bahwa tidak ada kontribusi perang dagang AS-Cina terhadap harga emas dan minyak. Selain itu, terdapat kontribusi harga emas terhadap harga minyak dan sebaliknya. Harga emas tergantung pada harga emas dan harga minyak di masa lalu (sebulan, dua bulan, dan tiga bulan sebelumnya). Hubungan yang sama terjadi pada harga minyak, tetapi hanya bergantung pada harga minyak dan emas bulan lalu dan dua bulan terakhir.

Penulis: Siti Maghfirotul Ulyah

Judul Artikel: Forecasting gold and oil prices considering US-China trade war using vector autoregressive with exogenous input

Link: https://aip.scitation.org/doi/abs/10.1063/5.0042362?journalCode=apc

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp