UNAIR NEWS – Departemen Obstetri Ginekologi (Obsgin) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) merupakan tempat pendidikan bagi program studi S-1 Kedokteran, Pendidikan Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Subspesialis Obstetri ginekologi. Terdiri dari peminatan onkologi ginekologi, maternal fetal medicine, uroginekologi, fertility endokrinologi reproduksi dan obstetri sosial. Selain itu, juga merupakan tempat stase pendidikan dokter Spesialis Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, stase pendidikan dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik.
Dr. Brahmana Askandar Tjokroprawiro, dr., SpOG (K) selaku kepala departemen, mengatakan departemen memiliki staf berusia emas, 42% dari seluruh staf aktif berusia 30-40 tahun sehingga memiliki sumber daya yang luar biasa.
“Saat ini departemen obstetri ginekologi FK UNAIR terdiri dari 5 divisi yaitu Divisi Onkologi Ginekologi, Divisi Fetomaternal, Divisi Fertiliti, Endokrinologi dan Reproduksi, Divisi Obstetri Sosial dengan 35 Staf aktif dan 13 Staf Purna (dosen khusus dan dosen luar biasa),” ungkapnya.
Saat ini setiap minggu departemen berkesempatan mengikuti ward round atau clinical discussion dengan Departemen Obstetri Ginekologi – Mc Gill University – Montreal Canada.
Dari tingkat pendidikan, 14 staf dengan pendidikan S3 dan 8 orang yang sedang sekolah S3. Diharapkan, dalam 2 tahun ke depan departemen memiliki 22 staf dengan pendidikan S3 dari seluruh 35 staf aktif. Selain itu Departemen Obsgin mempunyai 2 guru besar aktif dan 6 guru besar purna sebagai dosen luar biasa atau dosen mitra.
Saat ini departemen mempunyai beberapa hubungan internasional dengan luar negeri terlibat dalam proses belajar mengajar maupun publikasi bersama. Termasuk di dalamnya setiap tahun beberapa dokter dari luar negeri menetap di Surabaya untuk melaksanakan pendidikan bagi mahasiswa S1, Sp1, maupun Sp2.
Saat ditanya tentang program tahunan departemen ia mengatakan program peningkatan tri dharma perguruan tinggi negeri selalu ditingkatkan pada setiap tahunnya. Pada bidang pendidikan, penataan kurikulum serta proses pembuatan model atau manequin untuk proses belajar menjadi alternatif mengajar saat era pandemi.
Pada bidang penelitian peningkatan jumlah publikasi internasional oleh staf departemen obstetri ginekologi, salah satu cara adalah membuat pohon penelitian dan sicentific webinar rutin di lingkungan obstetri ginekologi dengan berbagai topik terkait penulisan dan penelitian dengan pembicara nasional ataupun internasional.
“Kita melakukan kolaborasi publikasi bersama dengan expert dari luar negeri. Sebagian publikasi adalah publikasi bersama dengan luar negeri di jurnal internasional bereputasi,” ungkapnya.
Pada bidang pengabdian masyarakat, departemen obstetri ginekologi mempunya peran aktif dalam penurunan angka kematian ibu melalui Divisi Obstetri Sosial yang mengawal program tersebut baik di Surabaya maupun di Jawa Timur. Serta, memiliki program visitasi rutin ke 10 RS di Jawa Timur.
Departemen juga memiliki acara rutin webinar untuk dokter maupun dokter SpOG yang diadakan setiap hari Rabu jam 10.00-11.00 setiap minggunya. Diharapkan semua staf dapat memberikan ilmunya untuk peningkatan profesionalisme dokter maupun dokter SpOG.
“Selain itu, cara ini merupakan bentuk pengabdian masyarakat untuk dosen sendiri mempunyai kesempatan memperolah angka kredit pengabdian masyarakat dan penunjang setiap minggu,” ujarnya.
Hingga sekarang, departemen sudah menghasilkan banyak lulusan yang telah berkiprah pada bidangnya masing-masing, seperti Prof. Dr. dr. Budi Santoso, SpOG (K) selaku Dekan FK UNAIR (2020-2025) yang juga alumni Obsgyn Surabaya, Dr. dr. Poedjo Hartono, SpOG (K) sebagai Ketua MPPK PB IDI dan mantan ketua PP POGI, serta Prof. dr. M. Dikman Angsar, SpOG (K) Mantan Direktur RS Dr. Soetomo sekaligus mantan direktur RSUA, dan masih banyak lagi.
Selain memiliki banyak kekuatan serta keunggulan, tantangan departemen ke depan juga lebih berat, karena perkembangan teknologi semakin pesat. Tidak hanya itu, lulusan Obstetri dan Ginekologi FK UNAIR harus mempunyai kompetensi yang tidak kalah dengan spesialis obstetri ginekologi di luar negeri meski di tengah keterbatasan sarana dan prasarana.
“Tantangan ke depan adalah kita harus mampu bersaing dengan lulusan di bidang obsgin dari universitas di luar negeri yang bukan tidak mungkin akan dan bisa mendirikan Fakultas Kedokteran di Indonesia,” pungkasnya.
UNAIR sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia mendorong seluruh sivitas akademika untuk berdaya saing global. (*)
Penulis: Adelya Salsabila Putri
Editor: Khefti Al Mawalia