‘New Normal’ untuk Mencapai Imunitas Ambang Tinggi (Ro dan Pc) Pasca Pandemi COVID-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Unas

 

Malam pergantian tahun baru 2020, biasa dirayakan pada tanggal 31 Desember 2019, mungkin menjadi malam pergantian tahun yang tidak akan terlupakan oleh kota Wuhan, Wubei dengan ibukota China. Pada saat itu, dilaporkan terjadi wabah penyakit novel Corona Virus-19 (COVID-19) menyebabkan terjadinya kasus pneumonia yang belum pernah dijumpai sebelumnya. COVID-19 juga disebut dengan Pneumonia Associated Respiratory Syndrome (PARS) dan terdapat beberapa kemiripan dengan infeksi Severe Acute Respiratory Syndrome -Corona Virus (SARS-coV) yang pernah merebak pada tahun 2002, maka COVID-19 dapat disebut juga dengan Severe Acute Respiratory Syndrome-Corona Virus 2 (SARS-CoV 2) [3]. Identifikasi dilakukan berdasarkan analisis yang dilakukan di laboratorium, menemukan bahwa genom virus korona terdiri dari 30.000 pasang basa yang ditranslasikan menjadi protein virus korona setelah menginfeksi sel pejamu (host). Perbedaan antara SARS-CoV, MERS CoV, dan SARS-CoV 2 adalah pada kemampuan transmisinya. SARS-CoV pada tahun 2003 menginfeksi 8098 orang dengan tingkat transmisi 9% dan tingkat mortalitas 9,6%. MERS-CoV menginfeksi 2.428 orang, sedangkan SARS-CoV 2 menginfeksi 120.000 orang dengan tingkat transmisi 2,9% dan tingkat mortalitas 3,61%. Kemampuan transmisi SARS-CoV 2 lebih tinggi dibandingkan dengan SARS-CoV dan MERS-CoV yang disebabkan oleh rekombinasi genetik pada protein S pada daerah pengikatan dengan ACE-2 sehingga meningkatkan kemampuan transmisi. Kesamaan di antara ketiga jenis infeksi virus ini, yaitu: disebabkan oleh β-corona virus dengan gejala pneumonia,  Acute Lung Injury (ALI), Acute Rsspiratory Distress Syndrome (ARDS), dan dapat menyebabkan kematian.

Concept era New Normal di suatu era pandemik baru pada COVID-19

World Health Organization (WHO) dan Deutsche Bank Research stated that pandemik COVID-19 akan menciptakan era baru (new normal), pada era ini masyarakat akan hidup berdampingan dengan COVID-19 sampai ditemukannya vaksin anti COVID-19. COVID-19 berdampak terhadap segala aspek kehidupan, baik aspek kesehatan, finansial, pendidikan, dan masih banyak lagi. Pada era baru tersebut masyarakat akan mulai membiasakan diri terhadap kebiasaan yang baru, seperti: menggunakan masker untuk setiap aktivitas di luar rumah, tidak menyentuh area yang berhubungan dengan wajah ketika beraktivitas di luar rumah, menerapkan kebijakan social distancing/physical distancing, menghindari kerumunan dan tempat keramaian (Pembatasan Sosial Berskala Besar/PSBB), meningkatkan higienis dan kebersihan diri-lingkungan sekitar baik setelah beraktivitas di luar rumah dan ketika kembali masuk ke dalam ruamh, dan bepergian seminimal mungkin (bekerja dari rumah). Dalam kebijakan dunia finansial, era new normal dapat dimulai dengan menggunakan uang elektronik dan meminimalisasi penggunaan uang kontan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam kebijakan dunia kesehatan, era new normal dapat dimulai dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dan pelindung muka (face shield) untuk setiap tenaga kesehatan.

Concept Herd Immunity sebagai imunitas komunitas pada pandemi COVID-19

Randolph and Barreiro dan Metcalf et. al. mengatakan bahwa konsep dasar Herd Immunity adalah melalui sistem kekebalan tubuh dapatan (acquired immunity) pada level individual yang dapat diperoleh melalui paparan infeksi alamiah dengan patogen (COVID-19)atau melalui proses imunisasi dengan vaksin. Suarez et. al. mengatakan bahwa konsep Herd Immunity telah diperkenalkan pada tahun 1923 dan konsep ini digunakan untuk menggambarkan perbandingan imunitas antara individu di dalam populasi, nilai ambang batas imunitas individu yang menyebabkan penurunan insiden kasus penyakit, dan pola imunitas yang melindungi populasi di dalam melawan sebuah infeksi baru. Proses imunisasi dengan vaksin untuk patogen COVID-19 belum dapat dilakukan karena belum diketemukannya vaksin untuk COVID-19, sehingga konsep dasar Herd Immunity diperoleh melalui cara yang pertama, yaitu: melalui sistem kekebalan tubuh dapatan pada level individual akibat paparan infeksi alamiah dengan patogen COVID-19. Pada model yang paling sederhana, terdapat beberapa istilah yang berhubungan dan digunakan untuk menilai ambang batas Herd Immunity. Istilah yang pertama adalah Ro (basic reproductive number) yang merupakan rata-rata jumlah infeksi sekunder yang disebabkan oleh individu tunggal pada populasi rentan (susceptible). Re adalah rata-rata jumlah infeksi sekunder yang dimulai oleh individu tunggal di atas periode infeksi pada populasi yang kebal secara parsial. Nilai masing-masing untuk Ro dan Re akibat infeksi patogen COVID-19 adalah 4 dan 3. Maksud dari nilai Ro 4 adalah masing-masing individu yang terinfeksi patogen COVID-19 memberikan rata-rata peningkatan nilai Ro 4. Nilai Ro digunakan untuk mencari nilai Pc yang merupakan nilai kritis proporsi populasi yang harus dilakukan proses imunisasi sehingga tercapai proses eliminasi. Nilai Pc dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Pc = 1 – 1/Ro yang menghubungkan antara proses transmisi penyakit dan proporsi kritis populasi, sehingga semakin besar nilai proses transmisi patogen maka semakin besar proporsi populasi yang harus divaksinasi.

Life post COVID-19

COVID-19 sangat berpengaruh besar terhadap segala aspek kehidupan manusia, mulai dari aspek sosial, aspek komunitas, aspek imunologi, aspek forensik, aspek finansial, dan aspek lainnya. Setelah tercapainya Herd Immunity dan kebiasaan new normal era, maka kehidupan manusia selanjutnya akan bergantung terhadap sumber listrik dan gadget. Kedua jenis sumber tersebut akan mengalami tren peningkatan yang cepat dibandingkan dengan tren kebiasaan konvensional. Mungkin tidak ada lagi acara kerumunan di dalam jumlah besar, transaksi selanjutnya akan lebih banyak menggunakan transaksi elektronik dibandingkan dengan transaksi dengan keuangan konvensional. Kebijakan layanan transportasi dan tempat publik umum akan berkurang sekitar 50% dari era sebelum COVID-19 yang merupakan konsekuensi dari tren new normal. Kehidupan akan dimulai lagi dari awal, dengan memasuki tahap kehidupan berdampingan dengan korona yang berprinsip segala sektor tetap berjalan seperti biasa namun tetap diikuti oleh penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Penulis : Dr.Ahmad Yudianto,dr.SpF.M[K].,SH.,M.Kes

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di :

https://medic.upm.edu.my/upload/dokumen/202104291543392020_0875_37.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp