Robot Sebagai Solusi Manajemen Sumber Daya di Era Covid-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh CNN Indonesia

Salah satu strategi dalam perawatan pasien kritis modern adalah dengan menggunakan teknologi informasi (IT) untuk meningkatkan perawatan pasien, efisiensi dokter, dan hasil pasien. Aplikasi teknologi dan inovasi berkembang cepat demi untuk menghentikan penyebaran penyakit, merawat pasien, dan mengurangi beban dari petugas kesehatan, serta pengembangan vaksin baru yang efektif. Salah satu manajemen COVID-19 di China yang harus kita pelajari adalah penggunaan robot untuk memberikan layanan dan perawatan bagi mereka yang dikarantina atau melakukan social distancing. Indonesia perlu melakukan inovasi untuk menyelamatkan sumber daya yang ada, salah satunya sumber daya manusia. Jumlah tenaga kesehatan tidak diimbangi dengan jumlah kasus dalam situasi pandemi. Oleh karena itu, artikel ini mencoba mengulas beberapa literatur pengantar yang telah membahas tentang penggunaan robot asisten medis di ruang ICU yang disebut dengan “ROBOTIC ASSISTED INTENSIVIST”.

COVID-19 dan Risiko Staf Medis

COVID-19 adalah penyakit yang sangat mudah menular. Jarak fisik menjadi perhatian utama sehingga sangat menyulitkan para petugas medis untuk merawat pasien karena mereka harus selalu berdekatan. Penyakit ini dapat ditularkan melalui sentuhan, tetesan yang disebarkan melalui batuk, bersin, atau berbicara tatap muka. Penularan antara pasien dengan petugas kesehatan merupakan masalah yang harus dicegah dan diatasi. Penggunaan tenaga kesehatan berbantuan robot merupakan salah satu alternatif untuk mencegah risiko tertular. Kolaborasi multidisiplin sangat penting dalam penciptaan petugas kesehatan yang dibantu robot. Peran pusat pendidikan, perusahaan, penyandang dana, dan tenaga kesehatan sangat dibutuhkan untuk pembuatan robot yang tepat.

Robotic Telepresence

Penggunaan remote presence sebelumnya telah dibuat oleh banyak penulis, diantaranya (1) pembuatan Robot telepresence dengan virtual reality head-mounted display (VR HMD) yang dibandingkan adalah robot telepresence yang dikendalikan oleh tatapan dan tangan dengan tampilan yang dipasang di kepala; (2) robot RP-7 untuk respon yang lebih cepat pada saat situasi kritis di ICU saraf. RP-7 dapat menurunkan Length of Stay (LOS) dan secara signifikan menurunkan biaya pada layanan bedah bariatrik. Pemulangan pasien lebih awal memungkinkan untuk mengisi ulang 60% tempat tidur dalam waktu 3 jam setelah keluar. Hackensack University Medical Center telah memulai protokol untuk menggunakan RP-7 dalam mengurangi LOS dengan keberhasilan awal, sedangkan Ryder Trauma Center di Miami telah menggunakan RP-7 untuk meningkatkan perawatan dan pelatihan di ICU trauma.

Peluang di Negara Berkembang

Salah satu contoh penggunaan teknologi robot dalam pelayanan penyakit menular adalah desinfeksi permukaan non-kontak ultraviolet (UV) yang dikendalikan oleh robot. Robot ini sangat membantu untuk mendisinfeksi luas permukaan alat di ruang perawatan COVID-19 karena tetesan yang menempel di permukaan benda dapat menjadi media penularan. Virus korona dapat bertahan pada permukaan benda mati — termasuk logam, kaca, atau plastik — selama berhari-hari, dan perangkat sinar UV (seperti PX-UV) efektif dalam mengurangi kontaminasi pada permukaan dengan sentuhan tinggi di rumah sakit. Tapi, panjang UV yang aman harus diperhatikan untuk melindungi lingkungan.

Contoh lain dari penggunaan teknologi robotik dalam perawatan kesehatan adalah robot telepresence. Robot ini berguna untuk memantau tanda-tanda vital pasien, triase, mengevaluasi, memantau, dan merawat pasien dari jarak aman antara petugas kesehatan dan pasien. Selain itu dapat membantu sistem pelayanan kesehatan, memelihara kesehatan masyarakat, dan memberikan pelayanan kesehatan yang lebih efektif dan aman. Hal ini tentunya akan mengurangi beban rumah sakit untuk membayar tenaga kerja manusia dan risiko tertular penyakit menular. Beberapa kendala dalam penggunaan teknologi robot untuk layanan kesehatan darurat dan ICU adalah mahalnya harga robot, penggunaan robot bermanfaat dan kemampuan infrastruktur penggunaan robot belum terbukti secara ilmiah. Hal ini karena menyangkut bentuk lantai bangunan, pintu, dan lain-lain.

Penulis: Dr. Anna Surgean Veterini, dr., Sp.An., KIC

Informasi detail dari tulisan ini dapat dilihat pada:

https://e-journal.unair.ac.id/IJAR/article/view/24374

Veterini, A.S., Semedi, B. P., Prakoeswa, C. R. S., and Tinduh, D. (2021). The Role of “Robotic Assisted Intensivist” As Solution of Resources Management in Covid-19 Pandemic Era. Indonesian Journal of Anesthesiology and Reanimation, 3(1):34-38.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp