Kinerja perusahaan dalam hal efisiensi biaya sangat penting perannya dalam memenangkan persaingan di era ekonomi global. Banyak hal yang dapat memengaruhi kinerja efisiensi biaya di perusahaan, baik berasal dari pihak internal maupun eksternal. Teori resource-based view (RBV) menyatakan bahwa daya saing perusahaan ditentukan oleh sumber daya internal yang berkarakteristik langka, bernilai, tidak bisa ditiru dan tak bisa digantikan. Kajian ini berfokus pada kemampuan berinovasi dan melakukan proses bisnis secara baik yang merupakan dua sumber daya internal untuk mencapai kinerja efisiensi biaya. Inovasi telah mendapat perhatian para peneliti sebagai pemicu kinerja perusahaan dalam lingkungan bisnis yang dinamis. Inovasi dipandang sangat relevan untuk meningkatkan permintaan pasar dan berfungsi sebagai mesin pertumbuhan ekonomi di era global ekonomi. Ahli ekonomi Schumpeter sejak 1934 telah menyatakan bahwa stimulus perkembangan ekonomi adalah inovasi. Perusahaan yang kurang inovatif akan memiliki masa depan yang suram. Beragam inovasi seperti inovasi proses, inovasi pasar dan inovasi organisasi telah dikaji untuk membuktikan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan.
Banyak kajian mengungkapkan bahwa inovasi teknologi berpengaruh besar terhadap kinerja biaya. Banyak perusahaan manufaktur berusaha menata proses bisnis dari ujung ke ujung guna mencapai kinerja proses bisnis yang unggul. Para peneliti juga menunjukkan bahwa proses operasional yang lebih baik melalui standarisasi proses bisnis akan memberikan manfaat sangat besar meningkatkan daya saing dan kinerja perusahaan. Kajian ini membuka wacana dan bermanfaat dalam implementasi strategi inovasi pada industri manufaktur di Indonesia. Kajian ini dilakukan pada 300 perusahaan skala medium dan besar di Jawa Timur. Hasil kajian mengungkapkan 4 (empat) temuan utama. Pertama, hasil kajian mendukung pendapat bahwa strategi inovasi memengaruhi kinerja biaya. Hal ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya seperti Rajapathirana dan Hui (2017) serta Rosli dan Sidek (2013). Kedua, hasil kajian mendukung pendapat yang menyatakan bahwa strategi inovasi memengaruhi kinerja proses bisnis. Hal ini sejalan dengan hasil studi Abdi dkk. (2011) dan Lewis dkk. (2007). Ketiga, kajian ini mendukung pendapat yang menyatakan bahwa kinerja proses bisnis memengaruhi kinerja efisiensi biaya. Hal ini juga konsisten dengan studi Münstermann dkk. (2010) dan Peronja (2015). Keempat, kajian ini mendukung pendapat bahwa strategi inovasi akan memengaruhi kinerja efisiensi biaya melalui kinerja proses bisnis. Hasil kajian ini menunjukkan kepada para pengelola perusahaan manufaktur di Jawa Timur betapa pentingnya strategi inovasi dan kinerja proses bisnis untuk mencapai kinerja efisiensi biaya. Mereka perlu menyadari bahwa untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi para pesaing asing, terutama dari Cina, mereka harus meningkatkan efisiensi biaya. Bersaing dengan produk-produk China berarti bersaing dengan harga rendah, maka kinerja efisiensi biaya akan menjadi faktor keberhasilan yang paling utama. Strategi inovasi seharusnya tidak hanya berfokus pada persaingan berbasis harga (cost leadership). Bersaing harga dengan produk-produk Cina sangatlah sulit karena berskala global. Perusahaan perusahaan di Jawa Timur harus mulai meningkatkan daya saing mereka dengan melakukan inovasi guna menciptakan perbedaan (differentiation), baik dari aspek-aspek kualitas produk, layanan, kecepatan, fitur, image, dan keunikan lainnya.
Di era digitalisasi dan green economy, manajemen perusahaan-perusahaan di Jawa Timur perlu juga melakukan inovasi pemasaran dengan mengubah orientasi pasar menuju pasar global, pasar online, dan pasar ramah lingkungan. Inovasi baru dalam orientasi pasar tersebut tentu membawa konsekuensi terhadap bisnis proses pemasaran yang juga memerlukan kesiapan human capital yaitu kompetensi yang selaras dengan strategi inovasinya. Inovasi pemasaran juga mendorong kesiapan information capital (aplikasi, infrastruktur dan jaringan) dan kesiapan organization capital (kepemimpinan, budaya organisasi dan teamwork). Kajian ini membawa impikasi teoritis pada perlunya mengembangkan teori Resource Based View (RBV) dalam kancah empirik di perusahaan-perusahaan. Sosialisasi dan pelatihan pelatihan tentang makna sumber daya internal yang langka, bernilai, tak bisa ditiru dan tak tergantikan seharusnya dipahami dan dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk membangun keunggulan bersaingnya. Implikasi praktis kajian ini dapat berupa peningkatan kualitas pengambilan kebijakan korporasi, khususnya di bidang inovasi dan proses bisnis.
Penulis: Nanik Kustiningsih dan Bambang Tjahjadi