Strategi Inovasi, Kinerja Proses Bisnis, dan Kinerja Efisiensi Biaya pada Industri Manufaktur di Jawa Timur

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Warta Ekonomi

Kinerja perusahaan dalam hal efisiensi biaya sangat penting perannya dalam  memenangkan persaingan di era ekonomi global. Banyak hal yang dapat memengaruhi kinerja  efisiensi biaya di perusahaan, baik berasal dari pihak internal maupun eksternal. Teori  resource-based view (RBV) menyatakan bahwa daya saing perusahaan ditentukan oleh sumber  daya internal yang berkarakteristik langka, bernilai, tidak bisa ditiru dan tak bisa digantikan.  Kajian ini berfokus pada kemampuan berinovasi dan melakukan proses bisnis secara baik yang  merupakan dua sumber daya internal untuk mencapai kinerja efisiensi biaya.  Inovasi telah mendapat perhatian para peneliti sebagai pemicu kinerja perusahaan  dalam lingkungan bisnis yang dinamis. Inovasi dipandang sangat relevan untuk meningkatkan  permintaan pasar dan berfungsi sebagai mesin pertumbuhan ekonomi di era global ekonomi.  Ahli ekonomi Schumpeter sejak 1934 telah menyatakan bahwa stimulus perkembangan  ekonomi adalah inovasi. Perusahaan yang kurang inovatif akan memiliki masa depan yang  suram. Beragam inovasi seperti inovasi proses, inovasi pasar dan inovasi organisasi telah dikaji  untuk membuktikan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan. 

Banyak kajian mengungkapkan bahwa inovasi teknologi berpengaruh besar terhadap  kinerja biaya. Banyak perusahaan manufaktur berusaha menata proses bisnis dari ujung ke  ujung guna mencapai kinerja proses bisnis yang unggul. Para peneliti juga menunjukkan bahwa  proses operasional yang lebih baik melalui standarisasi proses bisnis akan memberikan manfaat  sangat besar meningkatkan daya saing dan kinerja perusahaan. Kajian ini membuka wacana  dan bermanfaat dalam implementasi strategi inovasi pada industri manufaktur di Indonesia. Kajian ini dilakukan pada 300 perusahaan skala medium dan besar di Jawa Timur. Hasil  kajian mengungkapkan 4 (empat) temuan utama. Pertama, hasil kajian mendukung pendapat bahwa strategi inovasi memengaruhi kinerja biaya. Hal ini sejalan dengan penelitian-penelitian  sebelumnya seperti Rajapathirana dan Hui (2017) serta Rosli dan Sidek (2013). Kedua, hasil  kajian mendukung pendapat yang menyatakan bahwa strategi inovasi memengaruhi kinerja  proses bisnis. Hal ini sejalan dengan hasil studi Abdi dkk. (2011) dan Lewis dkk. (2007).  Ketiga, kajian ini mendukung pendapat yang menyatakan bahwa kinerja proses bisnis  memengaruhi kinerja efisiensi biaya. Hal ini juga konsisten dengan studi Münstermann dkk. (2010) dan Peronja (2015). Keempat, kajian ini mendukung pendapat bahwa strategi inovasi  akan memengaruhi kinerja efisiensi biaya melalui kinerja proses bisnis. Hasil kajian ini menunjukkan kepada para pengelola perusahaan manufaktur di Jawa  Timur betapa pentingnya strategi inovasi dan kinerja proses bisnis untuk mencapai kinerja  efisiensi biaya. Mereka perlu menyadari bahwa untuk meningkatkan daya saing dalam  menghadapi para pesaing asing, terutama dari Cina, mereka harus meningkatkan efisiensi  biaya. Bersaing dengan produk-produk China berarti bersaing dengan harga rendah, maka  kinerja efisiensi biaya akan menjadi faktor keberhasilan yang paling utama. Strategi inovasi  seharusnya tidak hanya berfokus pada persaingan berbasis harga (cost leadership). Bersaing  harga dengan produk-produk Cina sangatlah sulit karena berskala global. Perusahaan perusahaan di Jawa Timur harus mulai meningkatkan daya saing mereka dengan melakukan  inovasi guna menciptakan perbedaan (differentiation), baik dari aspek-aspek kualitas produk,  layanan, kecepatan, fitur, image, dan keunikan lainnya.

Di era digitalisasi dan green economy,  manajemen perusahaan-perusahaan di Jawa Timur perlu juga melakukan inovasi pemasaran  dengan mengubah orientasi pasar menuju pasar global, pasar online, dan pasar ramah  lingkungan. Inovasi baru dalam orientasi pasar tersebut tentu membawa konsekuensi terhadap  bisnis proses pemasaran yang juga memerlukan kesiapan human capital yaitu kompetensi yang  selaras dengan strategi inovasinya. Inovasi pemasaran juga mendorong kesiapan information  capital (aplikasi, infrastruktur dan jaringan) dan kesiapan organization capital (kepemimpinan,  budaya organisasi dan teamwork). Kajian ini membawa impikasi teoritis pada perlunya mengembangkan teori Resource Based View (RBV) dalam kancah empirik di perusahaan-perusahaan. Sosialisasi dan pelatihan pelatihan tentang makna sumber daya internal yang langka, bernilai, tak bisa ditiru dan tak  tergantikan seharusnya dipahami dan dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk  membangun keunggulan bersaingnya. Implikasi praktis kajian ini dapat berupa peningkatan  kualitas pengambilan kebijakan korporasi, khususnya di bidang inovasi dan proses bisnis. 

Penulis: Nanik Kustiningsih dan Bambang Tjahjadi 

Link: http://www.inderscience.com/offer.php?id=108324

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp