Tes bakat skolastik merupakan salah satu tes yang digunakan untuk menyeleksi calon mahasiswa yang ingin mendaftar ke Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia. Tes ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain persentase calon siswa yang lulus untuk mendaftar di tahun pendaftaran (t), dan lokasi PTKIN tempat calon siswa mendaftar (x). Hubungan antara variabel prediktor t dan nilai tes bakat skolastik (y) tidak memiliki pola fungsi tertentu seperti linier sehingga didekati dengan pendekatan nonparametrik yaitu estimator spline dengan kelebihannya adalah adanya titik knot yang dapat mengakomodir sifat kelokalan sehingga hasil estimasi fungsinya lebih fleksibel. Dalam pemodelan ini PTKIN di Indonesia dibedakan menjadi dua model yaitu model untuk PTKIN di Indoenesia Barat dan Timur, namun pengestimasian dilakukan serempak dengan menggunakan variabel dummy yang merupakan komponen parametrik sehingga penggabungan komponen parametrik dan nonparametrik dalam model disebut model regresi semiparametrik. Dinamika nilai tes bakat skolastik dalam ujian masuk PTKIN dari tahun 2016-2018 di akomodir dalam pemodelan data longitudinal, sehingga dalam tulisan ini dipaparkan pemodelan nilai bakat sklolastik pada ujian masuk PTKIN di Indenesia dengan pendekatan model regresi semiparametrik pada data longitudinal berdasar estimator least square spline.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tes bakat skolastik (y), wilayah tempat PTKIN (x) dan persentase calon mahasiswa yang mendaftar ke perguruan tinggi pada tahun kelulusan (t). Berdasarkan hasil uji korelasi pearson antara nilai variabel respon y dengan t diperoleh nilai korelasi sebesar 0,075 dan p-value sebesar 0,407 sehingga disimpulkan bahwa tidak ada hubungan linier antara nilai tes bakat skolastik dengan persentase calon mahasiswa yang mendaftar di universitas pada tahun kelulusan. Pemodelan nilai tes bakat skolastik dalam ujian masuk PTKIN di Indonesia menggunakan model regresi semiparametrik data longitudinal berdasarkan estimator least square memberikan hasil bahwa rata-rata nilai tes bakat skolastik PTKIN di Indonesia wilayah barat lebih dari nilai tersebut di wilayah timur yakni sebesar 20,45. Hal ini menjadi gambaran bagi pemerintah untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah timur Indonesia dan bagi PTKIN dapat dijadikan acuan untuk membuat kebijakan yang tepat guna meningkatkan kualitas calon mahasiswa yang akan mendaftar di PTKIN.
Penulis: Dr, Nur Chamidah, M,Si,
Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat pada tulisan kami di:
https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-6596/1764/1/012077/pdf
M Setyawati, N Chamidah and A Kurniawan 2021 Modelling Scholastic Aptitude Test of State Islamic Colleges in Indonesia using Least Square Spline Estimator in Longitudinal Semiparametric Regression Journal of Physics Conference Series, 1764 012077. doi:10.1088/1742-6596/1764/1/012077