Hubungan Faktor Individu dan Beban Kerja Subjektif dengan Stres Kerja Pekerja Spinning

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh danrilis

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor individu dan beban kerja subjektif dengan stres kerja pada pekerja bagian spinning PT. Delta Merlin Sandang Tekstil I Sragen. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian observasional analitik yang menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian ini sebanyak 133 responden yang dipilih menggunakan metode simple random sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Spearman. Berdasarkan hasil uji korelasi spearman antara umur dengan stres kerja didapatkan nilai p-value 0.790 yang mana nilai p > 0.05 sehingga nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan stres kerja. Berdasarkan hasil uji korelasi spearman antara jenis kelamin dengan stres kerja didapatkan nilai p-value 0.659 yang mana nilai p > 0.05 sehingga nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan stres kerja. Berdasarkan hasil uji korelasi spearman antara tingkat pendidikan dengan stres kerja didapatkan nilai p-value 0.499 yang mana nilai p > 0.05 sehingga nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan stres kerja.

Berdasarkan hasil uji korelasi spearman antara masa kerja dengan stres kerja didapatkan nilai p-value 0.730 yang mana nilai p > 0.05 sehingga nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara masa kerja dengan stres kerja. Berdasarkan hasil uji korelasi spearman antara status perkawinan dengan stres kerja didapatkan nilai p-value 0.251 yang mana nilai p > 0.05 sehingga nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara status perkawinan dengan stres kerja. Berdasarkan hasil uji korelasi spearman antara beban kerja dengan stres kerja didapatkan nilai p-value 0.000 yang mana nilai p < 0.05 sehingga nilai tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara beban kerja dengan stres kerja.

Tidak adanya hubungan antara umur dan stress kerja disebabkan oleh beban kerja yang ditanggung oleh pekerja tidak jauh berbeda antar pekerja sehingga semua pekerja baik tua maupun muda memiliki tanggung jawab yang sama dalam menyelesaikan pekerjaan. Variabel jenis kelamin tidak berhubungan signifikan dengan stres kerja karena tidak adanya perbedaan beban kerja yang signifikan antara pekerja laki-laki dan perempuan. Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dan stress kerja dikarenakan pekerjaan di bagian spinning mengutamakan kemampuan, pengalaman dan ketrampilan. Untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman dapat dilakukan dengan mengikuti berbagai bentuk pelatihan sehingga pengetahuan pekerja tidak hanya bergantung pada pendidikan formal.

Tidak ada hubungan antara masa kerja dan stress kerja dikarenakan mayoritas pekerja telah lama bekerja di bagian pemintalan sehingga sudah beradaptasi dengan baik dengan pekerjaannya. Dengan masa kerja yang lama pula maka pengalaman dan keterampilan pekerja dapat ditingkatkan sehingga berdampak baik dalam menyelesaikan masalah yang muncul dalam pekerjaan. Tidak ada hubungan antara status perkawinan dan stress kerja disebabkan oleh pekerja mendapatkan dukungan karir dari keluarganya sehingga dukungan tersebut dapat menciptakan semangat pekerja dalam bekerja. Ada hubungan yang signifikan antara beban kerja subjektif dengan stres kerja dalam penelitian ini disebabkan bekerja di bagian pemintalan membutuhkan tingkat akurasi dan konsentrasi yang tinggi. Karena pekerja bekerja mengikuti mesin yang berputar, jika terjadi kesalahan akibat kurangnya konsentrasi dalam bekerja, tentunya hal ini akan berpengaruh pada kuantitas barang yang diproduksi. Mengingat tujuan perusahaan ini adalah untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi, maka jumlah produk yang dihasilkan harus sesuai dengan target. Tidak hanya itu, pekerjaan yang dilakukan dalam kondisi berdiri dalam waktu yang lama dan dilakukan berulang kali setiap hari, sehingga dapat menimbulkan rasa penat dan kejenuhan. Jika pekerja tidak mampu beradaptasi dengan baik dalam lingkungan kerjanya, maka hal tersebut dapat menyebabkan pekerja menjadi stres.

Penulis: Dr. Noeroel Widajati, S.KM., M.Sc.

Link Jurnal: https://e-journal.unair.ac.id/IJOSH/article/view/18748

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp