Efektivitas Jarak Sinar Infra merah dalam Mengurangi Nyeri Gigi Akibat Pulpitis dan Periodontitis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Nyeri gigi merupakan suatu kondisi yang dapat dirasakan oleh semua orang dan selalu dijumpai pada pasien yang mengunjungi dokter gigi. Nyeri ini melibatkan emosi tidak nyaman dan kondisi sensorik di masa lalu akibat pulpitis dan periodontitis. Hal ini dapat terjadi terjadi ketika rangsangan menembus ke dalam gigi, sebagai rangsangan termal, kimiawi, atau mekanik, tetapi terkadang nyeri ini dapat muncul secara spontan tanpa rangsangan.

Perawatan nyeri gigi sangat dipengaruhi oleh subjektivitas setiap orang. Pada dasarnya, dokter gigi akan menghilangkan patologis penyebab secara konservatif, terapi pembedahan, atau keduanya. Salah satu terapi konservatif untuk meredakan nyeri gigi akut atau kronik adalah terapi infra merah atau panas. Infra merah pada umumnya digunakan oleh fisioterapi dan rehabilitasi medik untuk mengurangi inflamasi lokal dan segmental berdasarkan teori pada kontrol channel (kanal) dan metode hambatan iritan yang ditujukan untuk mengurangi inflamasi. kondisi ketidaknyamanan atau peradangan.

Penelitian penggunaan infra merah telah berkembang pesat sejak penemuan teknologi laser inframerah, dan pemanfaatannya yang semakin meningkat dalam kedokteran gigi sebagai pilihan terapi tambahan dalam pengobatan nyeri gigi. Laser dapat berinteraksi dengan jaringan yang dituju, menyebabkan reaksi jaringan yang berbeda sesuai dengan panjang gelombang dan jarak antara laser infra merah dan jaringan target. Kemampuan infra merah untuk meningkatkan ambang nyeri dengan menghilangkan substansi P pada area inflamasi, dan menginduksi serat dan untuk mengaktifkan γ-aminobutyrate (GABA) dan neuropeptida sehingga rasa nyeri terkurangi. Serat tipe dan bertanggung jawab atas nyeri gigi dan mungkin diaktivasi oleh mekanisme hidrodinamik.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin membuktikan tentang efektifitas jarak antara pasien dan sinar infra merah yang dapat mengurangi atau menghilangkan nyeri gigi.

Metode dan Hasil

Bahan dan Metode Penelitian eksperimental eksploratif untuk menentukan efektifitas jarak sinar infra merah: 45, 55, dan 55 cm dalam mengurangi atau menghilangkan sakit gigi. Bahan infra merah adalah tungsten dengan cahaya bercahaya dan waktu untuk pencahayaannya 15 menit.

Setiap pasien yang mengunjungi klinik gigi dan memenuhi syarat diperiksa oleh dokter gigi yang bertanggung jawab atas perawatan tersebut. Pasien dibagi secara acak menjadi tiga kelompok dan satu kelompok kontrol sebagai berikut: kelompok 1 mendapat perlakuan dengan jarak 45 cm, kelompok 2 mendapat perlakuan dengan jarak 55 cm, kelompok 3 mendapat perlakuan dengan jarak 65 cm, dan kelompok 4 sebagai kontrol tidak diterima. pengobatan. Semua pasien menjalani satu pengobatan menggunakan infra merah (Nesco SN 51; Nesco Meblab; Taiwan) dengan panjang gelombang 800 nm dan tegak lurus dengan area nyeri selama 15 menit.

Penelitian kami membuktikan bahwa perbedaan jarak inframerah efektif dalam mengurangi nyeri yang disebabkan oleh pulpitis atau periodontitis. Asumsi kami didasarkan pada informasi ilmiah bahwa perawatan penggunaan infra merah di dekat ganglion stellate menghasilkan peningkatan kecepatan aliran darah dan infra merahyang mampu menginduksi kehangatan di area yang dirawat.

Simpulan

Penggunaan sinar infra merah dengan panjang gelombang 800 nm, jarak 55 cm, selama 15 menit, dapat mengubah persepsi nyeri gigi dalam perawatan.

Penulis: Hendrik Setia Budi

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://www.thieme-connect.com/products/ejournals/abstract/10.1055/s-0040-1714454

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp