Keterlibatan Keluarga dengan Tingkat Keterbacaan Laporan Management Disclosure & Analysis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Talenta

Di negara berkembang seperti Indonesia, pelaporan perusahaan merupakan sumber informasi perusahaan yang mencerminkan kualitas capital market (Hesazadeh & Rajabalizadeh, 2019). Di pasar negara berkembang, pelaporan perusahaan merupakan sumber spesifik informasi perusahaan yang mencerminkan kualitas pasar modal (Hesarzadeh dan Rajabalizadeh, 2019). Laporan tahunan adalah salah satu bentuk pelaporan perusahaan yang berisi tanggung jawab direksi dan dewan komisaris terkait dengan pengelolaan dan mengawasi emiten atau perusahaan publik dalam 1 (satu) tahun buku (OJK, 2016). Laporan tahunan sekurang-kurangnya harus memuat gambaran tentang data keuangan penting, informasi saham, laporan direksi, laporan dewan komisaris, profil emiten atau perusahaan publik, analisis dan pembahasan manajemen, tata kelola emiten, tanggung jawab lingkungan sosial emiten, laporan keuangan tahunan yang diaudit, dan pernyataan dari anggota direksi dan dewan komisaris terkait tanggung jawab terkait laporan tahunan (OJK, 2016). Narasi tekstual mewakili sebagian besar keterbukaan informasi ini atau sekitar 80% dari isi laporan tahunan, sedangkan sisanya diwakili oleh data kuantitatif (Lo et al., 2017). Oleh karena itu, kejelasan bagian non numerik (narasi tekstual) sangat penting untuk menyampaikan informasi perusahaan secara utuh bagi para pemangku kepentingan. Secara umum, kejelasan yang lebih rendah dapat melemahkan akurasi dan penyerapan informasi (Lawrence, 2013).

Tingkat Keterbacaan pada Laporan MD&A Perusahaan Keluarga

Keterbacaan yang tinggi merupakan elemen penting dalam kualitas pelaporan perusahaan. Namun, perilaku ini mungkin berbeda di beberapa jenis perusahaan. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa perusahaan keluarga memiliki strategi pelaporan yang berbeda dari perusahaan non-keluarga (Cascino et al., 2010; Ding, Qu, & Zhuang, 2011). Berdasarkan penelitian sebelumnya ditemukan bahwa lebih dari 50% perusahaan di Indonesia dikontrol oleh keluarga (Claessens et al., 2000). Keterlibatan keluarga dalam bisnis menyebabkan adanya batasan yang bias antara keluarga dengan perusahaan. Hal ini menyebabkan identitas keluarga dalam bisnis tidak terpisahkan dengan peran keluarga. Maka konsekuensinya, corporate behavior akan memiliki dampak yang kuat pada citra dan reputasi keluarga. Dengan demikian, manajemen perusahaan merasa perlunya untuk mengaburkan beberapa informasi dalam laoran tahunan untuk mengubah perspesi dari pemangku kepentingan perusahaan. Manajer merasakan urgensi untuk mengaburkan beberapa informasi dalam laporan tahunan untuk mengubah persepsi pemangku kepentingan (Merkl-Davies dan Brennan, 2007). Meski laporan tahunan merupakan sumber informasi khusus bagi para pemangku kepentingan, persoalan keluarga reputasi dan keinginan untuk mempromosikan citra positif menjadi prioritas mereka. Manajemen keluarga yang oportunistik dapat meningkatkan persepsi pencapaian perusahaan atau menyembunyikan informasi yang dapat mempengaruhi posisi mereka secara negatif (Hooghiemstra, 2000), meskipun hal ini berarti telah terjadi asimetri informasi. Hal ini berpotensi menimbulkan konflik keagenan (Cheng, 2014).

Diarany Sucahyati, Iman Harymawan, dan Tubagus Algan Roiston telah melakukan penelitian yang bertujuan untuk meneliti hubungan keterlibatan keluarga dengan tingkat keterbacaan MD&A (Management Disclosure & Analysis) yang dirilis perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel akhir sejumlah 1.795 perusahaan publik tahun 2010-2018 yang terdaftar pada Indonesia Stock Exchange (IDX). Syarat pemilihan sampel penelitian adalah mengecualikan perusahaan bank dan finansial karena memiliki karakteristik yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Selain itu, untuk menguji hipotesis penelitian digunakan regresi ordinary least square (OLS) yang dilakukan melalui software STATA dengan menambahkan fixed effect keragaman industri dan tahun untuk memperkuat hasil penelitian.

Penelitian ini menggunakan lima metode penilaian untuk mengukur tingkat keterbacaan MD&A report, yaitu: Flesch-Kincaid Grade Level (FKG), Flesch-Kincaid Readability Index (FKR), Gunning-Fog Readability Index (FOG), Simple Measure of Gobbledygook (SMOG), dan the Coleman-Liau Readability Index (CLR). Selan itu penelitian ini menggunakan dua proxy perusahaan keluarga yaitu keterlibatan anggota keluarga di manajemen dan kepemilkan saham perusahaan. Penelitian ini menemukan hubungan negatif antara keterlibatan keluarga dengan tingkat keterbacaan MD&A (Management Disclosure & Analysis) yang dikeluarkan perusahaan. Hasil tersebut ditunjukan pada kedua proxy perusahaan keluarga dan menunjukkan hasil yang konsisten, dimana perusahaan keluarga cenderung merilis MD&A yang kurang terbaca. Selain penyajian MD&A dalam bahasa Inggris atau Indonesia, perusahaan keluarga masih menyajikan laporan dengan keterbacaan yang lebih rendah. Penelitian keterbacaan yang berkaitan dengan perusahaan belum menjadi topik yang banyak dibahas oleh para peneliti. Harapannya hasil penelitian ini dapat berguna bagi penelitian selanjutnya untuk memperdalam keterlibatan keluarga melalui keterlibatan pendiri dan generasi keluarga di perusahaan

Penulis: Iman Harymawan, S.E., MBA., Ph.D.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.ecojoin.org/index.php/EJA/article/view/642

Sucahyati, D., Harymawan, I., & Roiston, T. A. (2020). Family Involvement with MD & A (Management Disclosure & Analysis) Readability Level. Jurnal Akuntansi24(1), 67-83.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp