Fad Diet dan Body Image pada Model Wanita di Kota Malang

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Model wanita seringkali merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya karena tekanan sosial yang mengharuskan mereka tampil dengan karakter kuat dan sempurna baik secara teknis maupun artistik, dimana asumsinya adalah bentuk tubuh kurus, berat badan rendah, dan kandungan lemak rendah. Body image adalah imajinasi subjektif yang dimiliki seseorang tentang tubuhnya, terutama dalam kaitannya dengan penilaian orang lain, dan seberapa baik tubuh mereka harus disesuaikan dengan persepsi tersebut. Populasi remaja yang berprofesi sebagai model merupakan salah satu populasi yang berisiko tinggi mengalami masalah gizi karena memiliki keinginan yang kuat untuk lebih kurus dibandingkan dengan kelompok non model. Metode penurunan berat badan yang digunakan oleh remaja putri rata-rata tidak sehat atau biasa disebut fad diet. Pola makan yang dilakukan dengan metode yang salah secara terus menerus akan mengakibatkan gizi yang tidak mencukupi. Asupan nutrisi yang tidak mencukupi dalam tubuh, seperti akibat dari fad diet, dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan dalam jangka panjang.

Penelitian ini dilakukan di beberapa agensi model seperti Color Model, Posh Modelling School, Gabs Modeling, SZ Model Management, Front Row, Duta Hijab Management, dan Red Modelling. Besar sampel adalah 52 orang, dimana 62% responden memiliki body image yang negatif. Kebanyakan model remaja putri merasa tidak puas dengan tubuhnya karena tuntutan pekerjaan yang menuntut penampilan dan bentuk tubuh yang ideal.

Lebih dari separuh (69,0%) responden saat ini (dan pernah) melakukan upaya menurunkan berat badan dengan metode fad diet. Jenis rangsangan diet yang paling banyak dilakukan oleh responden adalah mengkonsumsi minuman yang dipercaya dapat menghilangkan lemak (produk pelangsing seperti shaker, slimming tea, dan minuman berserat) sebanyak 57,6% dan metode diet dengan mengkonsumsi satu jenis makanan saja (karbohidrat, protein saja, atau buah dan sayur saja) dengan persentase 55,7%.

Sebagian besar responden melakukan diet dengan cara yang salah. Sehingga, asupan energi menjadi rendah. Responden mengurangi frekuensi makan dan mengurangi porsi karbohidrat, bahkan tidak mengonsumsi karbohidrat sama sekali dalam satu hari. Konsumsi karbohidrat dapat mempengaruhi fungsi kognitif manusia, karena otak paling banyak mengkonsumsi energi dari glukosa, yaitu 20% dari total asupan energi yang masuk ke dalam tubuh.

Sebagian besar responden memiliki status gizi kurus. Populasi wanita yang berprofesi sebagai model merupakan salah satu populasi berisiko tinggi mengalami masalah gizi karena kelompok model cenderung mengalami kekurangan berat badan. Model wanita memiliki BMI yang lebih rendah pada wanita pada umumnya. Hal ini cukup mengkhawatirkan karena model perempuan yang kurang gizi berisiko lebih besar terserang penyakit infeksi, anemia, dan penurunan prestasi belajar.

Fad diet adalah metode yang umum digunakan oleh orang dengan penurunan berat badan yang cepat, tetapi hanya jumlah air dan otot yang hilang, bukan jaringan lemak. Metode fad diet lainnya seperti diet rendah karbohidrat/tinggi protein dan lemak menyebabkan perubahan sumber energi utama, dari glukosa menjadi asam lemak dan keton yang dapat menyebabkan ketosis. Ketosis telah terbukti mengurangi berat badan dan meningkatkan profil lemak dan glukosa tubuh, tetapi diet ini memiliki risiko akut dan kronis.

Responden yang memiliki body image negatif lebih cenderung memiliki status gizi kurang (93,9%), namun responden yang memiliki body image positif juga masih memiliki tingkat kecukupan gizi yang kurang (52,6%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa citra tubuh memiliki hubungan dengan kecukupan gizi. Kemudian 88,8% responden dengan gizi kurang menerapkan fad diet. Hasil penelitian ini menunjukkan upaya diet dengan fad diet mengakibatkan rendahnya tingkat kecukupan gizi responden. Hasil analisis hubungan kekuatan menunjukkan hasil korelasi yang kuat antara fad diet dan tingkat kecukupan gizi.

Responden yang memiliki body image negatif dan status gizi di bawah normal saat ini (atau pernah) menerapkan metode fad diet dengan mengonsumsi minuman yang dipercaya dapat menghilangkan lemak (produk pelangsing seperti shaker, slimming tea, dan minuman berserat), hanya mengonsumsi satu jenis makanan (karbohidrat saja, protein saja, atau buah dan sayur saja), dan mengakibatkan asupan nutrisi dalam tubuh tidak mencukupi.

Penulis: Trias Mahmudiono, SKM., MPH., GCAS., Ph.D

Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat pada artikel kami di:

Mutiara Vidianinggar, Trias. Mahmudiono, and Dominikus Atmaka (2021). Fad Diets, Body Image, Nutritional Status, and Nutritional Adequacy of Female Models in Malang City. Journal of Nutrition and Metabolism.

https://doi.org/10.1155/2021/8868450

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp