UNAIR NEWS – Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) gelar Virtual Interprofessional Education (IPE) pada Kamis (29/04/2021). Sebagaimana yang ditulis pada saat acara berlangsung, bahwa IPE merupakan hal yang terjadi ketika terdapat dua atau lebih profesi saling belajar dan berkolaborasi guna meningkatkan kualitas pelayanan. Acara tersebut dihadiri sekitar 200 peserta, yang terdiri dari mahasiswa dan dosen pembimbing rumpun kesehatan dan non-kesehatan seperti Ilmu Hukum, di lingkup Universitas Airlangga (UNAIR).
Sebagai pembuka materi, Dr. Afif Nurul Hidayati, dr., Sp.KK(K) mengatakan bahwa IPE merupakan hal yang penting dan harus dipelajari oleh mahasiswa terutama yang akan belajar di Rumah Sakit Pendidikan UNAIR. Hal itu sehubungan dengan tidak hanya mahasiswa rumpun kesehatan yang belajar di sana, namun juga ada dari rumpun lain seperti sosial dan humaniora.
IPE dibutuhkan mengingat dalam penanganan pasien, perlu banyak tenaga seperti dokter, apoteker, ahli gizi, psikolog, dan lain sebagainya dengan satu koordinator. “Semua profesi diperlukan untuk memberi perawatan kepada pasien yang optimal, namun tetap perlu koordinator. Tidak ada profesi yang lebih tinggi atau penting dari lainnya,” tutur dr. Afif.
Menurut dr. Afif, mahasiswa tetap wajib belajar sesuai dengan kompetensi masing-masing dan dengan saling berkolaborasi. “Mahasiswa tetap wajib belajar sesuai kompetensi atau profesinya. Di samping belajar untuk kompetensinya, dibutuhkan kolaborasi dan komunikasi sebagai anggota tim,” tambah dr. Afif.
Melalui IPE, mahasiswa dapat belajar berkolaborasi dan berkomunikasi baik dengan semua pihak, termasuk pasien dan keluarganya. Selanjutnya, dr. Afif menuturkan bahwa diharapkan hal itu dapat mengoptimalkan mutu kesehatan dan keselamatan pasien.
“Semua sekolah kesehatan mempunyai kewajiban melahirkan professional yang siap mengakses dan memahami kebutuhan kesehatan masyarakat, yang diperoleh dengan pembinaan melalui kerja sama dan kolaborasi inter-professional,” tulis dr. Afif mengutip dari Macy Foundation. Selain itu, dr. Afif juga mengutip dari Institute of Medicine bahwa semua ahli kesehatan merupakan anggota tim interdisipliner dalam IPE yang harus dididik untuk memberikan perawatan pada klien.
Tidak hanya dapat diterapkan dalam konteks perawatan pasien di rumah sakit, IPE juga bisa diimplementasikan pada ranah masyarakat umum (community) salah satunya melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan di fakultas masing-masing. Selain itu juga, sebagaimana pemaparan dr. Afif bahwa IPE tidak hanya penting bagi sekolah kesehatan namun juga bagi non-kesehatan.
Terkait pentingnya IPE, maka Prof. Dr. Bambang Sektiari Lukiswanto, DEA., drh., selaku Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni akan menjadikannnya (IPE, Red) sebagai program unggulan UNAIR.
“Mahasiswa baru 2021 sudah mulai bersentuhan dengan IPE sebagai program unggulan UNAIR,” ucapnya.
Sebagai Universitas terbaik di Indonesia, UNAIR mendukung mahasiswanya untuk dapat berprestasi di kancah nasional maupun internasional.
Penulis: Fauzia Gadis Widyanti
Editor: Khefti Al Mawalia