Telah dilakukan pada kegiatan sebelumnya berupa telah dilakukan pemeriksaan gigi secara holistik dan telah dibuat buku “Modul pertumbuhkembangan gigi geligi pada anak Sekolah Dasar Al-Azhar 11” Surabaya, maka tahun ini dilanjutkan dengan memberikan sosialisasi buku modul dan pelatihan terhadap anak sekolah, guru, serta wali murid guna “meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan pertumbuhkembangan gigi dan mulut”. Bentuk sosialisasi ini, wali murid, guru, dan orang tua akan digiring pengetahuannnya melalui “media gambar” menggunakan system aplikasi kondisi di dalam mulut yang berurutan sesuai dengan mengenai pertumbuhkembangan geligi sejak tumbuhnya gigi pertama kali yaitu geraham besar pertama dan gigi insisif, gigi kaninus, dan seterusnya.
Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi penduduk yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut adalah 23% dan 1,6% penduduk telah kehilangan seluruh gigi aslinya. Jumlah yang menerima perawatan atau pengobatan dari tenaga kesehatan adalah 29,6%. Susunan gigi yang berdesakan dan tidak rapi (maloklusi) akan sulit dalam membersihkannya karena makanan akan mudah terjebak diantara gigi-gigi terlebih makanan yang mudah lengket. Kondisi tersebut meningkatkan resiko karies gigi, penyakit periodontal, dan gigi tanggal premature (sebelum gigi tetap siap tumbuh), yang pada akhirnya terbentuk maloklusi.
Maka dari itu kegiatan sosialisasi buku modul ini sangatlah penting untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan pertumbuhkembangan gigi dan mulut. Kegiatan sosialisasi ini telah berlangsung selama 2 hari dengan rentang jeda waktu 1 bulan, kegiatan pertama yaitu sosisalisasi menggunakan sarana grup whatsapp orang tua dan panitia. Materi penyuluhan berupa video yang di gunakan sebagai sarana sosialisasi modul pertumbuhkembangan kepada orang tua, guru dan siswa-siswi. Modul ini telah di upload ke youtube sehingga orang tua dan siswa siswi mampu kegiatan sosisalisasi modul ini mudah diakses oleh orang tua/guru dan siswa-siswi. Pelatihan pengenalan maloklusi dan perawatan preventif yang dapat dilakukan guru dan wali murid, sehingga orang tua dapat mengenali kelainan dan maloklusi yang terjadi pada anak-anak nya pada usia dini dan cepat di bawa kedokter gigi spesialis ortodonsia sehingga tidak terjadi maloklusi yang parah.
Dilanjutkan sosialisasi ke dua dengan metode webinar dengan para wali murid dan guru, dengan kegiatan tatap muka secara tidak langsung ini memberikan efek antusia kepada wali murid dan guru untuk menanyakan kondisi gigi geligi dan mulut anaknya terutama pada era pandemic ini. Dr. I Gusti Wahju Ardani drg., M.Kes., Sp.Ort (K) selaku ketua Pengabdian masyarakat kegiatan sosialisasi modul pertumbuhkembangan geligi mengatakan “Kami berharap kegiatan ini tidak berhenti hanya disini, namun sosialisasi modul ini akan terus berlanjut dan memberikan banyak manfaat kepada orang tua”.
Penulis: Dr. I Gusti Aju Wahju Ardani, drg., M.Kes., Sp.Ort(K)