UNAIR NEWS – Dalam era revolusi industri digital, media perlu menemukan cara untuk menjaga keberlangsungan informasi dalam jangka panjang. Guna menjawab tantangan tersebut, Pusat Pengembangan Media dan Kehumasan (PPMK) Universitas Airlangga (UNAIR) menandai peluncuran produk sustainable media terbaru WIKSADIPA itu dengan pelatihan multimedia selama dua hari (24-25 April 2021) di Aula Kahuripan.
Peluncuran WIKSADIPA mengikuti pencapaian terbaru dari PPMK sekaligus dalam upayanya meraih pangsa pasar media dan sarana kolaborasi. Hal itu juga dipertegas Alifian Sukma, salah seorang konten kreator di WIKSADIPA.
“New media ini dibuat atas dasar permintaan pangsa pasar perusahaan. Bahkan institusi di antaranya ingin berkolaborasi mengiklankan produknya di laman UNAIR,” katanya.
Berangkat dari permintaan tersebut, Rektor UNAIR Prof.. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak. langsung menjawab dan dibentuklah sarana media WKSADIPA tersebut. WIKSADIPA sendiri merupakan sebuah platform media yang mengusung konsep new media. Di mana di dalamnya terdiri atas beragam bentuk medium, mulai portal diskusi, newsroom, podcast, televisi digital, hingga riset dan pengembangan media.
Diproyeksikan, new media itu dapat menjadi Laboratorium. Baik bagi mahasiswa maupun civitas akademika di UNAIR. “WIKSADIPA ini harapannya dapat menjadi laboratorium bagi mahasiswa yang akan mengajukan skripsi atau pun para pakar yang hendak bertukar informasi,” ungkap Alifian.
Sebelumnya, para mahasiswa sendiri dalam proses pembuatan skripsi lebih condong menggunakan metode pengisian kuesioner. Dengan adanya WIKSADIPA, diharapkan mahasiswa mampu melahirkan metode baru yang lebih efisien dan bermanfaat.
“Harapan ke depan, dengan adanya new media ini, mahasiswa dapat menghasilkan karya skripsi yang tidak hanya melulu melalui buku. Tetapi, mengapa tidak apabila hasil karya skripsi mereka dapat berupa film, web series, ataupun podcast,” ujar Alifian.
Bukan hanya itu, karena program pelatihan itu mengajak beberapa pendaftar untuk gabung dalam magang. Tentu mahasiswa yang magang dapat berkarya dalam pembuatan konten di media tersebut. Selain bermanfaat dalam pengembangan bakat mahasiswa, hal itu diharapkan mampu membawa mahasiswa untuk mendapat pengakuan atas karyanya.
“Karya-karya mahasiswa yang turut berproses dalam pembuatan konten akan difasilitasi melalui credit title. Di mana nantinya di sana akan tertulis nama-nama pembuat konten,” pungkas Alifian. (*)
Penulis: Zahwa E. Bella
Editor: Feri Fenoria