Kombinasi PDT dan Doxycyclin untuk Penyembuhan Periodontitis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: https://adcdentist.co.id/

Rongga mulut merupakan salah satu tempat dalam tubuh manusia yang mengandung mikroorganisme dengan keanekaragaman paling tinggi dibanding tempat lain. Bakteri merupakan salah satu mikroorganisme yang hidup secara berkoloni dan mampu membentuk plak pada daerah gigi hingga daerah subgingiva. Bakteri dapat masuk ke dalam jaringan dan mengganggu sistem pertahanan host melalui faktor virulensi yang dihasilkan. Lipopolisakarida  merupakan faktor virulensi utama yang dapat menyebabkan inflamasi gingiva hingga kerusakan tulang pada jaringan periodontal secara langsung. Selain itu, plak yang terakumulasi pada daerah subgingiva dapat mengganggu sistem drainase pada jaringan periodontal sehingga menyebabkan abses. Beberapa studi menyebutkan bakteri Porphyromonas gingivalis merupakan salah satu bakteri anaerob gram-negatif yang bertempat pada daerah subgingiva  dan berpotensi menyebabkan kerusakan pada jaringan periodontal. Penyakit periodontitis dikenal sebagai penyakit yang sulit dicegah dan disembuhkan. Selama ini metode perawatan dan pencegahan yang dilakukan bertujuan untuk menghilangkan koloni bakteri penyebab infeksi pada daerah supragingiva dan subgingiva agar jaringan dapat diperbaiki dan beregenerasi.

Photodynamic Therapy (PDT) merupakan metode terapi yang bertujuan utama untuk inaktivasi bakteri yang bersifat non-invasive. Terapi ini telah dipergunakan dalam menangani inflamasi kronis dan dipercaya sebagai alternatif dalam mengatasi bakteri yang resistan terhadap antibiotik. Keberhasilan terapi ini karena adanya ketersediaan tiga komponen utama, yakni cahaya, fotosensitiser, dan oksigen. Selain itu rapat energi selama penyinaran juga berperan penting untuk efektivitas terapi. Kesesuaian spektrum serap fotosensitiser dengan sumber cahaya yang digunakan akan mengaktivasi proses penyerapan cahaya oleh agen fotosensitif yang selanjutnya memicu terjadinya reaksi fotokimia. Reaksi ini menghasilkan berbagai reactive oxygen species (ROS) yang menyebabkan fotoinaktivasi bakteri karena efek oksidatif yang dihasilkan dapat menghambat aktivitas bakteri hingga menyebabkan kematian bakteri.

Kombinasi terapi fotodinamik laser diode 405 nm rapat energi 8 J/cm2 dan antibiotic doxycycline 0.1% dapat dipergunakan sebagai modalitas terapi antibakteri pada penyakit periodontitis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tikus galur Wistar model periodontitis, kombinasi perlakuan tersebut menunjukan efek immunomodulatory yang menunjukan bahwa respon terhadap bakteri berkurang dan berujung pada proses penyembuhan. Lipopolisakarida beserta faktor virulensi lainya diketahui dapat memodulasi sistem pertahanan host yang berdampak pada immune down-regulation. Kegagalan innate immunity dalam mengeliminasir antigen berdampak pada keberlanjutan sistem adaptive immunity. Pada kondisi ini makrofag yang juga berperan sebagai komponen antigen-presenting cell yang dapat mengenali bakteri dan melepaskan mediator inflamasi.

Limfosit B terlibat dalam perlawanan bakteri melalui reaksi antigen-antibody reaction, sedangkan limfosit T memediasi pertahanan host terhadap adanya respon dalam bentuk subset T helper (CD4+ Th) dan  T  cytotoxuc  (CD8+  cytotoxic). Kegagalan dalam mengatasi adanya antigen menyebabkan adanya pelepasan berbagai mediator pro-inflamasi seperti IL-1β dan TNFα secara terus menerus yang menyebabkan kerusakan jaringan. Tingginya ekspresi makrofag dan mediator proinfalamasi lainnya dapat diasosiasikan dengan kerusakan jaringan yang sedang terjadi. Hal ini dibuktikan dengan tingkat ekspresi sel makrofag secara berturut-turut mengalami penurunan pada hari pertama hingga ketujuh, serta tingginya sel limfosit mulai hari pertama hingga ketujuh khususnya hari ketiga. Proses penyembuhan dimediasi oleh tingkat ekspresi fibroblas yang meningkat mendekati tikus yang sehat khususnya pada hari kelima pemberian terapi. Hasil analisis histomorfologi yang telah dilakukan dengan mengukur Cemento Enamel Junction (CEJ) dengan tulang alveolar (AV) dapat disimpulkan bahwa tikus mengalami penyembuhan pada hari ketujuh.

Penulis : Suryani Dyah Astuti

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://bmcoralhealth.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12903-021-01435-0

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp