Saat ini, masalah kolesterol tinggi banyak terjadi di kalangan masyarakat, tidak hanya pada kelompok usia lanjut, kelompok usia produktif pun juga tak luput dari masalah kolesterol tinggi. Kolesterol tinggi merupakan manifestasi dari pola makan tinggi lemak dan kolesterol dalam kurun waktu panjang. Hiperkolesterolemia adalah kelainan metabolisme yang ditandai dengan peningkatan darah kadar kolesterol lebih dari 200 mg / dL. Kondisi ini seringkali tidak disadari oleh kebanyakan orang jika tidak melakukan tes darah teratur, sedangkan hiperkolesterolemia dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan berakibat stroke.. Pada dasarnya tubuh manusia secara alami menghasilkan kolesterol sekitar 60% -75% dan 25% -45% berasal dari kolesterol makanan. Namun, berlebihan dalam Konsumsi kolesterol dan lemak dapat menyebabkan penumpukan kolesterol dalam darah.
Pengembangan alat skrining yang dapat mengukur asupan kolesterol dengan cepat dapat membantu individu maupun tenaga kesehatan dalam asesmen asupan kolesterol sehingga bisa melakukan tindakan preventif agar tidak terjadi hiperkolesterol. Metode Semi-kuantitatif food frequency questionnaire (SQFFQ) sebenarnya sudah lama dikembangkan, namun, belum ada yang bertujuan untuk secara spesifik mengukur asupan kolesterol individu, terutama pada populasi Indonesia. SQFFQ harus di validasi sebelum dapat digunakan sebagai alat ukur. Selain untuk setting individu, SQFFQ yang dikembangkan ini juga dapat digunakan dalam penelitian epidemiologis dengan populasi yang besar karena alat ukur ini termasuk cepat, mudah, murah, dan less burden bagi responden sehingga dapat direkomendasikan, terutama untuk meneliti hubungan asupan kolesterol dengan terjadinya masalah kesehatan tertentu.
Metode dan Hasil
Uji validitas dilakukan pada 30 lansia di wilahay kerja Puskesmas Jagir, Surabaya. Penelitian dilakukan dalam 2 tahap; fase pertama berfokus pada pengembangan alat SQ-FFQ dan tahap kedua mengkur reliabilitas dan validitas kuesioner. Pengembangan SQ-FFQ untuk memperkirakan asupan kolesterol awalnya dilakukan dengan mengumpulkan beberapa item makanan yang mengandung tinggi kolesterol berdasarkan Database Komposisi Pangan Indonesia, kemudian dipilah-pilah s ketersediaan bahan makanan di wilayah penelitian. Kami menghilangkan item makanan yang tidak tersedia di sekitar lokasi penelitian. Selanjutnya dilakukan pre-test untuk menguji SQ-FFQ yang dikembangkan pertama kali. Jika asupan satu atau lebih banyak item makanan sebanyak nol (0) gram, maka bahan makanan tersebut akan dihapus dari kuesioner SQFFQ. Studi reliabilitas dan validitas alat skrining SQFFQ dilakukan selama kurun waktu 4 minggu.
Hasil pengembangan alat skrining asupan kolesterol mendapatkan 25 bahan makanan yang dimasukkan ke dalam form SQFFQ akhir dan akan di uji validitasnya. Kekuatan kesepakatan dalam mengukur asupan kolesterol antara 2 SQ-FFQ menunjukkan hasil sebesar 0,609 artinya SQ-FFQ yang kami kembangkan menunjukkan reliabilitas yang baik, dengan kata lain adalah tingkat kesepakatan antara 2 kali pengisian SQFFQ di waktu yang berbeda cukup baik. Selain itu, SQFFQ yang dikembangkan juga menunjukkan konsistensi internal yang baik. Tidak berbeda jauh dengan hasil uji reliabilitas, uji validitas SQFFQ yang dikembangkan juga menunjukkan hasil yang memuaskan. SQFFQ yang dikembangkan divalidasi dengan metode estimasi food record selama 6 hari. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa asupan kolesterol yang dinilai menggunakan catatan food diary berulang lebih tinggi estimasi dari SQFFQ. Good agreement juga ditemukan dalam perkiraan asupan kolesterol rata-rata.
Alat skrining asupan kolesterol SQFFQ yang dikembangkan oleh dosen departemen gizi fakultas kesehatan masyaarakat universitas airlangga untuk penilaian asupan kolesterol terbukti memiliki reliabilitas dan validitas yang baik serta dapat digunakan sebagai instrument yang bermanfaat. Akan tetapi, kedepan, validitasnya dapat ditingkatkan dengan menghilangkan item makanan yang masih sangat jarang dikonsumsi. Studi lebih lanjut untuk memvalidasi SQ-FFQ ini ke populasi kelompok usia yang berbeda dengan menggunakan indikator biokimia (kolesterol total, trigliserida, LDL maupun HDL) dapat dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
Penulis: Nindya, T. S., Mahmudiono, T., & Rachmah, Q. (2021). The estimation of cholesterol intake in elderly: reliability and validity of short, Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Journal of Nutrition and Health, 54(1), 95-103.
Artikel dapat ditemukan pada link berikut: https://pc.e-jnh.org/pdf/10.4163/jnh.2021.54.1.95
Penulis : Qonita Rachmah