Hubungan Konsentrasi Benzene dengan Eritrosit, Hemoglobin, dan Keluhan Kesehatan Pekerja di Industri Percetakan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Solusi Printing

Industri percetakan merupakan salah satu industri yang dalam proses produksinya banyak menggunakan bahan baku seperti tinta, pelarut, dan agen pembersih yang salah satunya adalah benzene. Benzene adalah cairan tidak berwarna dengan aroma manis, bisa menguap dengan sangat cepat, sedikit larut dalam air, mudah terbakar, memiliki sifat lipofilik. Benzene bisa masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan, pencernaan, dan kulit. Tingkat keparahan paparan benzena tergantung pada jumlah/konsentrasi, rute paparan, lamanya waktu paparan, usia, dan kondisi medis orang yang terpapar. Paparan benzena dalam jangka panjang memiliki efek berbahaya pada sumsum tulang, dapat menyebabkan penurunan eritrosit, perdarahan berlebihan, mempengaruhi sistem kekebalan, meningkatkan kemungkinan infeksi dan menyebabkan leukemia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi bensol dengan eritrosit, hemoglobin, dan keluhan kesehatan pada pekerja di Industri Percetakan Surabaya.

Pengukuran konsentrasi benzene di udara di Surabaya Printing X dilakukan pada tiga titik dengan konsentrasi benzene tertinggi yaitu 15,6418 ppm dan konsentrasi terendah 0,9695 ppm. Dengan demikian konsentrasi benzene di udara di Surabaya X Printing telah melebihi TLV yang ditentukan dalam Permenaker Nomor 5 Tahun 2018 adalah 0,5 ppm. Sebanyak 52,6% pekerja memiliki sepuluh tahun masa kerja <10 tahun dan 47,4% pekerja memiliki masa kerja ≥10 tahun. Masa kerja terlama adalah 24 tahun sedangkan masa kerja terpendek adalah 1 tahun. Pekerja Percetakan X Surabaya mengalami keluhan kesehatan seperti batuk (73,7%), sakit kepala (63,2%), dan sesak napas (26,3%). Keluhan kesehatan pekerja merupakan tanda bahwa paparan benzena mulai berdampak pada kesehatan pekerja.

Hasil tes darah menunjukkan bahwa 18 pekerja memiliki kadar hemoglobin normal. Meskipun begitu, satu responden memiliki kadar hemoglobin di bawah normal dan 1 responden lainnya memiliki kadar hemoglobin minimal normal. Hasil uji antara konsentrasi benzena dan eritrosit menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dengan p = 0,033. Hubungan ini cukup kuat dan memiliki arah yang positif, artinya semakin tinggi kadar benzene di udara maka semakin tinggi pula kadar eritrositnya. Tidak ada hubungan bermakna antara konsentrasi benzena di udara dan hemoglobin dengan nilai p = 0,158. 

Konsentrasi benzene di udara di Surabaya X Printing telah melebihi NAB. Terdapat 5 responden dengan kadar eritrosit di atas normal dan satu responden memiliki kadar hemoglobin di bawah normal. Ada hubungan yang signifikan dan searah antara konsentrasi benzena dengan eritrosit sehingga semakin tinggi kadar benzena maka semakin tinggi pula kadar eritrositnya. Namun, tidak ada hubungan yang signifikan antara konsentrasi benzena dan hemoglobin. Keluhan kesehatan yang banyak dialami pekerja dalam penelitian ini antara lain batuk, sakit kepala, dan sesak napas.

Penulis: Abdul Rohim Tualeka

Link artikel : https://medicopublication.com/index.php/ijfmt/article/view/12079

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp