UNAIR NEWS– Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten dengan perkembangan yang cukup signifikan. Dalam 2 periode kepemimpinan Bupati Abdullah Azwar Anas, Banyuwangi berhasil meningkatkan pendapatan per kapitanya dari 20,9 juta menjadi 48,8 juta dan menekan angka kemiskinan dari 11,2% menjadi 7,8%. Hal tersebut mengantarkan Banyuwangi meraih berbagai macam prestasi baik tingkat regional hingga internasional.
Azwar Anas merangkum 10 tahun perjalanan, kisah sukses dan strategi Banyuwangi untuk bertranformasi melalui 3 buku yang ditulisnya. Buku berjudul Anti-Mainstrem Marketing: 20 Jurus Mengubah Banyuwangi”, “Inovasi Banyuwangi: Jalan Terpendek Mencapai Layanan Publik Prima” dan “Creative Collaboration: 10 Tahun Perjalanan Transformasi Banyuwangi” pun mendapat apresiasi oleh banyak kalangan termasuk akademisi.
Dalam acara Bedah Buku yang diselenggarakan oleh PSDKU Universitas Airlangga dan lembaga Indonesian Institute for Public Governance (IIPG) secara hybrid Rabu (24/03) lalu. Effendi Ghazali, pakar Komunikasi Universitas Indonesia yang hadir secara daring mengungkapkan, Buku berjudul Anti-Mainstrem Marketing: 20 Jurus Mengubah Banyuwangi merupakan sebuah algoritma yang menjadi kunci dalam pengembangan Banyuwangi.
“Dari sisi komunikasi, 20 poin yang disampaikan dalam buku ini bisa dikatakan sebagai algoritma azwar anas atau algoritma Banyuwangi, mulai bagaimana cara mengubah citra daerah, marketing dengan cara yang tidak biasa, dan tentunya dengan membaca buku ini rekan-rekan kepala daerah bisa mengikutinya,” ungkap Effendi.
Sementara itu, turut hadir dalam kesempatan tersebut Badri Munir Sukoco SE., MBA., Ph.D., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga yang membedah buku “Inovasi Banyuwangi: Jalan Terpendek Mencapai Layanan Publik Prima”. Dirinya menyampaikan bahwa salah satu inovasi yang membuat Banyuwangi sampai sejauh ini adalah dilakukanya Orkestrasi terhadap setiap dinas, ASN dan stakeholder.
“Dalam buku ini, dijelaskan tentang 6 prinsip kreatif Inovasi yang dilakukan oleh Banyuwangi, yaitu prinsip ATM (amati, tiru modifikasi), Daya saing, paradoks, fokus dan proaktif,” jelasnya.
Selanjutnya ia juga menambahkan, sebagai bupati Anas dinilai mampu menginterpretasikan gagasannya terhadap semua komponen pemerintahan sehingga mampu melakukan orkestrasi terhadap semua dinas, yang ini merupakan hal terpenting untuk dilakukan oleh seorang pemimpin.
Sementara itu, Abdullah Azwar Anas yang juga turut hadir pada kegiatan yang diikuti sekitar 200 partisipan baik daring maupun luring tersebut mengungkapkan, bahwa buku ini merupakan buah kolaborasi dan kontribusi berbagai pihak. Mulai dari masyarakat Banyuwangi, birokrat, hingga instansi vertikal lainnya.
“Meski dikatakan sebagai masterpiece saya, 3 buku ini merupakan hasil dari kerja, dukungan dan kolaborasi banyak pihak yang menggambarkan tentang perubahan Banyuwangi,” jelas Mantan Bupati Banyuwangi tersebut. “Sehingga saya harap dengan hadirnya buku ini dapat membantu rekan-rekan kepala daerah untuk dapat mengikuti jejak Banyuwangi,” tandasnya.
Penulis: Ivan Syahrial Abidin
Editor: Nuri Hermawan