UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mengukuhkan diri sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Kali ini reputasi tersebut diperkuat dengan hasil rilis akreditasi internasional Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS WUR) 2021 by Subject Medicine. Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR berhasil menduduki posisi tiga besar terbaik di Indonesia dengan peringkat 551-600 dunia.
Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR Prof. Dr. dr. Budi Santoso, Sp.OG(K) menuturkan terdapat empat indikator penilaian. Ialah Employer reputation, Academic reputation, Research citations per paper, dan H-index atau tolak ukur produktivitas dan dampak dari hasil publikasi yang diterbitkan oleh para dosen dan/atau peneliti.
“Penilaian terkait employer reputation dapat dilihat dari relevansi pendidikan dengan dunia kerja,” tuturnya.
Indikator pertama tersebut juga berkaitan dengan lulusan UNAIR yang diakui berkontribusi di berbagai organisasi. Terkait hal tersebut, lanjut Prof. Budi, penilaian didasarkan pada stakeholder pengguna lulusan UNAIR.
Selanjutnya, indikator kedua adalah kualitas pendidikan atau academic reputation. Penilaian tersebut menjadi penting sebagai bukti bahwa kualitas pendidikan UNAIR telah diakui oleh berbagai pihak di seluruh dunia.
“Sedangkan untuk nilai sitasi dan h-index, diukur berdasarkan publikasi yang terindeks di pangkalan data scopus,” terangnya.
Upaya FK UNAIR Meraih Peringkat QS WUR Medicine
Dekan FK UNAIR itu menjelaskan bahwa usaha FK UNAIR dalam meraih peringkat tersebut tidaklah mudah. Ada berbagai program strategis yang telah FK UNAIR kembangkan yang mencakup 5 hal penting.
“Kelima hal itu adalah Good education, Entrepreneurship, System of information, Internationalization dan Digitalization,” terang Prof. Budi.
Menurut Prof. BUS, sapaan akrabnya, ada sejumlah keunggulan pada Subject Medicine yang dimiliki oleh FK UNAIR. FK UNAIR memiliki jumlah mahasiswa yang kini telah mencapai angka empat ribu, dengan dosen aktif sekitar empat ratusan.
“Selain itu, kami juga memiliki sebaran departemen yang cukup banyak mencapai 28 departemen, dengan 41 program studi,” jelasnya.
FK UNAIR saat ini sedang gencar menggalakkan berbagai kerja sama, baik yang sifatnya regional, nasional, bahkan internasional. Selain itu, FK UNAIR juga mulai mengembangkan kurikulum entrepreneurship.
“Tercatat, kami memiliki 40 kerja sama dalam negeri, dan 20 kerja sama untuk luar negeri. Saat ini, kami memiliki 14 Adjunct Professor dan beberapa international staff,” tambahnya.
FK UNAIR juga secara aktif mengadakan kegiatan-kegiatan internasional meskipun dalam suasana pandemi. Di antaranya adalah expert lecture class, joint webinar (AWCS) dan program adjunct professor dari masing-masing departemen.
Strategi Pengembangan Jangka Menengah PRIME
Prof. BUS beserta jajaran sivitas akademika FK UNAIR telah menyiapkan strategi pengembangan jangka menengah 2020-2025 yang termanifestasi dalam motto PRIME Faculty of Medicine. PRIME adalah “Professional and student-centered curriculum, Responsive and accessible management system & public problem, Innovation based on education and research, Modern Learning Ecosystem, dan Entrepreneurship building program”.
“Saya berterima kasih kepada semua pihak, khususnya para sivitas akademika FK UNAIR atas solidaritas selama ini dalam upaya peningkatan mutu fakultas. Peringkat yang terus meningkat ini mengindikasikan kerja cerdas, kerja keras, dan kerja ikhlas sebagai bentuk dari tanggung jawab moril terhadap pengembangan pendidikan di Indonesia,” pungkasnya. (*)
Penulis: Sandi Prabowo
Editor: Khefti Al Mawalia