Pendekatan Bioinformatika: Senyawa Katekin Teh sebagai Agen Antivirus melalui Mekanisme Apoptosis dan Triple Inhibitor untuk Infeksi HIV-1

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi inveksi HIV. (Sumber: guesehat)

Human Immunodeficiency virus type 1 (HIV-1) termasuk dalam keluarga Retrovirus dan memiliki envelope yang terdiri atas struktur spike glycoprotein gp120 dan gp41. Virus menggunakan reseptor dan co-receptor jenis CD4+, CCR5, dan CXCR4 untuk proses entry melalui fusi virion ke dalam sel inang. Materi genetik penyusun virus ini terdiri atas single-stranded RNA, infeksi virus ini memicu kondisi oportunistik akibat penurunan jumlah populasi T-cell CD4+ dalam tubuh

Penanganan infeksi HIV-1 saat ini melalui penggunaan antiretroviral dengan target enzim protease, integrase, dan reverse transcriptase HIV-1. Senyawa obat yang berikatan dengan tujuan melakukan inaktivasi enzim target pada virus disebut inhibitor. Penggunaan kombinasi antiretroviral dalam jangka waktu yang panjang juga tidak memberikan dampak baik terhadap tubuh pasien. Oleh karena itu diperlukan sebuah senyawa kimia yang mampu melakukan penghambatan pada aktivitas ketiga enzim tersebut.

Terapi antiretroviral juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit, hal tersebut memungkinkan solusi alternatif seperti penggunaan senyawa alami dari tumbuhan spesifik dapat diperlukan untuk penanganan infeksi HIV-1. Tumbuhan Camellia sinensis memiliki kandungan catechin yang beragam seperti Catechin (C) Catechin Gallate (CG), Gallocatechin (GC), Gallocatechin Gallate (GCG), (-)-Epicatechin (EC), (-)-Epicatechin Gallate (ECG), (-)-Epigallocatechin (EGC), dan (-)-Epigallocatechin Gallate (EGCG).

Senyawa catechin dalam teh hijau dilaporkan memiliki aktivitas antiviral terhadap HIV-1 ketika digunakan dalam dosis tertentu. Pemberian catechin menyebabkan penurunan viral load dan penghambatan mekanisme entry terhadap sel inang secara in vitro. Pemberian tea catechin juga memicu sel yang terinfeksi mengalami mekanisme apoptosis. Namun penelitian sebelumnya tidak menjelaskan mekanisme molekuler secara detail terkait aktivitas tea catechin bersifat antiviral dan apoptosis agonis.

Bioinformatika dapat digunakan untuk mempelajari maupun memprediksi aktivitas senyawa bioaktif yang terkandung dalam bahan alam yang berperan misalnya sebagai kandidat antiviral, studi dilakukan melalui metode prediksi potensi kandidat senyawa obat, molecular docking, interaksi protein ligan, dan prediksi jalur biologis suatu senyawa. Pada penelitian ini memprediksi mekanisme molekuler potensi senyawa kimia dari Camellia sinensis sebagai kandidat antivirus HIV-1 dengan mekanisme inhibitor protein virus spesifik dan apoptosis agonist melalui pendekatan in silico.

Senyawa tea catechin memiliki potensi sebagai antiviral HIV-1 melalui mekanisme apoptosis agonist dan triple inhibitor. Apoptosis terjadi akibat interaksi tea catechin dengan protein pro-apoptosis dalam sel dan senyawa EGCG merupakan salah satu golongan dari tea catechin yang memiliki kesamaan posisi pengikatan pada domain protein target dengan ketiga senyawa kontrol. Ikatan kompleks molekul EGCG menghasilkan energi pengikatan rendah, hal tersebut memungkinkan EGCG berperan sebagai triple inhibitor pada infeksi HIV-1.

Penulis: Arif Nur Muhammad Ansori, Alexander Patera Nugraha

Link Artikel: https://jppres.com/jppres/in-silico-tea-catechin-as-hiv-antiretroviral-agent/

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp