UNAIR NEWS – Dalam menjalankan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Masyarakat (KKN-BBM) ke-63 UNAIR, kelompok 147 melakukan demo budidaya aquaponik dengan metode budikdamber (budidaya ikan dalam ember) sebagai upaya ketahanan pangan dan alternatif mata pencaharian warga. Kegiatan ini dilakukan pada Minggu (24/1/2021) dengan partisipan sebanyak 25 orang. Mereka adalah ibu rumah tangga warga RT 06 Bhineka X, Kelurahan Bulak Banteng, Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya.
Aquaponik sendiri merupakan gabungan teknologi akuakultur dan hidroponik pada media non tanah dalam satu sistem untuk mengoptimalkan fungsi air dan ruang pada media pemeliharaan. Pada teknik akuaponik, limbah budidaya ikan dan sisa pakan digunakan sebagai pupuk bagi tanaman.
Penanggung jawab kegiatan, Syarifa Bintang Maharani yang merupakan mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, menyebutkan bahwa budidaya ikan dalam ember sangat cocok dan efektif diterapkan di Kelurahan Bulak Banteng. Mengingat, mayoritas pekarangan rumah warga cukup sempit. Selain itu, melalui program aquaponik juga penggunaan air lebih hemat, tidak membutuhkan listrik, dan dapat dilakukan di rumah masing-masing.
“Aquaponik dengan sistem budikdamber adalah kegiatan yang tepat dilakukan di masa pandemi Covid-19 karena hanya membutuhkan sedikit modal dan dapat menghasilkan keuntungan dari hasil panen sayuran dan ikan yang dipelihara,” ungkapnya.
Atas latar belakang tersebut, kelompok 147 KKN-BBM 63 UNAIR yang beranggotakan sembilan orang dari Fakultas Perikanan dan Kelautan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta Fakultas Kesehatan Masyarakat, melaksanakan program tersebut. Sosialisasi kegiatan budikdamber diadakan di rumah Ketua RT 06 Bhineka, Kelurahan Bulak Banteng, Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya.
Kegiatan sosialisasi budikdamber meliputi informasi bahan serta peralatan yang dibutuhkan, penyeleksian bibit ikan lele dan bibit kangkung terbaik, dan cara budidaya ikan lele dan kangkung. Sebelum penyampaian materi mengenai budikdamber, mahasiswa menjelaskan tentang hidroponik sederhana. Hal ini didasari bahwa budikdamber yang merupakan inovasi dari sistem akuaponik termasuk ruang lingkup dari hidroponik, yaitu menanam tanpa media tanah.
Tim mahasiswa menjelaskan tentang pengertian hidroponik, media dan nutrisi yang digunakan, cara melakukan penyemaian, dan macam-macam sistem hidroponik.
Menurut Syarifa, antusiasme warga terhadap program sosialisasi ini sangat tinggi. Masyarakat merasa senang dengan adanya hal baru untuk dipelajari, proses pembuatannya pun sederhana dan tidak mengeluarkan banyak biaya. Dengan melakukan demo pembuatan aquaponik sederhana, harapannya pengetahuan dan minat warga setempat terhadap budidaya aquaponik dapat meningkat sehingga masyarakat dapat tetap produktif walaupun lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. (*)
Penulis: Clarissa Mulialim
Editor: Binti Q. Masruroh