UNAIR NEWS – Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (UNAIR) sejak lama menjadi penyumbang aktif di bidang penelitian. Hal itu bukan tanpa alasan. Departemen yang membawahi S1 dan S2 Kimia tersebut selama ini berhasil mempublikasikan paper yang berafiliasi terindek Scopus dengan jumlah 62 paper journal pada tahun 2020.
Terdapat beberpa produk terkemuka yang lahir di bawah naungan Departemen Kimia. Seperti produk excelzyme sebagai bahan pupuk, katalis, dan pakan ternak yang di inisiasi oleh Prof. Dr. Niyoman Tri Puspaningsih, M.Si; produk kapsul rumput laut yang oleh Prof Dr. Pratiwi Pudjiastuti dan Siti Wafiroh M.Si; produk pengolahan minyak atsiri oleh Dr. Alfinda Novi Kristanti; dan produk kit-sensor logam dan molekul organik oleh Dr. rer. nat Ganden Supriyanti.
Mochamad Zakki Fahmi, S.Si., M.Si., Ph.D, selaku Ketua Departemen dalam wawancara bersama dengan UNAIR NEWS menuturkan beberapa di antara produk tersebut menjadi landasan berdirinya lembahan penelitian dan pengajaran di UNAIR. Seperti Pusat Unggulan Institusi Rekayasa Molekul Hayati dan Pabrik Teaching Industry Kapsul Rumput Laut.
“Penelitian-penelitian yang berkembang di Departemen Kimia diarahkan untuk memberikan hasil yang berkualitas di samping tetap unggul pada aspek kuantitas. Dosen-dosen Kimia telah berperan aktif dalam memajukan iklim penelitian di FST,” ungkap Zakki yang baru dilantik awal Desember 2020 lalu.
Dalam bidang akademik, Zakki menyampaikan bahwa kurikulum di Departemen Kimia disinergikan dengan perkembagan sains dan teknologi dalam upaya menciptakan insan akademis yang produktif, inovatif, dan unggul berbasis moral. Sistem kurikulumnya juga dikembangkan dan berangsur-angsur bergeser dari teacher-based learning menjadi pola student/project-based learning.
Bukan hanya itu, dalam kegiatan pengabdian selain mengembangkn desa binaan, Departemen Kimia juga turut andil dalam pengabdian internasional dan bencana. Salah satunya ikut berperan serta dengan merancang desain dan menerjunkan mahasiswa yang tergabung dalam FST peduli bencana, yang baru-baru ini mengadakan aktivitas penyediaan air bersih di 10 desa bencana gempa Mamuju, Sulawesi Barat.
“Kegiatan pengmas di depatemen dilakukan secara regular setiap tahunnya dengan memberikan aktifitas yang secara dapat dirasakan manfaatnya secara langsung. Hal ini dilakukan untuk perwujudan kemanfaatan Departemen Kimia bagi masyarakat,” tuturnya.
Ditanya perihal tantangan, dosen asal Surabaya itu menyebut mengikuti ritme perkembangan sains dan teknologi, terutama di bidang informasi dan teknologi (IT) dan ilmu pengetahuan maju sebagai salah satu kendala. Hal itu diupayakan dengan program digitalisai yang saat ini dimulai oleh departemen, termasuk upaya system paperless dan akuntabilitas data serta penguatan riset group di departemen.
“Harapan kami kedepan dalam berkontribusi lebih terhadap masyarakat Indonesia dengan menjadi pelopor pengembangan ilmu kimia yang inovatif,” pungkasnya. (*)
Penulis : Asthesia Dhea Cantika
Editor : Binti Q. Masruroh