Usia anak-anak adalah usia yang sangat menyenangkan bagi Sebagian besar individu, namun pada usia tersebut juga termasuk ke dalam golongan usia yang rentan karena menentukan pola perkembangan gigi geligi. Pertumbuhan gigi geligi dapat dikategorikan ke dalam: 1. Pola pertumbuhan gigi geligi susu, 2. Pola pertumbuhan gigi geligi campuran (antara gigi susu dan gigi permanen), dan 3. Pola pertumbuhan gigi permanen. Yang perlu diwaspadai pada anak-anak adalah pada pola pertumbuhan gigi geligi campuran antara gigi susu dan gigi permanen, sebab dengan kehilangan gigi susu akan dapat mengganggu tempat yang seharusnya merupakan jatah bagi gigi permanenn untuk dapat tumbuh. Penyakit yang paling sering diderita oleh golongan semua umur (termasuk umur anak-anak) adalah lubang pada gigi. Baik lubang gigi yang terjadi pada fase gigi geligi susu maupun gigi geligi permanen harus mendapatkan perhatian bagi Sebagian besar orang tua, karena fungsi utama dari gigi geligi adalah untuk membantu anak tersebut untuk mengunyah dan mengucapkan beberapa huruf tertentu. Fungsi tambahan gigi susu adalah sebagai tempat untuk pergantian pada gigi geligi permanen berikutnya.
Kasus yang sering ditemui di Klinik Dokter Gigi adalah pada anak yang sedang dalam fase gigi geligi pergantian ternyata gigi geraham pertama permanen mengalami lubang dan telah sampai ke dalam bagian saraf gigi, sehingga pilihan yang ada adalah merawat gigi tersebut sampai terjadi penutupan pada saluran akar yang belum sempurna atau mencabut gigi tersebut. Sebisa mungkin untuk tidak mencabut gigi geraham pertama permanen tersebut karena jika dilakukan proses pencabutan maka anak tersebut tidak akan pernah memiliki gigi geraham pertama karena gigi permanen hanya akan sekali tumbuh berbeda dengan gigi susu. Oleh karena itu, seberapa parah pun pada gigi geraham pertama permanen harus dipertahankan melalui prosedur perawatan saluran akar. Saat ini, telah terdapat berbagai macam metode yang digunakan untuk perawatan terhadap saluran akar, yaitu: metode konvensional dan metode modern. Pada metode konvensional, memang membutuhkan waktu yang lama dan resiko yang terjadi adalah anak yang dirawat dapat menjadi tidak kooperatif, ya karena anak-anak memang tidak suka dikekang, oleh karena itu harus disiasati dengan prosedur perawatan saluran akar gigi dengan waktu yang relative cepat.
Metode modern, seiring dengan bertambahnya kemajuan zaman, menawarkan beberapa akses yang dapat dengan mudah dilakukan oleh dokter gigi Ketika merawat pasien, sekalipun pasien tersebut adalah pasien anak-anak yang notabene tidak dapat duduk berlama-lama di kursi dokter gigi. Diimbangi dengan prosedur yang modern, beberapa alat pun juga sudah digunakan alat yang relative canggih jadi dokter gigi tidak perlu susah payah di dalam merawat pasien nya yang masih berusia anak-anak. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan kepuasan dan waktu yang cepat terhadap pengaruh keberhasilan perawatan pada gigi geraham pertama anak yang membutuhkan perawatan saluran akar. Hasil yang paling baik dan memuaskan adalah hasil perawatan saluran akar pada gigi geraham pertama dengan Teknik yang modern, di mana anak tidak terlalu lama dikekang untuk duduk pada kursi dokter gigi, sehingga otomatis akan meningkatkan keberhasilan perawatan di dunia kedokteran gigi.
Penulis: Dr. Dian Agustin Wahjuningrum, drg., Sp.KG(K)
Informasi lebih detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https:// https://www.mdpi.com/2079-7737/10/1/42
Bhaggyashri A. Pawar, Ajinkya M. Pawar, Anuj Bhardwaj, Dian Agustin Wahjuningrum, Amelia Kristanti Rahardjo, Alexander Maniangat Luke, Zvi Metzger, dan Anda Kfir. [2021] Effect of Adaptive, Rotary, and Manual Root Canal Instrumentation in Primary Molars: A Triple-Armed, Randomized Controlled Clinical Trial. Biology Vol. 10 No. 42, pp: 1-11, https://doi.org/10.3390/biology10010042